18.jenguk anak.

18.7K 666 5
                                    

Tandai typo!

***

Matahari sudah tenggelam, membiarkan sang ratu malam mencahayai bumi dengan cahaya indahnya. Sayangnya awan tebal menutupi sang ratu, bahkan anak-anak malam pun ditutupi, sehingga malam ini begitu gelap tanpa cahaya sang ratu. Awan hitam tebal itu seperti nya sebentar lagi akan menurunkan beban yang sudah ia tampung.

Tidak salah, karena seperdetiknya percikan-percikan air mulai menjatuhi bumi, untungnya tidak di ikuti oleh suara gemuruh yang banyak menakuti manusia.

Yah, petir memang semenakutkan itu, selain suaranya yang menggelegar, petir juga benar-benar mematikan, tidak sedikit korbannya, membuat tubuh manusia hangus, itulah dirinya.

Apa kamu takut dengan petir?

Jika iya, maka kamu adalah orang-orang yang sama dengan Dara. Dara benar-benar takut kepada petir, ia menyukai hujan namun takut dengan petir.

"Untung ga ada petir nya." Dara bernafas lega, ia lantas membuka tirai jendela nya. Diluar benar-benar gelap, ini sudah menunjukkan pukul 10 malam, tapi Chandra belum juga menunjukkan batang hidungnya. Hingga Dara memilih untuk beristirahat di kamar nya. Wendi dan Hiko pun sudah tidur, membuat Dara kesepian.

Jujur saja Dara khawatir dengan Chandra, ia takut suaminya itu kenapa-napa, pasalnya suaminya itu bilang hanya sebentar, namun sampai jam segini pun belum muncul kembali.

Dara lantas kembali menutup tirai, namun pas sekali saat dirinya sudah menutup tirai, pas sekali dengan suara petir yang begitu menggelegar, seolah langit akan terbelah dua.

Dara mematung, seketika dirinya dipenuhi perasaan takut, ditambah lagi seperdetiknya lampu ikutan mati.

Dara berusaha melawan rasa takutnya, lantas wanita hamil itu berjalan menuju ranjang dengan meraba-raba sekitarnya, layaknya orang yang buta.

Dara tidak takut dengan kegelapan, hanya saja diri nya takut pada suara gemuruh yang berasal dari langit. Dara lantas menidurkan dirinya dengan gerakan cepat wanita itu menarik selimut lalu menutupi seluruh tubuhnya, termasuk wajahnya.

Beberapa menit kemudian, Dara yang sudah mulai tertidur tersentak saat ranjangnya bergerak. Dirinya bergetar ketakutan kala sebuah tangan memeluk erat tubuhnya.  Ketakutan Dara langsung sirna saat mencium aroma khas orang itu.

"Chandra?" Dara memastikan.

Chandra bergumam, membuat Dara bernafas lega, namun nafas lega yang baru saja dara keluarkan, langsung ia tarik kembali saat tangan Chandra perlahan masuk menyelusup kedalam bajunya. Mulanya hanya mengelus perut, namun tangan nakal itu semakin naik hingga mencapai buah dada Dara yang terbalut bra.

"Gue pernah baca, ga baik tidur sambil make bra."  Bisik Chandra dengan suara serak basah.

Dara menahan nafas saat tangan Chandra beralih ke belakang tubuhnya, ditambah tangan Chandra yang satunya mengangkat tubuh Dara, lalu melepas pengaitnya.

Seketika Dara teringat jika tadi ia memakai selimut, lantas di mana selimut nya pergi?

"Dara?" Dalam ruangan benar-benar gelap itu, Dara dapat merasakan tangan Chandra yang beralih mengelus bibir nya. Hal itu membuat Dara meneguk saliva nya dengan susah payah.

Chandra (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang