- 9

21K 375 4
                                    

Yo wassup!

......

Setelah diantarkan pulang, Nara langsung membersihkan tubuhnya dari bekas semalam bersama Nicko.

Cewek itu benar-benar menghapus jejak Nicko di tubuhnya.

Terkadang umpatan keluar dari bibirnya mengingat ucapnya bullshit  cowok itu. Tapi gak papa deh, karena Nicko, dirinya bisa bertemu Leo. Diantar pulang cowok itu sampai rumah dengan selamat.

Dreet!

"Apa?"

"Udah pulang duluan?"

"Menurut lu?" Kini panggilan Nara ke Nicko berubah.

Masa bodo dituduh macam-macam, sehabis ini.

Pasalnya cowok itu tak tau diri meninggalkan nya sendiri di villa setelah berbuat enak. Layaknya cewek yang menjual diri di aplikasi khusus.

"Kok ngegas?"

Nara mendengus.

"Ya terus gimana? Lembut? Nggak mempan. Nyatanya gw ditinggal sendirian di Villa."

Helaan nafas terdengar.

"Maaf. Nggak lagi-lagi gw kayak gitu."

"Bullshit!"

Kini Nara ingin berani melawan Nicko. Ia ingin mengesampingkan rasa sayangnya terlebih dahulu. Lagian juga, dirinya dan Nicko tak akan bisa bersatu. Percuma juga.

Tapi dengan pasti, Nara perlahan-lahan keluar dari jeratan Nicko. Ia mau semuanya seperti semula, bukan seperti saat ini.

Ah, hubungan macam apa ini.

"Kok lu gitu sih? Mulai berani lu?"

Sedikit ada rasa takut di diri Nara mendengar ucapan tegas itu, namun sebisa mungkin biasa saja.

"Ya emang kenapa? Lu Tuhan? Lagian lu kadang-kadang semena-mena sama gw. Padahal gw udah kasih semuanya, tapi lu?"

Nicko berdecak, "Pikir dong. Kita ini sepupu. Ya kali pacaran kayak orang lain. Kita backstreet."

Nara mengangguk paham.

"Backstreet ya?"

Nicko berdehem.

"Kalo memang lu nggak mau backstreet. Gw juga bisa. Gw nggak takut. Tapi lu mau nggak ngehadapain ocehan orangtua?"

Nara memikirkan lagi hubungan aneh ini yang berlandaskan perasaan atau nafsu. Entahlah, yang pasti Nara melihat di mata Nicko hanya ada nafsu, bukan perasaan.

Dan Nara juga merasa aneh ke dirinya, ia menganggap Nicko entah apa. Memang ada perasaan, tapi.. perasaan apa? Sayang? Iya, Nara sayang Nicko. Tapi dipikir-pikir lagi, Nara tidak pernah merasakan hal yang paling membuncah yang dirasakan orang pacaran pada umumnya. Seperti jatuh cinta.

Nara tiba-tiba aja suka sama Nicko lalu mereka pacaran diam-diam.

"Nar."

Nara sedikit tersingkap.

"Iya?"

"Tadi dianter sama siapa?"

Jawab jujur atau tidak?

"Pesen ojol." Akhirnya pun berbohong.

Nicko menghela nafas lega.

"Yaudah istirahat. Besok sekolah."

Nara berdehem sambil memikirkan lagi jawaban tadi.

"Nicko, menurut lu hubungan ini gimana? Apa terus-terusan kayak gini?"

Nicko terdiam sesaat.

"Gw juga nggak mau punya hubungan kayak gini. Nggak leluasa. Gw juga mau kayak orang lain."

Nara menatap pantulan wajahnya di cermin.

"Jadi hubungan ini mau dibawa kemana? Gw nggak mau lebih rugi lagi." Ucap pelan Nara, mengingat semua perbuatan yang dilakukan dirinya dan Nicko.

"Tetep seperti ini."

Nara menggeleng.

"Gw nggak mau."

Nara mengambil nafasnya pelan, "Lu punya perasaan ke gw atau sekedar nafsu? Bilang aja, daripada perasaan gw lebih jatuh ke lu."

"Lu mau hubungan ini berakhir? Gw nggak mau." Tolak keras Nicko.

"Kenapa? Karena tubuh? Lu bisa cari diluar sana." Sakit sih jika cowok itu bertahan hanya soal tubuh dan nafsu, bukan perasaan yang dibayangkan.

"Gw tetep nggak mau. Kenapa sih maksa? Lu punya cowok lain? Kalo punya bilang, gw biarin lu sama dia. Tapi biarin hubungan ini tetap berjalan."

"Gw nggak masalah kalo dijadiin selingkuhan lu, buat pertahanin hubungan ini."

Ucapan Nicko memang gila, tapi hubungan yang dijalankan mereka lebih gila.

....

So, kl bsa 2 knp hrs satu?

Smpai ktmu di mlm sabtu/minggu kwnd!!
Vote n komen ak tunggu!! 

SECRET RELATIONSHIPTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang