Tandai typo.
***
Lima bulan sudah berlalu, kini perut Dara semakin membesar, dan hal itu membawa masalah, menurut Dara. Apa yang Dara takut kan dulu, kini benar-benar terjadi. Yah, pihak sekolah sudah mengetahui tentang kehamilannya, dikarenakan melihat perut Dara yang membesar, membuat para guru-guru serta siswa-siswi Galaxy High School curiga. Hingga tadi, tepat nya saat upacara, Dara jatuh pingsan.
Siswa-siswi yang sedang mendengarkan nasehat guru sontak menjadi heboh saat tubuh Dara tiba-tiba tumbang. Karena Ayana tidak kuat untuk menggendong Dara—yang kebetulan berbaris didekat nya, ia memilih untuk meminta tolong pada murid laki-laki yang berdiri tak jauh dari barisan nya.
Dara di gendong ala bride style oleh Niko—-si ketua OSIS. Tidak lupa Ayana dan beberapa guru mendampingi untuk mengetahui kondisi teman/murid nya. Betapa terkejutnya mereka saat petugas PMR yang sedang berjaga memberi tahu kan jika Dara sedang hamil.
Chandra??
Entah kemana suaminya itu pergi, dan hal itu membuat nya kecewa karena Chandra yang tidak berada disampingnya saat ia sedang membutuhkan bantuan cowok itu.
"Kami benar-benar kecewa." Lirih sang kepala sekolah. Kedua orang tua Dara sudah dipanggil. Sekarang keduanya sedang berada dalam perjalanan.
Dara menunduk mendengar ucapan pak Budi—sang kepala sekolah. Ketakutan dan malu, itu yang sedang Dara rasakan saat ini, meremas kuat ujung rok nya, hanya itu yang dapat gadis itu lakukan.
Saat ini, Dara sedang berada didalam ruangan kepala sekolah, dengan beberapa guru yang ikut masuk. Bunyi ketukan pintu ruangan kepsek mengalihkan perhatian semua mata yang berada didalam ruangan. Setelah pintu terbuka, disana terlihat Hiko dan Wendi. Wendi langsung berlari kecil dan menerjang Dara dengan pelukan hangatnya. Ia benar-benar mengerti perasaan anaknya itu.
Sementara Hiko, mendudukkan dirinya di sebelah Dara, pria itu menatap guru-guru didepan nya.
"Pak, apa bapak sudah tau tentang anak bapak?" Tanya Pak Budi. Hiko menatap Dara yang sedang sesegukan didalam pelukan istrinya, sebelum kembali menatap pak Budi yang sedang menunggu jawaban nya.
"Ya." Jawab Hiko. Beberapa guru terkejut, sudah mengetahui nya? lalu mengapa Hiko nampak biasa-biasa saja, ah maksud nya, apa Hiko tidak merasa malu sebagai orang tua? itu lah isi pikiran beberapa guru.
Sementara ditempat lain, lebih tepatnya di rooftop, Chandra mengepulkan asapnya di udara dengan bebas, membiarkan angin membawa asap berbahaya itu.
Raja mengumpat nyaring saat lagi-lagi ia kalah dalam bermain game online bersama Kenet, Grey dan Jian. Mmh, yah hubungan Grey dan Jian sudah mulai membaik, meskipun belum ada yang tau tentang masalah yang pernah mereka alami. Sementara Jian—yang notabenenya satu tim dengan Raja hanya biasa-biasa saja.
Kenet tersenyum mengejek kearah Raja, begitu dengan Grey. Raja berdecak. Lalu menampar pipi Grey dan kenet yang tengah memasang wajah menjengkelkan didepannya.
"Aauuhkk, Sakit! Jingan!" Maki Grey yang berniat membalas, namun dengan gesit Raja menghindar. Kenet yang juga kesal karena di tampar lantas menahan tubuh Raja. Grey yang melihat kesempatan itu sontak mengambil ancang-ancang, lalu dengan tanpa dosa nya, Grey mencolek keteknya, setelah nya ia gesek kehidung Raja. Raja histeris, yang mana hal itu membuat Grey dan Kenet tertawa lepas.
Chandra yang melihatnya berdecak, kekanak-kanakan sekali!
Tanpa kata, Chandra membuang batang rokok nya yang tinggal setengah, lalu menginjaknya hingga apinya padam. Chandra berlalu turun tanpa disadari teman-temannya. Grey, Kenet dan Raja yang sibuk berperang, sedangkan Jian nampak sibuk dengan smartphone yang berada digenggaman nya, hal itu membuat keempat cowok itu tidak menyadari jika salah satu dari temannya telah turun terlebih dahulu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Chandra (END)
RandomJebakan yang berakhir keberuntungan. *** Chandra terkekeh melihatnya, tangan terulur untuk membersihkan bumbu kacang yang berada di pinggir bibir istrinya. Bumbu sate yang sudah berpindah Ke jari jempol nya itu ia jilat. Yang mana hal itu membuat Da...