......
Seorang cowok di jok motor memainkan bibirnya dari balik helm. Matanya mengamati satu persatu siswi yang keluar dari sekolah.
Sampai akhirnya bisa menemukan sosok yang dicarinya sedang berjalan menuju halte bus.
Brum!
Cewek itu menoleh ke pemilik motor yang hanya menampilkan mata dan alis.
"Ngapain?"
"Naik."
Tak mau berdebat, jadi cewek itu menuruti perkataan pacarnya.
"Di rumah sendiri?"
Nara sedikit mencodongkan tubuhnya ke depan sampai tubuhnya mengenai punggung pacarnya.
"Apa?"
"Di rumah sendiri?"
"Ada Mamah."
Motor itu berjalan dengan kecepatan sedang di bawah sinar jingga.
"Kenapa ke sini?"
"Buka block lu ke gw di semua akun." Pintanya melirik sekilas ke spion.
"Buat apa? Itu bagus buat kamu." Tukasnya yang penuh kesenangan di dalam dirinya.
Nicko berdecak, "Buka. Gw lagi males debat."
Nara berdehem singkat dibelakang tubuh Nicko.
Tangannya ingin sekali memeluk tubuh itu, menaruh kepala di punggung tegap itu. Tapi apa boleh buat kalo rasa gengsi lebih tinggi daripada rasa menginginkan.
"Peluk gw."
Nara sedikit kaget.
Nicko nggak bisa baca pikirankan?
"Tumben."
Cowok itu mendengus. Lalu menarik satu tangan agar berada di perutnya.
Nara tentu tersenyum senang dibalik punggung cowoknya.
"Maaf."
"Buat?"
"Di villa."
Nara tak mau mengingat itu lagi. Jika diingat pasti ada rasa kesal, kecewa dan amarah di dalam dirinya untuk tidak bertemu dengan Nicko.
"Nggak usah diingatin aku males."
Tak ada sautan.
"Lu sama Leo nggak ada hubungan apa-apa kan?" Mendadak Nicko membicarakan Leo di sela mengendarai motor.
Nara memejamkan mata sejenak, memikirkan jawaban yang tepat.
Pada umumnya jawaban semuanya tepat, tapi Nara terlalu berat untuk mengatakanya.
"Nggak ada."
Mata Nicko tetap mengarah lurus ke jalan.
"Kalo mau selingkuh, gw izinin. Tapi jangan bohong."
"Kamu lagi selingkuh, terus jadi izinin aku?"
Nicko terdiam sesaat.
"Gw pernah selingkuh selama beberapa hari."
Agak sakit sih mendengarnya, tapi Nara pastikan hanya hari ini aja. Karena ia ingin memperbaiki hubungannya bersama Nicko.
"Selingkuhnya buat apa?"
"Karena lu bebal kalo gw bilang."
"Aku nggak nurut? Aku selalu nurut." Koreksinya terhadap ucapan Nicko yang menuduhnya tidak menurut.
"Cuma di ranjang."
Benar juga sih. Lagian kalo nggak nurut, cowok itu bakal kasar ke dirinya.
Nara menggigit bibirnya, "Kalo aku nurut sama kamu, kamu bakal selingkuh?"
"Tergantung."
Nara terdiam sejenak menatap jalanan yang dipenuhi manusia dan kendaraan berlalu lalang.
"Kamu selingkuh cuma karena aku marah, apa ada yang lain?"
Bahu Nicko terangkat tak tahu.
"Gw nggak suka kalo lu marah. Kalo marah kayak anjing. Nggak mau bicara sama gw, nge-block gw di semua sosial media, kalo ketemu mukanya minta ditonjok."
Ya begitulah ke struggle-an Nicko saat menghadapi Nara yang sedang marah.
"Emang gitu banget ya? Kayak kamu nggak aja. Kalo marah dinding cosplay jadi samsak."
"Emang lu mau kalo gw jadiin samsak?"
Nara menggeleng, "Nggak sih."
Nicko berdecih, "Makanya jangan pancing gw. Kalo pancing yang lain mah boleh. Yang penting jangan buat gw marah."
Nara berdehem.
"Selingkuh boleh, yang penting jangan sama Leo. Inget itu ya njing."
....
Lanjut nggak?
KAMU SEDANG MEMBACA
SECRET RELATIONSHIP
RomanceTentang sepasang sepupu yang melewati batas. © narberry_ , juli 2022