- 2

70.6K 877 7
                                    

Warning! 17+
Kids better watching Tayo!

.
.
.

Seorang perempuan menggigit bibirnya saat tak kuasa menahan desahan dan lenguhan nya ketika jari dan bibir Nicko bermain dibawahnya.

Nara menggelengkan kepalanya dibawah bantal yang meredam suara desahnya selama Nicko menyentuhnya.

Akhirnya Nara hanya bisa menangis selama kenikmatan itu berlangsung.

Ini hukuman. Hukuman yang tak pernah diinginkannya karena terlalu sulit untuk dilakukan.

"Ummhh.. "

"Oouhh.."

Desahnya pun hanya pelan namun terkesan sexy.

Sedangkan Nicko segera menyingkirkan bantal dari wajah sexy Nara saat cewek itu sampai puncak.

Nicko ingin menatap wajah yang biasanya lucu menjadi keenakan dibawahnya.

"Nicko.. ouhh.. ahh.. ummhh.. "

Ser..

Nara langsung memeluk erat leher Nicko ketika miliknya masih mengeluarkan banyak cairan. Meredam tangisannya disana karena tak bisa mendesah kuat.

"Nggghh.. ahhh..."

Nicko menikmatinya.

Cowok itu mengusap peluh yang membanjiri dahi dan tengkuk pacarnya. Kemudian mengecup dalam dahi dan pipi pacarnya yang sedang merasakan sisa kenikmatan.

Pipi kemerahan akibat tamparan pelan, ia usap dan cium beberapa kali sampai kepala itu mengenai bantal.

"Jangan deket cowok lain selagi gw pulang."

Nara mengangguk dan menatap sayu Nicko yang masih terlihat ganteng. Tidak sepertinya yang acak-acakan.

"Punya kamu gimana?"

Nicko menggeleng.

"Fokus nya ke kamu."

Terkadang Nicko mengganti kosa-kata nya jika di waktu tertentu.

Membuat Nara tersenyum tipis ke cowok yang menghapus noda miliknya menggunakan tisu.

"Pikirannya jangan sex terus ya. Aku nggak suka." Ucapnya ke cowok yang memakaikan nya celana.

Nicko tak membalas.

"Kamu kalo nggak ada aku gimana? Main sama cewek lain?" Terkadang ini yang menjadi bahan overthinking Nara.

"Suka nggak suka lu harus terima." Nicko kembali ke mode awal lagi.

Nara mendudukan dirinya di depan Nicko. 

"Maksudnya? Apanya yang diterima? Main sama cewek lain?"

Nicko malah tiduran, tak menggubris Nara.

"Segitu nggak puasnya kamu sama aku?"

Nara berdecih.

"Dikasarin aja aku selalu diem. Dibegoin aja aku tetap sama kamu. Segitu enggak tau dirinya kamu? Segitu nggak menghargainya kamu ke aku?"

Nara kembali menangis. Menangis karena bayangannya yang selalu menempatkan Nicko di jurang.

Sedangkan Nicko menutup matanya menggunakan lengan. Tak ingin melihat Nara menangisi sesuatu yang menurutnya tak penting.

••

Setelah membersihkan tubuhnya di rumah, Nara kembali ke rumah Omah nya. 

Cewek itu kini berjalan bersama mamahnya yang baru memberitahu kalo keluarga tante Yuki dateng.

"Ulu-ulu dateng juga."

Yuki tersenyum ke kakak nya yang tambah cantik seperti perempuan yang saat ini memeluknya.

"Tambah cantik."

Nara tersenyum malu, "Makasih. Tante juga."

Cewek itu beralih ke Zea, mengabaiman mamah dan tante nya yang sedang membicarakan sesuatu.

"Kak Zea."

"Hi, tambah cantik aja."

Nara tersenyemu cantik. Mata cewek itu mengedar ke arah lain.

"Kakak juga."

Setelah menyapa dan mengobrol sedikit, Nara beralih ke cowok yang siap menyambutnya.

"Si cantik!

Leo langsung memeluk Nara. Memberi kecupan bertubi-tubi di pelipis cewek iru.

"Kak Leo ish!"

Leo mencubit kuat pipi Nara sampai cewek itu meringis kesakitan.

"Kok tambah cantik sih? Pengen banget gw pacarin deh!"

Nara terkekeh.

"Jangan dong."

Leo menekuk sedikit wajahnya.

"Udah ada pawang?"

Nara tak mengangguk atau menggeleng. Cewek itu tersenyum saja.

"Yah berarti gw telat dong?"

Nara hanya bisa tersenyum.

Tapi senyuman nya sedikit memudar saat matanya menangkap Nicko yang sudah rapih dengan tas ransel dibahu cowok itu.

Cowok itu seperti ingin pulang. Meninggalkan kota ini beserta dirinya.

"Halo Tan, kak Zea cantik and Leo."

Cowok itu bersalaman ke Yuki, memeluk Zea dan bertosan ala cowok ke Leo.

"Lah kamu mau kemana? Tante baru dateng ini."

Nicko tersenyum tipis.

"Aku pulang dulu, soalnya Bunda udah kangen. Teleponin mulu dari tadi."

Yuki hanya bisa mengangguk. Sedangkan Zea mendekati sepupu ganteng yang melebihi adiknya.

"Padahal gw ada niat mau ajak lu ke bazaar."

Nicko mengusap pipi Zea di depan Nara yang sedari tadi menahan gejolak di dada.

"Kapan-kapan ya." Ucapnya lembut membuat Zea tersenyum senang.

"Okay sayang, hati-hati yah!"

Nicko tersenyum mengangguk.

Cowok itu memeluk semuanya, tanpa terkecuali.

"Hati-hati sayang!"

"Ya Omah! Nicko pulang ya! Bye semuanya!"

.
.

Percuma baca, tapi nggak vote sma comment.

©narrberry_

SECRET RELATIONSHIPTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang