38

52.8K 4.3K 431
                                    

Jangan lupa vote and komennya, biar ayy makin rajin dan semangat buat upp

Banyak typo bertebaran. Harap hati-hati saat membaca!

Selamat membaca guys!!!

🖤🖤🖤

Tidak ada yang bersuara. Merasakan suasana aneh di ruangan itu, reta terbatuk untuk meringankan suasana.

"Uhuk. Maaf kami tidak tau jika kalian sudah sampai" reta berdiri, diikuti oleh semua orang.

Sedangkan Yoselin yang masih duduk, terdiam kaku saat melihat wajah wanita di depannya.

"Dia...." Perempuan paruh baya yang baru saja datang menunjuk kearah di mana Yoselin berada

Reta tertegun. Lalu tersenyum malu. "Dia kekasih Calio, haha bukankah dia sangat mirip dengan Ilona? Saya kira ini takdir." Perkataan di selingi tawa reta bukan membuat suasana menjadi baik malah semakin terasa canggung.

Melihat tidak ada respon, reta menggertakan giginya. Dia memarahi Calio di dalam hatinya karena menyebabkan kekacauan ini.

Leni selaku ibu dari Ilona menatap suaminya curiga. "Apa kau mempunyai anak haram diluar?"

"Omong kosong! Wajah Ilona sangat mirip denganmu. Harusnya aku yang bertanya seperti itu padamu"

Leni mendengus. Dia tau suaminya tidak berbohong. Tapi melihat wajah Yoselin yang sangat mirip dengan anaknya, dia masih ragu di dalam hatinya. Adakah orang asing yang terlihat sangat mirip seperti ini?

Meskipun mereka sedikit berbeda, tidak menuntut kemungkinan jika mereka berjalan beriringan akan dikira sebagai saudara kandung.

Yoselin yang kini sudah kembali sadar, masih menatap kosong kearah Ilona. Keduanya saling menatap lama.

Bedanya, Ilona yang menatap Yoselin dengan keingintahuannya sedangkan Yoselin yang terlihat bingung, kaget sampai akhirnya khawatir dan rasa takut di matanya.

Jika benar apa yang dipikirkannya. Yoselin tidak tau harus bereaksi seperti apa nanti. Karena semuanya sudah terlambat untuk mundur.

Tanpa sadar Yoselin menatap Calio yang kini sedang berdiri di sampingnya.

Tangannya meremas tas yang ada di pangkuannya. Yoselin ikut berdiri, tapi masih dengan keadaan ling-lung.

Melihat mata Calio yang tertuju pada Ilona, wajah Yoselin memutih. Bibirnya bergetar, dia menunduk untuk menutupi semua emosi di matanya.

Yoselin meremat ujung baju Calio yang membuat pria itu melihat kearah Yoselin. Terlihat dia tertegun, lalu mengerutkan kening.

Dia melirik kearah Ilona, saat melihat wanita itu memandang Zeus, tidak sekalipun melihatnya. Wajah Calio mendingin. Dia merangkul bahu Yoselin yang membuat yoselin menghela nafas lega. Tapi itu tidak membuat dia menghilangkan rasa krisis di hatinya.

"Aku ingin ke kama mandi" bisik Yoselin. Wajahnya memang terlihat pucat dan tidak nyaman

Calio mengangguk "biar pelayan mengantarmu"

Sekali lagi, Yoselin menggigit bibirnya melihat sikap Calio yang tidak seperti biasanya.

Saat ini semua orang sudah berbincang membahas hal yang membuat suasana sedikit demi sedikit mencair.

Tapi dari waktu ke waktu mata mereka akan secara tidak sengaja menatap wajah Yoselin. Khusunya dari keluarga Ilona. Karena itulah yoselin merasa tidak nyaman dan merasa dia seperti objek yang telah mencuri sesuatu.

I Live Again For My HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang