Tandai typo!
***
Seminggu setelah kabar Dara keguguran, kini kehidupan mereka kembali berjalan. Masih sama, namun ada sedikit perbedaan dari Dara. Istri dari Chandra Nendra itu kini menjadi lebih tertutup dan berbicara seperlunya saja.
Kini wanita itu sedang berada disebuah pemakaman umum, makam anaknya yang bahkan belum sempat melihat dunia.
Jangan lupakan Chandra yang setia disamping sang istri.
Cantika Queen Nendra.
Nama yang tertera pada batu nisan itu. Chandra mengedarkan pandangannya karena tidak kuat harus menatap makam anaknya lama-lama. Air matanya selalu jatuh tanpa diminta.
Tak sengaja tatapan nya jatuh pada seseorang yang tengah berjalan pada sebuah makam. Sepertinya, Chandra mengenal nya. Yah! Tidak salah lagi! Itu pasti Jian!
Chandra sempat terheran-heran begitu melihat Jian berada disebuah pemakaman umum.
Untuk apa cowok itu kesini?
"Dara." Panggil Chandra pada Dara. Dara menoleh dengan tatapan kosong.
"Udah selesai kan? Kita ke Jian yuk, kita lihat makam siapa yang dia datengin disini." Kata Chandra sembari menunjuk Jian yang tengah duduk dipinggir sebuah makam. Dara mengikuti arah tunjuk Chandra, lalu menoleh pada Chandra, setelahnya ia mengangguk saja.
Sebelum berdiri, Chandra dan Dara menyempatkan mengelus batu nisan anaknya.
Lalu setelahnya keduanya berdiri dengan tujuan menghampiri Jian yang terus saja mengelus bagian nisan makam itu.
Chandra menatap Jian yang membelakangi nya, melihat dari pundak lelaki itu, Chandra dan Dara menebak jika Jian menangis.
Chandra menepuk pundak Jian, sementara Dara menunggu dibelakang Chandra. Jian mendongak menatap seseorang yang menepuk pundaknya.
Seluruh organ tubuh Jian seakan berhenti bekerja, diam. Chandra dan Jian saling tatap.
Jian yang menatap Chandra dengan tatapan terkejut, dan Chandra yang menatap Jian dengan tatapan bingung.
Sementara Dara yang penasaran makam siapa yang Jian datangi, mengalihkan tatapannya pada batu nisan makam itu.
Deg
Lidah Dara kelu, tulang-tulang melemas seketika ketika membaca nama yang tertera dibatu nisan itu.
"C-Clara..." Lirih Dara sembari mendekat pada makam itu dengan kaki yang gemetar hebat. Chandra dan Jian seketika menatap Dara yang mendekati makam.
Jian panik bukan main.
"Clara Diana?" Ucap Chandra membaca nama yang tertera pada batu nisan itu.
Seketika itu juga tatapan mata Chandra langsung terkunci pada Jian.
"C-Chand, gue b-bisa jelasin ini s-sem—"
Bugh
Tanpa menunggu Jian menyelesaikan ucapannya, Chandra sudah lebih dulu melayangkan kepalan tangannya pada rahang Jian. Jian tersungkur karena pukulan Chandra benar-benar kuat.
"Kenapa Lo sembunyiin ini Jian?!" Tanya Chandra sembari menarik kuat kerah jaket kulit yang tengah Jian gunakan.
Rahang Jian terasa kebas hanya karena satu pukulan yang dilayangkan oleh Chandra tadi.
"Lo tau, Lo tau hah?! Istri gue sering nangis dan ngelamun karena sahabat dia hilang dengan kabar yang gak jelas!" Kata Chandra dengan nafas memburu. Menarik lebih kuat kerah jaket kulit yang Jian gunakan, Chandra lantas lebih mendekatkan wajahnya pada Jian.
KAMU SEDANG MEMBACA
Chandra (END)
RandomJebakan yang berakhir keberuntungan. *** Chandra terkekeh melihatnya, tangan terulur untuk membersihkan bumbu kacang yang berada di pinggir bibir istrinya. Bumbu sate yang sudah berpindah Ke jari jempol nya itu ia jilat. Yang mana hal itu membuat Da...