- 6

39.1K 435 4
                                    

- hubby -

Klr bgst!

Nara segera keluar setelah meminta izin ke mamahnya. Cewek itu melangkah cepat menuju tempat Nicko berada.

"Lama!"

"Maaf."

Nara terkejut ketika Nicko memberikan helm ke dirinya dengan kasar. Mau marah, tak mungkin terjadi. Karena yang ada bukan dirinya yang mengeluarkan amarah, malah Nicko.

"Kita mau kemana?"

Tanpa membalas pertanyaan, Nicko mengendarai motornya dengan kecepatan di atas rata-rata. Reflek Nara melingkarkan kedua tangannya di pinggang Nicko, jika tak mau terjatuh dari motor.

"Pelan-pelan."

Nicko tetap membawanya cepat meskipun mendengar kalimat itu sayup-sayup.

Sementara Nara, memejamkan matanya kuat di belakang punggung tegap terbalut jaket jeans.

"Pelan Nicko."

Lambat laun motor itu terasa pelan.

"Lepas tangan lu."

Nara mendongak, menatap sekitarnya yang sudah berganti menjadi tempat penginapan sementara.

Ya, Nicko membawa Nara ke villa.

Sepasang manusia itu turun dari motor. Berjalan beriringan di atas rumput dan batuan kecil.

"Gw harap lu nggak kabur."

Nara meneguk salivanya kuat mendengar suara penuh penekanan dan perintah itu.

Kabur? Bagaimana bisa?

Kalaupun bisa kabur, cowok itu akan menangkapnya dengan cepat. Tak akan membiarkan nya lepas lagi.

Cklek!

Padahal tinggal di suruh masuk ke kamar apa susahnya? Harus banget narik kasar tangan orang? Sebegitu ngebetnya ngadu mekanik di atas ranjang?

"Kamu kasar."

Nicko berdecih.

"Lu kan yang minta dikasarin?"

Nara menatap lelah bercampur sedikit takut ke Nicko yang mencharger hp di dekat TV.

"Mana pernah aku minta itu?"

Nicko tersenyum sinis.

"Sikap lu bloon!"

Si cewek hanya bisa menghembuskan nafas kasar sambil memperhatikan interior kamar yang akan di tidurinya bersama Nicko.

Sampai matanya terjatuh ke cowok yang bergerak mendekatinya dengan tatapan menginginkan sesuatu.

"Ngapain?"

Meskipun Nara menolak, Nicko tetap memaksa Nara berdiri dihadapannya.

"Jatahlah."

Nara menggeleng dan menghindari wajah Nicko yang sialnya tampan di waktu seperti ini.

"Nolak hmm?"

Mata mereka saling bertemu. Nara bisa melihat tatapan mendamba itu. Namun Nara lebih suka dengan tatapan lembut, hangat, dan penuh kasih sayang dari pada tatapan hasrat penuh nafsu.

"Nanti malam. Aku mau makan."

Bukannya melepaskan, Nicko malah mengeratkan.

"Nanti malam? Yakin?" Menaikan alisnya. Menggoda cewek yang terkadang memiliki hawa nafsu besar.

Nara mengangguk ragu.

"I-iya."

Nicko mengangguk.

"Kiss gw." Dan terkadang sikapnya Nicko jika keadaan seperti ini suka berbeda. Lebih lembut daripada biasanya.

Mau tak mau Nara sedikit berjinjit untuk menjangkau bibir pacarnya.

Bibir keduanya bertemu. Nara bisa merasakan langsung bibir Nicko bergerak melumat bibir atas dan bawahnya. Menggigit dan mengulum layaknya permen.

"Udah."

Nicko menarik bibirnya ketika waktu masa ciuman habis. Tapi nanti malam tak ada kata habis.

"Habis makan, gw tunggu di tempat gym. Olahraga bareng."

Nara menatap pacarnya aneh. 

"Hah?"

Nicko menaikan alis sambil melumas bibirnya bekas ciuman tadi.

"Kenapa? Nggak mau?"

"B-buk—"

"Gw tunggu. Kalo 20 menit lu nggak ada disana. Siap-siap tuh mulut pegel."

Mulut pegel?

Hanya Nicko yang tau makna kalimat itu.

.
.
.

Isi partnya bukan sex semua Oy!!
Kalo mau cari cerita kayak gitu mendingan cabut dari nih lapak!!

©narrberry_

SECRET RELATIONSHIPTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang