"Kok nggak keluar?"
Pandangan Nicko beralih dari hp ke cewek yang sudah berpenampilan rapih.
"Pulang sekarang?"
Nara mengangguk di kursi belajar.
"Kamu mandi, nanti anterin aku pulang."
Nicko beranjak dari ranjang. Kemudian masuk ke kamar mandi setelah mengambil boxer.
Tak ada 20 menit, Nicko keluar dari kamar mandi dalam keadaan tubuh shirtless terkena air dari rambut basah.
Pahatan indah itu bisa Nara lihat sedikit-sedikit dari cermin bulat yang dipakainya.
Seet!
Bunyi deodorant spray terdengar ditelinganya namun tak lama harum khas Nicko memasuki indera penciumannya.
"Ada konser, mau nonton?"
Nara mengangguk cepat, "Ihh mau. Kapan?"
Kedua tangan Nicko mengukung tubuh Nara dari belakang. Kedua tangan berurat itu ditaruh di kedua sisi meja belajar.
"Minggu besok."
Nara tersenyum senang, "Mau ya."
Nicko berdehem singkat. Matanya tak beralih dari pergerakan Nara yang saat ini sedang mengolesi sesuatu di bibir smooth itu.
"Kamu lagi pengen ya?"
Nicko mengangguk seraya menggigit dan melumas bibir keringnya.
Cowok itu tak perlu mengeluarkan banyak kode, karena Nara sudah paham tatapan, ekspresi dan perubahan suara Nicko jika sedang menginginkan sesuatu yang bersifat nafsu.
"Main sebentar."
Nara menggeleng.
"Tahun baru ya."
Deruh nafas cowok itu berubah memburuh beserta tubuh yang sedikit membungkuk beralih menegap.
"Aku mau. Tapi tahun baru." Ulang Nara ke Nicko yang terlihat sangat mendamba.
"Itu nolak bangsat." Geram Nicko.
Pertengkaran akan dimulai.
Posisi duduk Nara kini menghadap kekasihnya, "Aku nggak nolak. Kamu yang nggak sabar."
Nicko mengambil cepat hp dan kunci motornya.
"Kamu mau kemana? Nicko!"
Nicko menepis kasar tangan yang menahan tubuhnya.
"Kamu mau main sama cewek di luar sana cuma karena aku nggak kasih kamu hari ini?"
Pandangan Nicko tidak mengarah ke Nara, melainkan ke arah lain.
"Kamu tau nggak sih, seharusnya bukan aku yang temenin Omah ke sini, tapi Mamah."
Tatapan Nara tak lepas dari wajah Nicko.
"Aku bela-belain ke sini buat ketemu kamu. Tapi apa? Kamu bakal main sama cewek lain cuma karena aku nggak kasih kamu."
Nara tersenyum getir.
"Sebegitu nafsunya kamu? Kalo kita ketahuan gimana? Kita bisa putus Nicko. Kita bisa berjauhan."
Nicko tak merespon.
"Ya mungkin kamu bisa cari yang lain. Tapi aku?"
Nara menggigit bibirnya. Nicko tak menatapnya sama sekali selama dirinya berbicara. Seakan-akan ucapannya hanya candaan belaka.
"Daripada sakitin diri kamu, mendingan main aja sama cewek lain. Aku izinin."
Cewek itu menjauh, kemudian mengambil handbag nya.
"Tapi setelah itu kita putus."
Sret!
Nara menatap mata tajam itu.
"Sekali lagi ucapin itu, gw bakal masukin lu secara kasar."
Nara memejamkan matanya sejenak, "Lebih baik kamu masukin aku secara kasar daripada main sama cewek lain. Aku rela tubuh aku penuh luka, yang penting hati aku nggak."
Nicko bisa melihat keseriusan disana.
"Kamu pengen?" Menyentuh rahang itu, "Ayo kita lakuin."
Kemudian cewek itu membuka kemejanya di depan Nicko. Menyisakan tank top dan safety short di tubuhnya.
"Kamu mau kan?"
Nicko menatap itu tanpa minat.
"Gw tunggu dibawah."
…
NICKO MENDINGAN KITA BAKU HANTAM!!
RATE NICKO DARI 1-10 MENURUT KLEAN BRP??!!
KAMU SEDANG MEMBACA
SECRET RELATIONSHIP
RomanceTentang sepasang sepupu yang melewati batas. © narberry_ , juli 2022