Yo wassup!
.....
Nara menggigit bibirnya kuat di kamar ketika tak mendapat balasan chat dan sambungan telepon Niko.
Cewek itu masih di Villa. Belum pulang sampai matahari terang menderang menghangatkan kota yang disinggahnya.
"Gw harus gimana?"
Kedua kakinya mundar-mandir tak jelas sambil menghubungi Nicko berulang kali, berharap cowok itu menepati janjinya semalam untuk menemuinya kembali.
"Nicko angkat please."
Nara berharap cowok itu menepati omongannya. Tetapi ditunggu berjam-jam pacarnya tak kunjung dateng. Bahkan hpnya tak aktif.
Apa Nicko membohonginya?
Pikiran Nara sudah kalut. Tapi berusaha kuat untuk tidak panik dan nangis saat ini. Hanya saja, ia ingin marah ke pembohong itu.
"Aku bakal balik lagi."
"Bullshit!"
Gimana Nara tidak negative thinking ke Nicko kalo cowok itu aja seperti itu. Meninggalinya, membohonginya, dan tidak peduli ke dirinya.
Jika sudah dapat apa yang diinginkan, pergi begitu saja. Tak memperdulikan orang lain yang disakitinya. Itu Nicko.
"Halo, kak."
"Iya Nar? Ada apa?"
Nara melumas bibir keringnya sekilas.
"Kak Leo ada dimana? Nara ganggu kak Leo nggak?"
"Nggak kok. Aku ada di puncak."
Emm.. kebetulan.
"Emm.. kak Leo disana sama siapa?"
"Temen. Emang kenapa?"
Nara menghela nafas lega.
"Aku boleh minta tolong nggak?"
"Boleh banget."
"Kakak bisa ke Villa Cendrawasih nggak? Tempatnya deket puncak."
"Kok kamu bisa disitu? Jauh banget."
Nara juga baru tau nama tempatnya dari pelayan villa.
"Iya kak. Aku habis main sama temen. Terus temen aku udah pulang duluan sama pacarnya. Jadi, aku sendirian disini." Bohongnya yang jauh sekali dari fakta.
"Yaudah aku otw ke sana, tapi pake motor ya. Nggak papa kan?"
"Gapapa kak. Maaf ya ngerepotin."
"Santai aja. Aku jalan ya."
"Iya kak. Hati-hati."
Huft!
Coba aja pacar Nara itu Leo, pasti Nara bakal menjadi cewek bahagia karena memiliki cowok selembut dan sepenyayang Leo.
Terkadang Nara juga membayangkan itu. Jika saja, dirinya bersama Leo bukan Nicko. Pasti kisahnya lebih indah dari Jake dan Rose di film Titanic.
Ya, itu hanya bayangan semata yang mungkin tak akan terjadi.
Pasalnya sepupunya bernama Leo itu terkenal lembut, penyayang, sabar, dan pekerja keras di kalangan keluarga. Bahkan orangtua nya pernah bercanda menjodohinya dengan Leo.
Ah! Lucu bukan?
Dreet!
"Kamu ada dimana? Aku udah diluar."
"Ya aku bakal keluar. Tunggu ya."
"Okay."
Nara segera pergi dari Villa itu. Berlari kecil menuju tempat kedatangan.
"Kak Leo kan?"
Leo menoleh, "Iya. Siapa ya?"
Nara berdecak, "Aku Nara."
Leo tertawa pelan yang sialnya menggetarkan dalam diri Nara. Lebih sialnya lagi, cowok itu sangat tampan dalam balutan simple.
"Aku tau. Kesini sama siapa? Temen?"
Nara mengangguk sambil memakai helm yang disodorkan Leo.
"Kak Leo beneran sama temen atau pacar?"
Leo tersenyum, "Temen. Helmnya punya temen." Mengaitkan pengait helm yang dipakai Nara.
Nara tersenyum hangat, "Makasih ya. Maaf repotin kak Leo."
"Udah biasa dari kecil."
Nara tertawa pelan, "Kak Leo udah makan?"
"Udah. Kamu?"
Fix! Nara mau teriak!
"Udah kok. Oh ya, terus gimana sama temen kak Leo?"
"Santai aja. Tadi cuma nongkrong."
Nara mengangguk.
"Aku naik ya."
"Naik ke pelaminan?"
Wrwrwr, bisa aja nih manusia ganteng.
"Hah?"
Leo terkekeh dan menggeleng, "Cepet naik. Aku mau ketemu Omah."
"Ya kak Leo ganteng."
Masa bodo sama Nicko, Nara cuma mau punya pacar kayak Leo.
.....
Nicko or Leo?
Minimal vote sma komen kawandd!!
KAMU SEDANG MEMBACA
SECRET RELATIONSHIP
RomanceTentang sepasang sepupu yang melewati batas. © narberry_ , juli 2022