- 29

11.4K 337 90
                                    

"Gw mau ketemu."

"Maaf aku nggak bisa. Aku lagi belajar buat persiapan ujian."

..

"Gw mau bicara langsung."

"Maaf, bicara di telepon aja ya. Soalnya aku lagi males buat keluar." 

..

"Lu nggak kangen?"

"Kangen. Tapi aku lagi banyak kerja kelompok. Maaf."

..

"Kata tante, lu sakit. Sakit apa?"

"Nggak sakit apa-apa. Cuma kelelahan."

"Besok gw ke rumah."

"Nggak usah. Soalnya aku besok mau istirahat. Mendingan kamu istirahat juga."

..

Nggak setiap hari Nicko menelepon Nara, tapi cowok itu konsisten setiap seminggu menelepon pacarnya beberapa kali. Tapi apa yang di dapatnya? Malah jawaban seperti itu yang di dapatnya dalam satu bulan setengah membuatnya greget dan ingin menghampiri cewek itu.

Nicko menggigit bibirnya tak kuasa menahan rasa penasaran terhadap sesuatu yang merubah cewek itu setelah malam tahun baru.

Apa karena dirinya yang mendadak pergi?

Apa karena tidak menepati janji pada malam itu?

Bingung.

Cowok itu akhirnya memutuskan bangkit dan mengambil jaket serta kunci motor, tak lupa helm mahalnya yang akan menemaninya selama perjalanan ke ibukota untuk menemui sosok perempuan yang kini jarang mengirim chat dan menelepon nya.

"Mau kemana sayang?"

"Izin main Mah."

"Main judi pasti."

Semenjak kejadian dipenjara, pria tua itu tak jauh-jauh meledeki anaknya dari kata judi.

"Pake duit papah ya."

"Berani berapa kamu?" Alis pria yang wajahnya tak ada beda dari Nicko, menaik.

"150 juta."

"Kalo nggak balik ginjal kamu jaminan nya gimana?" Ancam pria itu.

Nicko berdecih, "Mah, Papah pengen banget liat anaknya mati."

"Pah!" Peringat sang istri yang dibalas decakan kesal suami."

"Jadi nggak?" Tawar Nicko yang masih aja dibahas di depan mamahnya.

"Mendingan cabut, daripada tongkat baseball melayang ke wajah kamu."

Nicko tersenyum meledek, "Takut ya?"

Sang papah menggeleng, "Buat apa takut? 150 juta nggak ada apa-apanya bagi papah." Congaknya tersenyum sedikit miring.

"Papah cuma nggak mau aja duit segitu jatuh ke tangan pemain yang salah. Secara kamu noob. Masih newbie." Tersenyum remeh untuk putranya yang mengumpat pelan.

Cowok itu keluar dengan raut kesal.

"Sial!"

Seharusnya Nicko tidak memulai kalo papahnya yang bakal menang.

Argh!

Rasa-rasanya Nicko ingin menonjok samsak saja untuk melampiaskan emosinya hari ini.

Ah, tidak usah menonjok samsak. Cukup menggunakan pelukan sang kekasih, emosinya akan mereda. Iya, benar. Hanya butuh waktu belasan menit menghampiri pacarnya yang bersikap aneh itu.

"Nara." Gumam Nicko

Saat sudah sampai dikediaman rumah Nara, sepi dan sunyi langsung menyambutnya. Membuat tubuhnya harus mendekat untuk mengecek keberadaan orang di dalam.

"Tan—"

Plak!

"Siapa yang hamilin kamu Nara?" Pertanyaan itu langsung menyambut telinga Nicko yang berada di depan pintu yang masih tertutup.

Suara tangisan anak perempuan ikut menyambut kedatangan nya.

"Jawab Mamah, Nara!"

Tangisan semakin terdengar menggelegar dari dalam rumah. Namun tidak membuat tubuhnya masuk ke dalam untuk mencampuri urusan di sana.

"SAMA SIAPA KAMU HAMIL, NARA?!"

Kepalan tangan Nicko semakin menjadi-jadi saat kata hamil keluar dari bibir sang tante.

"Mamah maafin Nara."

Nicko menyisir rambutnya ke belakang, tersenyum tipis terkesan miring mendengar permohonan Nara.

"Udah berapa bulan?"

Langkah yang ingin menjauh terpaksa terhenti untuk mendengar kelanjutan kabar yang membuatnya tertawa dalam hati.

"She's cheating? How cute is she?"

"Satu setengah."

Boom!

Plak!

Kaki Nicko melangkah mundur, begitupun motornya yang ikut mundur tanpa dinyalakan.

"I'll break you."

🔥 C R O S S 🔥


Komen nya dongg kawannd?!!!

SECRET RELATIONSHIPTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang