Tandai typo!
***
"Hati-hati yah, jangan lupa sering-sering main kesini." Dara mengangguk, lalu mencium punggung tangan kedua orangtuanya, dan diikuti oleh Chandra.
Mereka berdua memang akan pindah ke apartemen milik Chandra, di karena kan Chandra tidak enak jika harus tinggal dirumah mertuanya.
Setelah itu, keduanya pun berjalan menuju motor Chandra, barang-barang mereka akan diambil oleh orang suruhan Chandra menggunakan mobil—ah lebih tepatnya barang-barang Dara.
Diperjalanan, tidak ada yang membuka suara. Keduanya sibuk dengan kegiatan masing-masing, Chandra yang sibuk mengemudi, dan Dara yang sibuk mengamati jalan yang mereka lewati.
"Dara?" Panggil Chandra, setelah keduanya cukup lama terdiam.
"Ya?" Sahut Dara.
"Nggak, gue kira lo tidur." ujar Chandra, lalu keduanya kembali terdiam.
Chandra melihat kedepan, beberapa meter di depan sana, ia dapat melihat segerombolan orang yang menghalangi jalan. Meskipun ini sudah malam, namun Chandra dapat melihatnya karena cahaya remang-remang dari lampu jalanan. Ia tau mereka siapa.
Kenapa juga jalan nya bisa sepi begini?! Perasaan ini adalah jalan raya yang hampir selalu ramai di lewati.
"Kita puter balik!" Chandra lalu memutar balik motornya, sedangkan Dara terheran-heran.
Namun, saat motor akan kembali berjalan dengan normal, tiba-tiba segerombolan orang-orang berseragam hitam dari sisi jalan bermunculan, dengan kupluk hitam yang terpasang rapi di wajah semua nya. Ah dan jangan lupakan pistol yang berada di tangan masing-masing
Chandra mengumpat, sedang kan Dara sudah bergetar ketakutan.
"Black Dragon, how are you?" Tanya seseorang yang berada paling depan, seseorang yang muncul dari sisi kanan jalan tadi.
Chandra lalu turun dari motor, tidak lupa ia menyuruh Dara untuk tetap berada dibelakangnya.
"Ga usah basa-basi, mau apa kalian?" Tanya Chandra pada intinya.
"Oh tenang lah, kami hanya ingin nyawa mu saja, atau—"seseorang itu menggantung ucapannya, lalu tatapan nya jatuh pada Dara yang sedari tadi terus bersembunyi di balik Chandra.
Chandra mengumpat tertahan saat orang-orang yang menghalanginya tadi mulai berdatangan dan mengepungnya.
"Dia." lanjut seseorang tadi sembari menunjuk Dara menggunakan pistolnya. Chandra menggeran tertahan mendengar itu.
Lalu ia terkekeh pelan, seperdetik kemudian wajahnya berubah menjadi datar. Ia menghunus tajam pada seseorang yang sedari tadi terus berbicara.
Chandra diam-diam menekan tombol yang berada di jam tangan nya, Jam yang didesain khusus untuk para anggota Black Dragon.
Jam itu akan terhubung pada jam-jam Anggota yang lainnya, jadi jika ia menekankan tombol merah yang berada di jam itu, Jam teman-temannya akan mengeluarkan suara yang sama dengan sirine.
Dan lokasi Chandra akan di tunjukkan oleh jam itu secara otomatis.
"Jangan harap." balas Chandra dengan datar.
"Sebenarnya siapa kalian?" Chandra hanya ingin memancing mereka untuk mengulur waktu, agar orang-orang itu tidak langsung menembak nya.
"Hahaha, apa kau lupa kami siapa?" Tidak ada jawaban dari Chandra.
"Mungkin kau lupa, karena sudah lama pistol kita tidak bersilahturahmi." orang itu terkekeh kecil.
"Baiklah akan ku beri tau, Kami—" orang itu menggantung ucapannya, membuat Chandra muak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Chandra (END)
RandomJebakan yang berakhir keberuntungan. *** Chandra terkekeh melihatnya, tangan terulur untuk membersihkan bumbu kacang yang berada di pinggir bibir istrinya. Bumbu sate yang sudah berpindah Ke jari jempol nya itu ia jilat. Yang mana hal itu membuat Da...