Jangan di hujat,kalo ga suka skip aja!
Tandai typo!
***
Dinginnya angin malam membuat Adara Erlangga mempererat pegangannya pada kantong kresek belanjaan nya. Sedari tadi, ia tidak berhenti melihat kanan kirinya.
Ntahlah. Ia merasa bahwa ada yang mengikutinya, Dara mempercepat langkahnya saat ia tidak sengaja melihat bayangan dibelakangnya, apalagi ia sedang berjalan di-gang yang sepi.
Semakin lama, langkah Dara semakin cepat, hingga tanpa sadar ia sudah berlari. Ia melirik kebelakang saat merasa bayangan itu semakin dekat.
Saat Dara membalikkan tubuhnya, ternyata orang itu sudah ada di tepat di depan nya. Baru saja ingin berlari, orang itu dengan cepat mencekal lengan Dara, lalu membekap mulut Dara menggunakan kain yang sudah dicampur dengan obat bius. Dara yang awalnya berusaha melawan kini semakin lama semakin melemah, lalu kesadarannya perlahan-lahan mulai menghilangkan karena obat bius yang ia hirup.
***
Cahaya matahari yang menyilaukan mata itu membuat Dara perlahan-lahan mulai mengerjab-ejabkan matanya. Dengan kesadaran yang belum sempurna, Dara merasa kan seluruh badannya terasa pegal dan sakit, dan ada sesuatu yang keras dan berat menimpa perutnya.
Dara buru-buru melirik kearah perutnya. Namun ia tidak melihat apapun, Dara yang merasakan deru nafas seseorang diceruk lehernya pun Sontak langsung mencari dari mana asal deru nafas yang teratur itu, Matanya membulat kala melihat wajah pria asing yang sangat dekat dengan wajahnya.
Karena nyawa yang belum terlalu terkumpul tadi membuat Dara baru sadar akan hal ini, matanya bertambah melotot saat menyadari dirinya menggunakan selimut yang sama dengan pria itu. Pantesan tadi Dara ga liat tangan yang lagi meluk dia, orang ketutup selimut.
Saat ingin menyingkirkan selimut itu, mata Dara sontak kembali membulat saat menyadari ia tidak memakai apapun. Buru-buru Dara kembali memperbaiki selimut itu. Lalu Dara sedikit menyingkirkan kepala dan tangan pria itu, karena merasa risih.
Ia melirik sekitarnya, ini bukanlah kamarnya. Rasanya, Dara ingin menangis saat melihat pakaian nya berada di lantai berserakan bersama pakaian pria asing itu.
Dara tidak bisa lagi menahan air matanya saat melihat bercak darah di atas kasur berseprei putih itu, bahkan selimut yang ia gunakan juga terdapat bercak darah. Ia tidak bodoh, ia tau darah apa itu.
Semakin lama, isak tangis Dara semakin kencang, Dara menutup wajahnya dengan kedua tangan nya untuk meredam suara tangisnya. Namun, itu tetap sia sia, karena Isak tangis nya yang keras. Hingga tanpa sadar, tidur seseorang telah terganggu karena Isak tangisnya.
***
Mendengar tangis seseorang yang begitu memilukan, membuat tidur seorang Chandra Nendra menjadi terganggu. Chandra mengerjab-ejabkan matanya secara perlahan-lahan guna menyesuaikan pencahayaan disekitarnya. Chandra yang merasa tangisan itu berada disekitarnya, sontak membuat nya mengedarkan pandangannya. Matanya membola saat melihat seorang gadis yang sama sekali tidak ia kenal sedang berada disampingnya. Melihat punggung itu yang begitu bergetar, mambuat Chandra memutar otak untuk mengingat apa yang telah terjadi.
Ia mengumpat saat mengingat kejadian semalam.
Lampu warna-warni yang menghasilkan cahaya remang remang itu membuat tempat ini menjadi lebih meriah, ditambah dentuman musik yang begitu keras, apalagi wanita-wanita yang bergoyang dengan pakaian mini tanpa rasa malu itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Chandra (END)
RandomJebakan yang berakhir keberuntungan. *** Chandra terkekeh melihatnya, tangan terulur untuk membersihkan bumbu kacang yang berada di pinggir bibir istrinya. Bumbu sate yang sudah berpindah Ke jari jempol nya itu ia jilat. Yang mana hal itu membuat Da...