- 25

11K 298 8
                                    

"Kamu kenapa? Dari tadi aku perhatiin, kamu kayak cari orang."

Nara sedikit terkejut mendapati Leo berada disebelahnya.

"Ah, itu, Nicko kok nggak ada ya? Tadi katanya dia mau ke sini." Bingung Nara masih mengedarkan pandangannya ke penjuruh arah. Mencari keberadaan sang pujaan hati yang belum muncul juga, padahal dikit lagi akan pergantian tahun.

"Keluar mungkin?"

Nara terdiam sejenak, sebelum disadarkan sentuhan dingin di bahu nya.

"Gak papa. Dia udah besar ini. Mungkin dia mau tahun baru sama temennya atau ada keperluan mendesak." Mengusap bahu telanjang Nara lembut.

Keperluan mendesak? Apa itu? Sepenting itu sampai tak meminta izin ke bunda atau Omah untuk pergi? Chat dan panggilan pun tak bisa.

"It's okay. Mendingan kamu happy sama yang lain. Ada kak Zea sama aku juga. Jangan di sia-sia in waktu bersama kayak gini. Nggak bakal datang lagi."

Nara sedikit menjauh, menghindari sentuhan Leo. Lalu tersenyum hangat ke kakak sepupunya.

"Iya Kak. Duluan aja."

Leo menggeleng, "Aku temenin, biar nggak sendirian."

Nara lantas menggigit daging pipi dalamnya, bingung dan penasaran atas motif cowok itu pergi. Sebenarnya apa yang membuat cowok itu pergi mendadak meninggalkan rumah Omah tanpa memberitahunya?

"Nar, gabung sama yang lain yuk."

Nara mengangguk samar.

Cewek itu terlihat pasif saat bersama Leo, setelah tau kalo Nicko tidak menyukai kakak sepupunya itu.

Biasanya sangat ceria jika bertemu cowok itu, membicarakan apapun. Tapi sekarang? Tidak sepertinya. Sudah berbeda.

Bukan karena tidak menyukai seperti Nicko, melainkan menjaga jarak antara Leo. Takut-takut Nicko melihat dan cemburu dengan keberadaan sosok Leo yang menemaninya malam ini.

Ah, sebenarnya Leo itu baik. Tapi Nicko, malah tidak menyukai sepupunya itu. Sebenarnya ada apa antara Nicko dan Leo?

"Nar, mau nggak?"

Nara mengambil minuman itu.

"Makasih kak."

Leo tersenyum ganteng.

"Kamu beda ya."

"Beda? Beda apanya kak?"

"Lebih cantik."

Nara tersenyum tipis, "Makasih Kak."

"Kenapa kak?" Tanya Nara yang sedikit merasa risih karena tatapan Leo.

"Cantik banget."

Nara mengangguk kaku, kemudian beralih menatap lain.

"Oh ya, biasanya kamu bicara banyak. Kok tumben, diem aja? Aku ada salah ngomong sebelumnya?"

Ah, bukan itu. Hanya saja, otak cewek itu sedang bekerja keras memikirkan Nicko dan berusaha menjaga jarak.

Nara menggeleng pelan, "Nggak ada Kak. Aku lagi males bicara aja."

Leo mengangguk, "Kalo aku ada salah bilang aja."

Nara mengangguk samar.

"Nar—"

"Leo, Papah bisa minta tolong nggak?"

Nara pun ikut berbalik saat Papah Leo datang tiba-tiba ke arah Leo.

"Tolong apa?"

"Klien Papah yang diluar negeri minta file penting yang ada di laptop. Kamu mau ke rumah nggak kirim file nya ke klien Papah? Dia minta malam ini. Dia bener-bener minta malam ini."

"Kita kan mau tahun baru Pah? Masa dia nggak ngerti?"

Papah Leo menghela nafas.

"Mereka masih siang dan mereka lagi butuh file itu."

Leo berdecak, "Iya. Nanti Leo pulang. Kirim aja ke chat nama pengirim sama file nya."

Helaan nafas lega terdengar, "Makasih boy."

Leo beralih ke Nara yang masih berdiri disebelahnya.

"Nar, kamu mau temenin aku ke rumah nggak?"

"Ak—"

"Temenin doang. Please."

Sangat amat terpaksa, Nara mengangguk. Cewek itu tidak bisa menolak, karena mengingat bantuan cewek itu pada saat dirinya terjebak di villa.

"Maaf Nicko."

∆ C R O S S ∆ 

Stay tune nanti malam!!


SECRET RELATIONSHIPTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang