30

83.8K 7.2K 288
                                    

Seiring berjalannya waktu, matahari naik semakin tinggi, dan cahaya keemasan itu menembus jendela hingga sampai pada wajah lembut wanita yang sedang tertidur.

Tara mengerutkan keningnya, lalu menelusupkan wajahnya dileher pria yang memeluknya erat.

Sedikit demi sedikit kesadaran Tara bangkit, pandangan tara kabur. Dia berkedip beberapa kali untuk menjelaskan penglihatannya. Matanya bingung, seakan dia sedang berusaha mengingat sesuatu

Saat merasakan suhu panas yang menabrak kulitnya, Tara tertegun. Ingatan semalam membanjiri kepalanya seperti air pasang

Pipi wanita itu memerah hingga keakar telinga. Merasakan lengan kekar di perutnya, Tara menatap orang disebelahnya.

Pria itu tertidur di sampingnya. rambutnya berantakan, bibir tipisnya lebih merah dari biasanya. melihat kebawah matanya, ada lingkaran hitam yang terlihat jelas.

Tiba-tiba bulu mata Alarick bergetar. Mata yang biasanya tajam itu kini terlihat sayu

Keduanya bertatapan cukup lama, hingga tara tidak tahan dan menundukan wajahnya malu.

"Selamat pagi..." Suara Alarick serak dan terdengar berat

"Pagi..." Tidak disangka, suara Tara yang biasanya jernih saat ini lebih serak dari suara Alarick, bahkan suaranya hampir tidak terdengar

Mendengar suara serak Tara, mata Alarick berkedip. Semalam Tara terlalu banyak berteriak

Bahkan saat wanita itu memohon padanya untuk berhenti, Alarick seperti binatang yang tidak punya belas kasihan, pria itu seakan telah menemukan oasis di padang pasir.

Semakin Tara berteriak semakin bersemangat Alarick.

"Sangat lelah hm?" Mata Alarick penuh belas kasihan pada Tara yang ada di pelukannya. Ini semua salahnya karena tidak bisa mengendalikan diri

Wajah Tara terkubur di dada Alarick, tangan wanita itu terlihat memukul bahu Alarick "pria jahat" ucapnya penuh keluhan

Alarick menatap tara bersalah, tangan pria itu yang ada di pinggang Tara bergerak mengusap keatas dan kebawah

"Apa yang kau..."

"Apa ini sakit?" Alarick menatap Tara intens, nadanya terdengar khawatir, tapi entah kenapa mata pria itu masih terlihat sayu

"Sakit..." Jawab tara cepat

Tenggorokan Alarick bergulir "Maaf"

Tara menggeleng. Wanita itu mendongak menatap wajah Alarick. Tangan kecilnya mengusap rahang pria itu. Alarick memejamkan matanya merasakan tangan lembut Tara menyapu wajahnya.

Tara mengusap kantung mata Alarick yang terlihat biru kehitam-hitaman "apa kau tidak tidur?" Tara bertanya malu

"Tidak"

"Tapi..." Jelas matanya menunjukan jika Alarick kurang tidur

"Aku tidak pa-pa" potong Alarick

Tara mengangguk meski dia ragu. Lalu matanya membuka lebar saat melihat jam yang ternyata sudah jam 11 siang

Melihat kearah Alarick, tara menatap pria itu heran "apa kau tidak kekantor?"

"Tidak. Hari ini aku ingin menemanimu sampai kau sembuh" tidak mungkin dia meninggalkan taranya sendiri setelah apa yang sudah dia lakukan

Lagipula....

Alarick ingin tidur sebentar. Semalam dia tidak tidur sama sekali

Alarick hanya memejamkan matanya, dan setiap lima menit pria itu membuka matanya dan langsung menatap Tara

I Live Again For My HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang