27. Hangatnya pelukan

6K 400 10
                                    

Tandai typo!

***

Tatapan Lara beralih pada sang guru.

"Alasan di terima, silahkan duduk dan usahakan kejadian ini tidak lagi terjadi. Karena semua siswa-siswi di SMA Galaxy ini mengetahui jika saya paling tidak suka ketidak disiplinan!" Tegasnya. Lara mengangguk, lalu ia berjalan menuju bangkunya yang kosong.

Yah, Ayana sudah kembali ke bangku awalnya. Entahlah, mungkin gadis itu tersinggung dengan ucapan Lara waktu itu. Tapi Lara mah bodoh amat, toh baginya itu adalah sebuah fakta.

Pandangan Lara tidak sengaja bertubrukan dengan pandangan Raja, namun eye contact itu tidak berlangsung lama, sebab Lara langsung mengalihkan kembali tatapan nya.

***

Tidur Dara jadi terusik sebab sebuah pergerakan dari perutnya. Lantas perlahan-lahan ia membuka mata, sempat bingung karena tidak menemukan suaminya didalam kamar. Namun setelahnya fokus Dara kembali ditarik oleh pergerakan didalam perut nya.

Maka dengan pelan tangan nya bergerak untuk mengelus halus perutnya.

"Kamu lapar yah?" Tanya Dara sembari memegang perutnya.

"Yaudah, ayo kita makan!" Seru Dara, lalu ia beranjak bangun untuk menuju dapur. Jangan lupakan jika dirumah Asni ini tersedia lift, jadi Dara tidak perlu takut-takut untuk bolak-balik tangga dengan perut sebesar itu.

Didapur, Dara menemukan suami dan mertua nya yang tengah berbincang di meja makan dengan Chandra yang tengah mengunyah sebuah apel.

Menyadari kehadiran seseorang, membuat pembicaraan anak dan ibu itu terhenti. Lantas keduanya menoleh pada Dara yang tengah mendudukkan diri di kursi sebelah Chandra.

"Kamu lapar?" Dara mengangguk.

"Mau makan apa?" Tanya Chandra dengan lembut, sembari mengunyah apel yang tinggal setengah.

"Yang ada aja deh." ujar Dara sembari mengambil sebuah pisang yang tersedia di atas meja makan.

Chandra mengangguk, lantas ia berdiri dari duduknya, lalu berjalan ke lemari yang menempel di dinding, yang biasa nya tempat nya tersimpan makanan.

Chandra lantas tersenyum senang saat ia menemukan sebuah lauk, berjalan menuju piring serta sendok berada, Chandra lalu kembali ketempat nya, namun sebelum itu ia sempat mengambil beberapa sendok nasi terlebih dahulu.

Chandra menyendok dua potong ayam yang ditumis kecap kedalam piring Dara, tak lupa dengan sedikit kuah tumisnya.

Chandra kembali ke meja makan. Lalu, tanpa menyimpan piring ke meja terlebih dahulu, Chandra langsung menyendok lalu menyodorkan nya pada sang istri.

Dara terima-terima saja.

Dara makan dengan semangat, bahkan tak urung ia tersenyum lebar saat merasakan kenikmatan ayam tumis kecap buatan mbak Iyem—art di rumah ini.

Chandra yang gemas tak sungkan untuk menggerakkan tangan nya mengelus pucuk kepala istrinya.

Keduanya bahkan melupakan jika masih ada Asni disini.

Asni yang menyadari jika ia sudah tidak dianggap lantas berdehem. Membuat pasangan muda itu  menoleh ke arah nya.

"Mama ke kamar dulu." Keduanya mengangguk, lalu Asni mulai beranjak. Setelah Asni pergi, keduanya kembali melanjutkan kegiatannya.

Chandra (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang