34

77.5K 7.5K 722
                                    

Kalo ada typo tolong tandain ya guys!

Happy reading!!!

🖤🖤🖤


Saat Tara baru saja keluar dari toilet, Dion sudah ada di depan.

Dia berdiri menatap pintu lama, dan setelah melihat Tara, matanya tidak bisa tidak bersemangat. Tapi segera, ekspresinya berubah bingung, lalu kembali ke tampilan biasa seperti tidak terjadi apa-apa.

Tara mencibir di dalam hatinya. Tara tau apa yang di pikirkan Dion saat ini, mungkin pria itu bingung saat melihatnya yang masih terlihat normal.

"Sepertinya kau bahkan tidak memiliki dasar rasa malu, berdiri di depan toilet wanita." Tara berucap datar, disertai dengan nada mengejek.

Dion terdiam. lalu saat melihat sekitarnya, dia menunduk malu. Semua orang menatapnya seperti orang jahat yang akan melecehkan seorang perempuan.

Dia terlalu bersemangat, dan tidak sadar tatapan semua orang padanya, baru saat Tara mengatakannya Dion sadar betapa memalukannya tindakannya barusan.

Lelaki itu berbalik dan berjalan pergi dengan langkah cepat. Tara yang melihat dari belakang tersenyum sinis.

Mengambil ponsel dari tasnya. Tara tersenyum setelah berhasil mengetikan beberapa kata di dalamnya.

Melihat pantulan dirinya di cermin, tara mengambil lipstiknya, lalu mengaplikasikannya di bibirnya.

Jika barusan bibir itu hanya berwarna merah cerah, sekarang  terlihat merah darah dan agak gelap, memberi kesan glamor dan serasi dengan bajunya yang berwarna hitam. Itu memberi sedikit  kesan misterius pada dirinya membuat orang ingin mengulik tentangnya.

Melangkah pergi. Setelah dia kembali ke aula perjamuan, Tara menyapu semua orang seakan mencari seseorang.

Melihat lelaki berusia sekitar 26 tahun yang berada di tengah kerumunan yang berdiri dan bercengkrama, Tara mengaitkan bibirnya.

Bibirnya bergerak seakan memberi kode. Melihat kode dari Tara, lelaki itu hanya memalingkan wajah seperti tidak melihat apa-apa, lalu kembali mengobrol dengan orang di depannya.

Tapi setelah lima menit, dia pergi dan menghilang di kerumunan.

Jika saja Tara tidak menyelidiki latar belakangnya, Tara mungkin tidak akan percaya jika lelaki itu baru pertama kali melakukan tindakan seperti itu. Posturnya yang tenang dan gerak-geriknya yang tidak mencurigakan sangat cocok dengan agen rahasia yang ada di pikiran Tara. Apalagi cara bergaulnya yang mudah berbaur. Orang seperti itu memang sangat cocok untuk pekerjaan seperti ini.

Untuk kedepannya Tara mungkin akan memakai 'jasanya' lagi. Itupun jika dia memiliki hal lain yang harus di tangani olehnya.

Mencari keberadaan Alarick, Tara malah melihat sosok Xavier yang sedang menatap kearahnya.

Xavier melengkungkan bibirnya, senyum itu sedikit berbeda dari biasanya. Dia menatap Tara tidak bisa di jelaskan, tatapannya tidak mudah untuk di baca. saat Tara menatap mata itu, dia seakan tidak bisa melihat dasarnya dan dia takut untuk menyelami lebih dalam.

Melihat Xavier entah kenapa Tara merasa harus selalu menjaga jarak darinya, instingnya yang mengatakan jika pria itu tidak mudah dia singgung, meskipun dia mempunyai Alarick.

Xavier meminum alkohol dengan kadar rendah. Gerakannya halus dan terlihat megah, saat melihatnya minum, orang memiliki fantasi jika yang di pegangnya bukan minuman biasa.

Melihat mata Tara yang menghindar, Xavier menggosok gelas dengan ibu jarinya, entah apa yang sedang di pikirkannya saat ini. Tapi yang pasti, Xavier bisa membaca gerakan bibir Tara barusan.

I Live Again For My HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang