Tandai typo!
***
Dara tersenyum pada Asni, lalu mengambil tangan kanan Asni untuk ia cium, Asni tidak bereaksi apa-apa, setelah nya Asni berjalan memasuki rumah diikuti Chandra dan Dara di belakangnya.
Mereka bertiga berjalan menuju meja makan, Dara tidak bisa duduk tenang, ia terus kepikiran dengan Clara, mengapa sahabat nya itu tidak bisa di hubungi??
Chandra yang menyadari kegelisahan Dara pun sontak menepuk pundak Dara, dapat ia lihat jika Dara tersentak.
"Kenapa?" Tanya Chandra. Dara menoleh pada Asni yang ternyata sedari tadi memang sedang menatapnya. Ia tersenyum kikuk, lantas kembali menoleh pada Chandra.
"Ga apa-apa." Chandra mengangguk, ketiganya pun mulai memakan makanan masing-masing, jangan tanyakan siapa yang telah menaruhkan nasi pada piring Dara, karena jawaban nya adalah Chandra.
Seusai mereka bertiga makan bersama, kini ketiganya sedang menonton televisi di ruang tengah, Dara benar-benar kagum dengan rumah ibu mertua nya ini, benar-benar luas!
Padahal ia hanya tinggal sendiri, dan di temani oleh beberapa pembantu saja.
"Mama mau kalian tinggal disini." secara refleks Chandra dan Dara menoleh pada Asni yang berucap secara tiba-tiba.
"Ga, aku mau tinggal di apartemen aja." setelah sekitar 5 detik terdiam, akhirnya Chandra menjawab.
"Kamu ga mau tinggal sama mama? karena udah punya istri kamu sekarang cuek sama mama?" Chandra terperangah, orang tua memang benar-benar mudah tersinggung, padahal bukan itu maksud Chandra.
"Mah, bukan gitu," Chandra mencoba menjelaskan, namun sepertinya penjelasannya itu sia-sia. Terbukti saat Asni justru membuang muka dan beranjak.
Chandra tidak menahan, ia menoleh pada Dara yang seperti nya juga terkejut.
"Ga usah dipikirin, mama emang gitu." Chandra berujar dengan lembut. Dara menggeleng, membuat Chandra mengerutkan keningnya.
"Tapi aku ga enak." Chandra tersenyum tipis, ia mengelus kepala Dara.
"Gimana kalo kita tinggal disini aja, aku juga sering ga ada temen di apart, biar makin hemat juga. Nah, apartemen kamu, kamu sewain aja." usul Dara. Usapan di kepalanya berhenti, Chandra nampak berpikir.
Jika ia menyewakan apartemen nya, uangnya sangat lumayan, secara apartemen nya sangat luas dan mewah.
Setelah bergelut dengan pikiran nya, Chandra mengangguk.
"Tapi kamu jangan berharap lebih sama mama, dia itu orang sibuk." Dara mengangguk semangat. Mendadak pikiran nya kembali pada Clara.
"Btw, kamu ngerasa ga sih kalo akhir-akhir ini tuh, Clara kaya aneh gitu." Chandra mengangguk. Ia memang sudah mengetahui Clara, hanya sebatas mengetahui karena gadis itu dekat dengan istrinya.
"Mmm, sebenarnya Jian juga akhir-akhir ini aneh, dia udah jarang ngumpul." pikiran Dara semakin traveling. Mengingat waktu itu, ia melihat Jian yang datang dari toilet dengan pemandangan yang agak berantakan.
Namun satu hal yang tidak bisa menyangkal pikiran nya, yaitu; saat Jian melewati nya, ia dapat mencium aroma parfum Clara.
KAMU SEDANG MEMBACA
Chandra (END)
RandomJebakan yang berakhir keberuntungan. *** Chandra terkekeh melihatnya, tangan terulur untuk membersihkan bumbu kacang yang berada di pinggir bibir istrinya. Bumbu sate yang sudah berpindah Ke jari jempol nya itu ia jilat. Yang mana hal itu membuat Da...