Kini keluarga Omah sudah lengkap. Ada ketiga anak perempuan nya. Anak pertama, Bunda Nicko. Anak kedua, Bunda Leo. Dan terakhir, Mamah Nara yang tinggalnya berdekatan dengan Omah.
"Kamu bawa apa aja? Jangan bilang cuma bawa diri." Belum apa-apa bunda Nicko sudah menuduh saja.
"Tadinya sih mau gitu, Kak. Tapi karena nggak mau beban banget. Ya bawalah seadanya." Balas bunda Leo yang untung saja tau tabiat kakaknya yang suka ceplas-ceplos. Jadi tidak perlu bersusah payah memasukkannya ke hati.
Sementara Nicko sedang sibuk memainkan game nya. Itung-itung menjernikahkan pikirannya sebelum kelakuan nya keluar setelah melihat wajah Leo.
Aish!
"Ko, anterin gw ke minimarket yuk. Di suruh Omah beli makanan frozen buat nanti malam."
"Kenapa nggak lu minta ke Elsa?"
"Elsa siapa?" Bingung Zea menatap sepupunya yang tak beralih dari hp.
"Adeknya Anna." Ceplos Nicko dengan wajah datarnya.
Puk!
"Ini serius ganteng! Anterin gw yuk ke minimarket." Pinta Zea yang sudah dilembut-lembutkan.
Hp itu pun dimasukan seraya mengumpat.
"Kenapa nggak adek lu? Gw malas. Sumpah. Dari kemarin diminta ini-itu." Kesal Nicko yang membuka sekotak rokok, tapi tidak jadi karena melihat Nara berjalan ke arahnya. Lebih tepat ke rumah Omah yang pagernya terbuka lebar.
Bahu Nicko ditepuk, "Berarti lu berguna. Lagian adek gw juga sibuk."
Zea berdiri di depan Nicko, tanpa sadar menghalangi pandangan cowok itu terhadap sosok yang masuk ke rumah Omah.
"Ayo anterin gw. Coba jadi adek gw yang baik."
"Ogah!" Namun cowok itu tetap berdiri.
Zea tersenyum lebar, "Baik banget sih adek gw yang ganteng ini." Nicko segera menepis tangan yang memangku pipinya.
"Alay!"
Mereka berdua berjalan ke motor, tapi saat baru beberapa langkah Nicko mengingat sesuatu, bahwa kunci motornya masih di seseorang.
"Tunggu. Gw ambil kunci motor dulu."
"Pake mob—"
"Jadi nggak?" Potong cepat Nicko, yang sebenarnya terlalu malas mengantarkan Zea ke minimarket.
Zea menghela kasar, "Jadi sayang. Cepet!"
Nicko pun masuk ke rumah Omah, mencari keberadaan Nara. Setelah itu meminta cewek itu mengantarkan ke rumah untuk mengambil kunci motor yang katanya ditemui di kamar cewek itu semalam.
"Ketemu dimana?" Menatap kunci dan cewek di depannya bergantian.
"Tempat kamu tidur."
Kunci itu terambil, sekaligus cewek di depannya mendekat akibat tarikan tangannya.
"Kak Zea tungguin kamu."
Nicko berdehem di ceruk leher Nara.
"Nanti malam?"
Nara mengangguk seraya menyisir helaian lembut rambut Nicko.
Sementara Nicko menaruh kedua tangan di pipi bokong Nara. Mengusap sesekali meremas gemas bokong itu. Ah.. sudah lama tidak menyentuh Nara.
"Sorry konser nya nggak jadi." Ucap pelan Nicko seperti bisikan.
Nara mengangguk mengerti, "Nggak papa. Bisa lain kali." Mengusap pelan punggung keras itu.
Nicko mengecup singkat tengkuk Nara, sebelum menyentuh bilah bibir manis itu.
"I can't waiting for you to sit on top of me."
....
Tebak yok tebak!!
Mereka ena-ena nya dimana?!!
Kalo bisa spill tempatnya!!
See ya di tahun baru~
KAMU SEDANG MEMBACA
SECRET RELATIONSHIP
RomanceTentang sepasang sepupu yang melewati batas. © narberry_ , juli 2022