Tandai typo!
***
Dara berjalan menuju meja yang diisi oleh Chandra dan teman-temannya saat Chandra melambaikan tangan nya. Setibanya Dara langsung mendudukkan dirinya disebelah Chandra yang kebetulan kosong.
Awalnya Dara ingin bergabung bersama Ayana dan yang lainnya, namun dirinya belum menemui mereka. Entah kemana perginya. Padahal dikelas tadi Dara melihat Ayana.
"Mau pesan apa?" Chandra bertanya pada istrinya. Dara mengelus dagu, terlihat sedang berpikir.
"Mmm, bakso aja deh." Chandra mengangguk, lalu bangkit untuk memesankan pesanan istrinya. Raja menyerit, tumben sekali dirinya tidak dijadikan babu?
Namun setelah nya ia memilih mengangkat bahu. Sepeninggalan Chandra, Raja menatap Grey dan Jian yang sedari tadi hanya diam, jika pandangan keduanya bertemu, pasti mereka akan saling membuang muka. Dan hal itu membuat nya heran, lantas Raja memutuskan untuk bertanya.
"Lo berdua kenapa sih?" Kenet yang awalnya sedang fokus memakan baksonya, kini mendongak menatap kedua manusia yang memang terlihat aneh sedari tadi. Dara bahkan ikut menatap keduanya. Sejenak Grey dan Jian saling pandang, namun setelah nya membuang muka.
"Gapapa." Jawab keduanya secara bersamaan. Raja memicing, sedangkan Kenet kembali fokus pada baksonya. Dara kembali memainkan handphone sembari menunggu suaminya.
"Nih." Dara mendongak, lalu menatap Chandra yang sudah duduk disampingnya setelah menyimpan pesanan nya di depannya.
"Makasih." Chandra mengangguk, lalu mengacak rambut istri nya, yang mana hal itu membuat sang empunya menggerutu kesal.
"Ekkhm, yang udah nikah mah beda yah." Raja menyinggung dengan suara pelan, namun masih bisa didengar oleh teman-temannya. Chandra tidak memedulikan sindiran Raja, ia lalu kembali memakan makanannya yang sempat tertunda tadi.
Setelah Dara menghabiskan makanannya, wanita itu mendorong mangkok bakso nya ketengah meja. Lalu setelah nya menatap keadaan kantin, sekaligus mencari-cari keberadaan Ayana, Tari dan Asri.
Pandangan Dara berhenti saat mendapati Ayana serta yang lainnya baru saja memasuki kantin. Lalu ia melambaikan tangan, melihat Ayana yang sudah melihatnya, membuat Dara tersenyum. Dara mengibaskan tangannya, yang berarti ia sedang memanggil teman-temannya untuk mendekat.
"Kursi yang kosong bawa kesini aja, biar kita makan rame-rame." Chandra menyerit, makan bersama katanya? Bakso wanita itu saja baru saja habis, lantas apa maksudnya??
"Loh, emang Lo belum pesan?" Tanya Asri sembari menyeret kursi yang berada di meja sebelah—kebetulan sekali meja itu kosong. Setelah melihat teman-teman nya sudah duduk dengan nyaman, barulah Dara kembali bersuara.
"Udah, tuh." Ujarnya sembari menunjuk mangkok kosong yang berada di tengah-tengah meja.
"Terus??"
"Mau mesen lagi, baksonya enak!" Seru Dara disertai cengiran konyol, Chandra gemas, namun berusaha menahan untuk tidak menciumi pipi istrinya itu. Asri mengangguk, lalu setelah nya tersadar jika ada yang aneh, lantas ia menatap satu-persatu cowok ganteng yang berada disatu meja dengan nya. Asri mendekat kan bibir nya pada telinga Dara, untungnya ia berada tepat disebelah Dara, terlebih dahulu ia melirik lelaki yang sedang duduk di samping temannya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Chandra (END)
RandomJebakan yang berakhir keberuntungan. *** Chandra terkekeh melihatnya, tangan terulur untuk membersihkan bumbu kacang yang berada di pinggir bibir istrinya. Bumbu sate yang sudah berpindah Ke jari jempol nya itu ia jilat. Yang mana hal itu membuat Da...