Setelah mengantar Omah ke rumah, Nara tidak langsung pulang ke rumahnya. Cewek itu ditarik paksa oleh Nicko yang ingin sekali berlama-lama bersama cewek itu di dalam mobil.
"Ada yang dibicarain lagi?"
Nicko mengulum seraya membasahi bibir keringnya.
"Lu marah? Mau diemin gw?"
Nara terdiam sejenak dengan pandangan lurus.
"Aku nggak diemin kamu. Aku cuma kesal. Itu doang." Mata sayunya cewek itu pusatkan ke Nicko.
Nicko membalas tatapan itu. Membuat mereka saling bertatapan dalam beberapa detik, sebelum Nara memutuskan pandangannya.
"Gw mau publish hubungan kita."
Sontak Nara menatap Nicko yang mengucapkan itu tiba-tiba, terlebih rautnya tidak main-main.
"Ada apa sama kamu?"
Nicko berdecih lalu tersenyum sinis, "Seriusan nggak mau publish hubungan ini? Lu nggak mau serius?" Kemudian tertawa sumbang sambil merapihkan tataan rambutnya.
Nara menelan salivanya.
"Bukan gitu?"
Alis Nicko menaik, "Terus apa lagi? Hubungan kita udah lebih dari batas pacaran. We're having sex."
Nara menunduk dan menggigit bibirnya.
"Gw nggak peduli sama reaksi mereka, gw cuma mau hubungan ini di akui. Mereka tau. Kita nggak backstreet."
Cewek itu mendongak, "Aku belum siap."
Entah apa yang dipikirkan Nara, yang pasti cewek itu belum siap jika nanti hubungannya diketahui oleh orangtua dan keluarga besarnya.
"Lu punya cowok lain?"
Nara terdiam sejenak menatap Nicko yang meminta jawaban.
"Aku cuma punya kamu."
Nicko tersenyum sinis, "Yakin?"
Nara mengangguk kuat, "I'm yours."
Nicko meneliti mata yang memancarkan sedikit keraguan dan ketakutan.
Tengkuk Nara tertarik dikarenakan ulah Nicko yang mencium dan melumat bibirnya beberapa detik tanpa balasan.
"Gw pegang omongan lu."
Nara menjelajahi mata itu sampai sadar kalo Nicko selalu membawanya ke pusaran mematikan cowok itu.
"Aku sayang kamu." Mengusap rahang lalu beralih ke rambut, untuk di jelajahi jarinya lembut.
Wajah keduanya hanya menyisakan ruang nafas. Karena jika bergerak banyak, bibir keduanya pasti sudah saling berciuman.
"Kenapa kamu nggak pernah percaya sama yang aku bilang?"
Kelopak mata Nara terpejam saat Nicko menyesap bibirnya pelan.
Jarang sekali cowok itu menyesap bibirnya lembut, karena biasanya cowok itu selalu terburu.
"Ayo kita mulai dari awal."
Nicko menatap mata dan bibir Nara bergantian, sesekali mengecupnya ringan.
"Gw bajingan."
"Aku tau. Tapi aku cuma mau kamu." Menatap sungguh-sungguh manik mata di depannya. Kali ini tidak beralih, karena cewek itu ingin melihat respon seorang Nicko.
"Kenapa?"
Nara menyesap duluan bibir Nicko, namun pelan dan sebentar.
"Kamu itu bajingan, brengsek, kasar dan toxic. Tapi aku nggak mau lepas dari kamu."
"Karena kita ud—"
"Bukan karena itu. Karena aku cuma mau kamu. Cuma kamu."
Mata mereka saling bertubrukan.
"Lu harus tau, apa yang udah jadi milik gw selamanya milik gw. Sekalipun lu, sepupu gw."
Bibir mereka bertemu dan menyatu, menyapa satu sama lain dengan gerakan pelan tapi pasti menghantarkan getaran-getaran yang sering dirasakan keduanya jika dalam posisi berdekatan.
Saat Nicko mau menyapa benda lunak di dalam mulut Nara, tetapi cewek itu sudah menjauh duluan.
"Bentar."
Tak pakai lama, Nicko meraup bibir itu. Menyesap, melumat, mengulum dan menggigit sebisanya di bibir sweet nan smooth itu.
Nicko gila gara-gara bibir pink itu. Rasanya ingin dilumat setiap kali menginginkan nya.
Sementara tangan Nicko tentunya tak tinggal diam. Tangan itu bergerak mengusap paha hingga menyingkap rok pendek Nara. Tangan lain, menekan tubuh itu agar tidak menjauhinya.
Chup!
Benang saliva terlihat di mata Nicko. Cowok itu dengan inisiatifnya mengusap benang itu di dagunya dan dagu Nara.
"Pulang, mandi, tidur."
"Kamu?"
"Nyolo."
...
Wkkk, gw sebenarnya mau up pas tahun baru.. tapi kayaknya terlalu lama.
So, gw mungkin bakal update kalo vote n comment nya banyak 🤔
Selamat berholiday gess!!! 🎉
KAMU SEDANG MEMBACA
SECRET RELATIONSHIP
RomanceTentang sepasang sepupu yang melewati batas. © narberry_ , juli 2022