- 28

11K 302 29
                                    

Plak!

Bugh!

"PAPAH UDAH PERINGATIN KAMU BUAT NGGAK MAIN JUDI NICKOLAS ARVIAN MIGUEL!"

Bugh!

"Pah udah!"

Pria tua itu segera menahan istrinya yang ingin membantu anaknya untuk bangkit dari tersungkurnya.

"DIA HAMPIR MASUK PENJARA!"

Wanita itu terlihat sesegukan, tak kuat melihat putranya babak belur ditangan suaminya akibat perbuatan yang tidak pernah disangka-sangka.

"GILA! KALO KAMU SAMPE MASUK PENJARA, PAPAH CORET KAMU DARI KARTU KELUARGA NICKO!"

"Papah!"

"Apa?! Nggak terima?!"

Karena tak sanggup melihat tubuh anaknya yang pasti membiru, dengan sigap berada disebelah membantunya ke sofa.

"Mamah obatin ya."

"Ngg—"

"Nggak usah! Main judi bisa, dapet bogeman lemah!"

Mata Nicko terpejam, menahan emosi dan nyeri di wajah dan perutnya. Hanya kata sabar yang dirpalkan dalam hati.

"Pah." Kini intonasi sang istri mulai melemah membuat sang suami harus meredam emosinya.

Pria itu duduk di depan Nicko, menatap putranya yang menunduk dan sesekali membalas tatapannya.

Huft!

"Sejak kapan main judi?"

"Awal kelas 12."

Nicko bisa melihat satu tangan papahnya mulai mengepal, siap menonjoknya, lagi.

Sial!

Jika bukan papahnya, Nicko akan membalas tonjokan itu lebih kuat dan menyakitkan.

"Siapa yang ngajak?"

"Sendiri."

Papahnya berdecih. Tak percaya.

"Kamu udah ketahuan, jujur aja."

Nicko mengangguk, "Sendiri."

Mau tak mau pria itu harus percaya.

"Dimana? Club atau casino?"

"Club."

Pria tua itu terkekeh rendah, "Kenapa nggak di casino? Langsung dapet gede. Cemen banget main nya di club. Masih noob?"

Kini giliran Nicko yang mengepalkan tangannya.

"Calm boy."

"Pah, jangan kayak gitu." Peringat istrinya mengusap bahu anaknya.

Punggung pria itu bersandar ke sofa seraya menghela nafas kasar.

"Pertama kali masuk, keluar berapa?"

Nicko terdiam sebentar.

"5 juta."

"Pake duit? Papah bakal bunuh kamu kalo pake duit buat sekolah." Ancamnya cepat sebelum dijawab anaknya.

Tapi Nicko tidak gentar sedikitpun meskipun sudah dapat tonjokan maupun ancaman mematikan.

"Tabungan sendiri."

Sang mamah seketika memejamkan mata.

"Nicko."

"Maaf Mah."

Sang mamah malah mengecup rambut anaknya dan mengusap surai itu lembut.

"Jangan diulangi lagi ya sayang. Mamah bener-bener takut pas papah di telepon polisi soal kamu semalam."

Nicko tidak mengangguk ataupun menggeleng. Pikiran cowok itu berkelana entah kemana.

"Pertama dapet berapa? 50 juta?"

Nicko menggeleng, "80 juta."

Alis sang papah menaiki, "80 juta? Dikit banget. Buat apa aja?"

"Di bank."

Jari pria itu menaik memijat pelipisnya. Tak habis pikir sama pikiran putranya.

"Papah sama Mamah kasih kamu duit, 'kan Nickolas?"

Nicko mengangguk samar.

"Kurang?"

"I'm still young-adult. Lagi penasaran sama sesuatu."

"Sekarang masih penasaran? Apa jadi penasaran sama penjara?" Kemudian suara tertawa meremehkan menggelegar di ruangan itu.

Nicko menghela nafas mulai mendapat ledekan dan ejekan dari papahnya.

"Main kok di club, main tuh di casino. Biar kelihatan keren."

"Terus kalo main duitnya jangan keluar sedikit, tapi keluar banyak. Terus jangan pelit, nanti nggak menang. Palingan juga kalah." Tawa pun menggelegar.

Tapi hanya butuh beberapa detik untuk reda.

"Tapi kalo itu terjadi sama kamu bahkan sampai kelilit hutang sama debt collector, Papah nggak ikut campur. Kamu nikmatin itu sendiri, berarti kamu nikmatin resikonya juga sendiri. Orangtua nggak ikut campur."

"Kamu udah berani bermain judi, berarti kamu udah berani mempertaruhkan nyawa dan harta kamu."

"Tapi kalo sampe Papah tau, kamu membahayakan keluarga cuma karena hutang judi kamu, Papah nggak bakal segan-segan seret kamu ke penjual organ ilegal buat ambil organ kamu untuk lunasi semua hutang judi kamu. Ingat itu Nickolas."

🔥 C R O S S 🔥

cowoknya lagi kena musibah, ceweknya lagi enak-enak sama cowok lain

SECRET RELATIONSHIPTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang