Sepulang dari bermain bersama temannya, Nicko tidak kaget kalo diranjangnya ada sesosok perempuan tidur membelakangi pintu.
Cowok itu malah sengaja pulang saat mendapatkan kabar dari bundanya jika dirinya harus menginap di rumah temannya dahulu, soalnya ada Nara dan Omah yang menginap di rumahnya.
Klik!
Pintu terkunci.
Jaket leather sudah tergeletak di lantai, sedangkan pemiliknya mengendus aroma tubuh sang kekasih yang nyenyak dalam tidur.
Hidung mancungnya dibiarkan berada di perpotongan leher Nara, cewek itu sama sekali belum terusik saat tangan berat melingkar di pinggangnya dari belakang.
Cup!
Meskipun matanya mengantuk dan bibirnya meracau akibat pengaruh alkohol yang diminumnya, cowok itu tetap melanjutkan niatnya malam ini, yaitu satu ranjang bersama Nara.
.
.Nara mengerjapkan matanya beberapa kali saat merasakan nafas berat seseorang di tengkuk dan tubuh yang dipeluk.
"Nicko?"
Cewek itu sedikit menjauh, ingin mengetahui lebih jelas wajah pemilik kamar yang tengah tertidur pulas.
"Habis minum."
Tangannya mengusap rahang itu, lalu naik menyisir rambut tebal, matanya tak lepas memandangi wajah tidur Nicko yang lumayan menggemaskan.
"Kangen banget sebenarnya."
Bibirnya ditempelkan ke pelipis itu, lalu mendekap wajah itu di dadanya.
"Kenyataannya, aku maunya kamu bukan yang lain."
"Sifat marah, kasar, egois, gengsi kamu udah aku terima selama ini. Sifat semena-semena sama aku dan tubuh aku, udah aku terima."
Nara rasa, hatinya sudah jatuh ke Nicko. Dari dulu. Tapi Nara baru mengetahuinya saat dirinya tidak berkontakan dengan Nicko. Tak ada chat atau telepon, bahkan pertemuan tidak ada. Jadi setelah Nicko menghubunginya malam-malam, itu malam terakhir dirinya berbicara.
Dan Nara merasakan ada perubahan sedikit di hubungannya. Perubahan ke arah lebih baik. Terutama Nicko yang jarang marah-marah, cowok itu seperti sedang berusaha menormalkan emosinya.
"Ergghh.."
Nara sedikit menjauh saat tubuh itu bergerak.
"Jam berapa?"
"Enam. Kalo masih ngantuk, tidur lagi."
Nicko berdehem singkat.
"Ke sini sama siapa?"
"Taxi."
"Pulang?"
"Sama Kak Leo."
Nicko sontak menggeleng, "Sama gw."
"Bilang ke Omah."
"Gw cucu kesayangannya, kalo lupa." Tak lupa, Nicko memiliki sifat sombong.
Nara berdehem malas.
"Kamu minum ya?"
Nicko mengangguk, "Sedikit."
"Bau alkohol."
Tubuh Nicko bergerak sedikit duduk, melepaskan kaos begitu saja di depan Nara. Menunjukan tubuhnya yang bagus di depan sang kekasih.
"Dari jam berapa?"
"Sore sih."
Nicko mengangguk.
Nara sedikit menjauhkan tubuhnya saat Nicko mulai mengusap perpotongan bokongnya.
"Sebentar."
Nara menggeleng, menjauhkan jari yang ingin masuk ke celananya.
"Nggak gini Nicko."
Nicko mendesah frustasi tak dapat menyentuh Nara lebih jauh.
"Kalo tahun baru kamu datang, kamu boleh sentuh aku."
Cewek itu pun duduk, mengikat rambutnya asal di depan Nicko.
"Gimme a kiss."
Chup!
"Bibir aku smooth banget kan?"
Nicko melumas bibirnya, tersenyum tipis.
"Bite me."
Dengan berani, Nara menarik lembut bibir bawah Nicko. Menyesap rasa bibir itu dengan sempurna.
Kemudian cewek itu kabur dari Nicko yang ingin menyerangnya.
...
next nggak?!!
KAMU SEDANG MEMBACA
SECRET RELATIONSHIP
RomanceTentang sepasang sepupu yang melewati batas. © narberry_ , juli 2022