- 5

40.5K 439 1
                                    

Sudah 2 hari berturut-turut Nara disibukkan kerja kelompok. Pulang sekolah jam 3, kerja kelompok sampai jam 5-6. Lalu pulang dan beristirahat.

Huft! Benar-benar melelahkan.

Sampai-sampai cewek itu jarang mengabari pacarnya.

Tapi hari ini Nara tak punya tugas lagi. Semua tugas kelompok dan pribadi sudah clear. Tinggal merefreshkan pikiran dan tubuhnya saja.

- hubby -

Hri sabtu jln.

Nara tersenyum senang. Akhirnya yang ditunggu-tunggu bakal terwujud juga. Begitupun Nicko.

Kemana?
Aku gk di bawa ke hotel or villa kan?

Great idea.
Gw mau ke villa.

Nara mengerucut bibirnya sebal.

Ish!

Gw mau nagih omongan lu.

"Kalo itu aja inget! Dasar otak selangkangan!" Gerutunya yang hanya berani dibelakang sang pacar.

Eh!
Babi bgt gk di bls!

Klo ke villa aku gk mau.

Jujur saja, Nara tak mau menerima tubuhnya semakin remuk.

Ke hotel.

"Ck! Sama aja!" Untung aja pacar, coba kalo nggak. Nara bakal membuang cowok itu ke laut.

Gk! Sama aja!
Mendingan ke tempat lain.

Drett!

Drett!

Meskipun malas, Nara tetap mengangkat panggilan itu.

"Udah mulai berani nolak gw ya?" Memang di suaranya tak ada unsur kekasaran. Namun setiap kalimat itu mengandung banyak emosi yang membuat Nicko ingin sekali menonjok samsak.

Nara semakin memeluk gulingnya, merasakan dinginnya intonasi itu.

"Aku bukannya nolak. Tapi bakal capek. Tubuh aku bakal remuk. Apalagi besoknya senin."

Reflek Nara menggigit bibir bawahnya. Berharap Nicko tak berbicara terlalu kasar ke dirinya lewat ponsel.

"Itu sama aja nolak bego! Emang lu doang yang capek, gw juga kali!"

Nara menghela nafas pelan. Nicko tetap Nicko.

"Pokoknya, gw maunya besok! Titik! Gw bakal jemput lu jam 7 an. Kalo lu belum siap, siapa-siap aja lu nggak masuk hari senin."

Sontak Nara menelan salivanya. Sedangkan Nicko menerbitkan senyuman bangga di bibirnya. Kemudian menjulurkan lidahnya sampai terkena ujung bibir.

"Di rumah aja ya."

"Nggak! Emang di kira mamah lu nggak denger desahan lu? Gila banget bangsat! Lu mau kita keciduk terus berjauhan gitu?"

Nara menggeleng.

"Ngg—"

"Kalo lu nggak mau sama gw lagi, selesain semuanya sekarang anjing! Nggak usah pake cara yang buat gw di backlist dari kartu keluarga!" Marah Nicko membuat Nara takut.

"Kamu apaan sih?! Kok jadi ke sit—"

"Benerkan?! Lu nggak mau sama gw lagi kan?! Benci banget gw sama orang munaf—"

"Apaan sih kamu?! Nggak jelas! Aku nggak minta udahan! Aku cuma nolak kamu secara lembut?! Kenapa bawa-bawa hubungan ini ke putus?!"

"Sebenarnya bukan aku kan yang mau ngakhiri hubungan ini, tapi kamu kan?" Lanjutnya yang sangat berani sampai Nicko meremas kuat kaleng minuman di tangannya.

Nara tersenyum miris.

"Lu nuduh gw? Anjing banget lu nuduh gw bangsat! Lu kira gw kayak cowok di luar sana hah?!" Bentaknya.

"Jangan mentang-mentang kemarin lu gw kasih lembut, lu jadi kaya gini ya njing?!" Marahnya mengingat waktu memanjakan Nara.

Fix, Nicko menyesal berbuat baik ke Nara pada saat di rumah omahnya.

"Bener-bener harus gw kasih punishment besok, biar lu nggak berani bantah gw lagi."

Bip!

Nara tak bisa membayangkan nanti dirinya dan Nicko di villa. Cowok itu pasti akan berbuat semena-mena ke dirinya. Ya, tinggal tunggu waktunya.

Saat ini, Nara hanya bisa berdoa agar Nicko mendapat hidayah.

.
.
.

©narrberry_

SECRET RELATIONSHIPTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang