- 30

10.1K 315 33
                                    

"Siapa yang menghamilkan Nara ya." Bingung omah yang tak tega melihat cucu perempuannya hamil di luar nikah.

"Nicko yang menghamilkan Nara."

Omah yang berada disana seketika memberhentikan gerakan tangannya yang sedang memotong bawang.

"Kamu kalo bercanda waktunya nggak pas sayang."

Nicko menatap Omahnya dari samping yang melanjutkan memotong bawang.

"Kalo memang Nicko yang menghamilkan Nara gimana?"

Suara pisau beradu talenan berhenti saat itu juga.

Pemiliknya menoleh dan membalas tatapan cucu nya yang lurus dan serius.

"Omah nggak percaya." Tapi tetap, di pendengaran sang Omah terasa bercanda.

Nicko melumas bibir keringnya efek pembahasan ini.

"Kalian sepupu."

Nicko mengangguk.

"Tapi aku punya perasaan sama dia. Apa itu salah?"

Wanita paruh baya itu langsung terduduk di kursi yang berada disana. Menelisik tatapan cucunya yang sangat membuat dirinya khawatir jika itu terjadi.

"Perasaan adik kakak doang kan? Jangan buat Omah marah Nicko."

Cowok yang masih memakai seragam sekolah berjongkok di depan Omahnya. Menarik jemari keriput itu untuk di genggamnya.

"Nicko Arvian Miguel punya perasaan sama cucu Omah, Nara Adinda."

"Omah nggak percaya."

Wanita itu tidak ingin mempercayai ucapan cucunya, tapi tatapan Nicko membuktikan perkataan cowok itu.

"Omah tetep nggak percaya kalo kamu ngehamilin Nara."

"Maksudnya? Nicko hamilin Nara?"

Boom!

Nicko perlahan berdiri menghampiri wanita yang berdiri di ambang pintu tengah menatapnya penuh pertanyaan.

"Maaf, Nicko yang hamilin Nara, Tan."

Kekehan sumbang keluar, "Nggak mungkin kamu. Kalian sepupu Nicko."

Nicko menggeleng membuat senyuman getir pudar di wajah sang ibunda Nara.

"Maafin Nicko, Tan." Ucap Nicko menunduk, mengakui kesalahan yang tidak diperbuatnya.

Di kursi, sang Omah memegang dadanya merasakan sesak yang mendadak datang ketika cucu lelakinya mengakui perbuatan terlarang itu di depan ibu sang cucu perempuannya.

"Tante nggak habis pikir sama kamu. Tante mau tampar kamu, Nicko. Tapi Tante nggak bisa. Karena kamu udah Tante anggap anak sendiri."

Pandangan mamah Nara berubah datar ke Nicko, meskipun bibir berucap seperti itu.

"Nicko sayang sama Nara. Nicko yang minta. Jadi, Nicko yang salah disini."

Mamah Nara menggeleng, "Kalian berdua yang salah. Kalian sama-sama mau."

Mata wanita itu sedang menahan tangisan dan amarah, "Tante, nggak paham sama kalian."

Terlihat bibir itu kelu, terlalu sulit mengeluarkan kalimat yang sudah terangkai baik di otaknya.

"Nicko, Tante nggak bisa tolongin kamu dari amukan Papahmu."

Nicko tidak lagi memikirkan itu. Karena amukan papahnya itu pasti akan datang, begitupun tangisan bundanya.

"Apa tante nggak mau menampar Nicko?" Pertanyaan itu terkesan bodoh, tapi Nicko ingin mendapat tamparan atas perbuatannya.

Wanita itu menggeleng, "Nggak guna. Nggak bisa merubah semuanya juga." Kemudian masuk, menghampiri mamahnya yang terduduk di kursi dalam keadaan sesak.

"Ayo ke dalam Mah. Istirahat."

Omah mengangguk. Berjalan diiringi anaknya.

Namun sebelum itu, Omah meninggalkan kalimat untuk Nicko.

"Jika kamu memang benar yang melakukan itu, tolong nikahin Nara."

🔥 C R O S S 🔥

Lama jg gw nggak update wkk
Btw, maaf ye gesss
Jgn lupa vote n comment!!!!

SECRET RELATIONSHIPTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang