11

83.6K 7.3K 348
                                    

Jangan lupa votenya guys, komen and share juga ya!

Banyak typo bertebaran, harap hati-hati saat membaca!

HAPPY READING!🌚

🌸🏵️🌼

Tara keluar dari taksi setelah membayar, wanita itu tidak memperdulikan yoselin yang menatapnya kesal dari belakang

Kekesalan dimatanya hilang dan diganti senyum kemenangan setelah dia mengingat jika dirinya sudah menghubungi alarick.

Yoselin mengatakan jika saat ini mereka menuju rumah sakit, tentu itu bukan poin utamanya, yang menjadi poin adalah, mereka kerumah sakit untuk menjenguk dion

Tentu saja alarick yang melihat pesan itu sukses menumbuhkan amarahnya lagi, dan kepercayaan yang sudah sedikit ia pupuk sepertinya kembali hancur.

Tara tidak tau akan ada badai yang dibuat oleh yoselin, wanita itu melangkah mantap memasuki bangsal yang menjadi tujuannya dari awal.

Yoselin yang memang tertinggal kini melambatkan langkahnya, tidak bermaksud untuk masuk. Bukankah akan semakin bagus Jika alarick melihat kemesraan keduanya diruangan itu? Memikirkanya saja, sudah membuat yoselin bersemangat.

Sedangkan di ruang kantor kini aura dingin menyeruak hingga membuat vero yang baru memasuki ruangan itu menggigil tanpa sadar. Tatapannya tertuju pada alarick yang kini sedang menatap ponselnya lamat

Vero mengeluh dalam hati, entah siapa lagi yang membangunkan iblis ini. Baru saja dia akan mengucapkan sesuatu, alarick beranjak dari duduknya, lalu berjalan melewatinya seperti tidak melihatnya sama sekali

Melihat wajah dingin hingga seperti dilapisi tinta tadi, vero berdecak, dia yakin ini pasti berhubungan dengan wanita itu, siapa lagi yang bisa membuat wajah dingin itu penuh amarah

Dengan enggan vero berlari mengikuti alarick.
.
.
.

Tara mengerutkan keningnya saat melihat wajah pucat orang didepannya.

"Bukannya kau tidak apa-apa semalam?"

"Tapi sekarang nyatanya aku sakit"

Tara menghela nafas panjang "hal bodoh apa lagi yang kau lakukan?" Meski tara mungkin bisa menebak apa yang akan menjadi jawabannya, dia tetap bertanya

Bella terdiam lama sebelum akhirnya menjawab terbata "a_aku memakan makanan kadaluarsa"

Mendengar itu tara mendengus bosan "sudah ku bilang kau perlu pembantu di apartementmu, kau ceroboh. Sudah berapa kali kau sakit hanya karena hal yang sama"

"Ya ya tidak lain kali. Aku tidak ingin pembantu, apartementku tidak seluas itu, hingga aku sendiri tidak bisa mengurusnya"

Tara menatap datar bella yang dibalas tatapan polos sahabatnya itu. Dia selalu mengatakan alasan yang sama, tapi kejadian seperti ini tidak terjadi tiga atau empat kali, tapi sudah sering terjadi, tara ragu berapa kali dia kerumah sakit karena makanan kadaluarsa itu saat mereka berdua tidak akur.

Diluar. Yoselin berjalan mondar-mandir menunggu kedatangan alarick, jantungnya berdetak kencang saat dia akan bertemu lagi dengan lelaki itu. Meskipun dia sahabat tara, bukan berarti dia bisa leluasa bertemu dengan lelaki itu, mengingat kesibukan alarick menangani kerajaan bisnisnya, apalagi tara yang memang membenci lelaki itu membuat kesempatan yoselin bertemu alarick bisa dihitung dengan jari.

Suara ketukan sepatu bergema dengan tidak selaras, membuktikan jika itu lebih dari satu orang. Dilorong rumah sakit, alarick dan vero berjalan lurus kearah yoselin

I Live Again For My HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang