Apa kabar kalian?
Kebetulan ayy lagi ngga baik nih hehe
Niatnya sih aku upp besok. Tapi karena aku baik hati, aku upp deh khusus buat yg jomblo wkwk
*****
Calio meremat ponselnya erat, seakan dia akan menghancurkannya segera.
Wajahnya memerah, bahkan matanya sangat dingin. Yoselin yang baru keluar dari kamar untuk menemui Calio yang dia hubungi untuk membicarakan soal video yang tersebar, menatap Calio heran.
Baru kali ini dia melihat wajah dingin Calio, tatapan itu seakan mengingatkannya pada pria yang selalu dia dambakan.
Seakan melihat bayangan Alarick dari Calio, wajah Yoselin memerah. Tidak bisa di pungkiri, hubungan satu malam mereka membuat Yoselin semakin merasa bergantung pada Calio, tanpa dia sadari dia mulai memberi celah di hatinya untuk Calio. Membiarkannya masuk sedikit demi sedikit.
Calio yang sedang menelpon menengok kearah di mana Yoselin berdiri. Segera dia mematikan panggilan telponya.
Melihat Calio yang menatapnya dengan tatapan lembut semakin membuat Yoselin terjerat.
"Ada apa?" Suara Calio menyadarkan Yoselin
Yoselin menatap bingung. Tidakkah pria itu tau kenapa dia memanggilnya? Jika tidak, kenapa barusan dia terlihat sangat marah?
Yoselin menggelengkan kepalanya, dia lupa jika Calio orang yang sangat sibuk. Mungkin dia marah karena masalah pekerjaannya, tidak heran dia juga tidak tau masalah video yang tersebar itu.
Memikirkan itu mata Yoselin mengembun, seakan rasa sakit yang dia tahan sudah tidak terbendung lagi. Air mata mengalir semakin deras.
Calio melangkah lebar, merengkuh Yoselin dalam pelukannya. "Ada apa? Siapa yang membuatmu sedih?"
Tangis Yoselin semakin kencang, seakan mengeluarkan semua keluhannya. "Mereka. Video itu...aku tidak pernah. Bagaimana bisa..aku...huhu aku tidak! Aku di jebak! Apakah kau percaya padaku?!" Meskipun ucapan Yoselin terbata dan tidak jelas, Calio sudah mengerti apa yang di maksud Yoselin
Calio menggertakan giginya. Beraninya mereka melawannya! "Tidak apa-apa, aku akan mengurus semuanya"
"Benarkah?" Yoselin mendongak, menatap Calio tidak percaya
Melihat wajah sedih dan mata merah Yoselin, ekspresi Calio melembut. "Tentu saja. Mereka yang melawanmu sama saja memusuhiku"
Yoselin tersenyum tipis, tangannya semakin memeluk erat pria itu "aku percaya padamu."
"Besok aku akan membawamu menemui keluargaku" ucap Calio tiba-tiba yang membuat yoselin membeku di pelukannya
Mendengar suara datar penuh permusuhan itu, Yoselin meremat jas pria itu "Baik" jawabnya pelan.
Entah perasaan Yoselin atau apa. Dia merasa ada sesuatu yang di sembunyikan Calio. Tapi apapun itu, dia akan segera mengetahuinya.
****
Seperti biasa. Tara sesekali akan memasak jika dia punya waktu. Seperti saat ini, Tara berjalan dengan dua hidangan di kedua tangannya.
Senyum wanita itu seakan tidak pernah luntur dari bibirnya. Bagaimana tidak, sedikit demi sedikit dia sudah berhasil memperbaiki hubungan keduanya.
Meskipun sikap paranoid pria itu terkadang membuat Tara tidak tau harus berbuat apa, Tapi karena dia sudah tau Alarick sangat mencintainya itu tidak membuatnya takut, hal itu malah semakin membuat Tara ingin mencintai Alarick lebih dan lebih.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Live Again For My Husband
RandomBaca aja. Ngga ada deskripsi. Gatau ilang sendiri.