Tandai typo!
***
"Ngapain Lo pada?" Dari arah tangga, terdengar suara Chandra yang dengan nada tidak bersahabat. Keempat cowo yang awalnya tengah menyantap cemilan yang sempat di bawakan oleh art dirumah ini, lantas mendongak.
"Waduh, rasa-rasanya kita nge-ganggu gak sih?" Raja bertanya dengan nada menggoda.
"Banget kalo Lo mau tau!" Chandra mendudukkan dirinya di sebelah Grey.
"Enak yah punya istri?" Tiba-tiba Kenet bertanya dengan wajah polos, yang mana hal itu membuat nya langsung mendapat kan sentilan di dahinya dari Raja.
"Kalau mau tau, rasa sendiri aja!" Tukas Raja mengabaikan ringisan Kenet. Chandra memutar matanya malas, jika tidak ada hal penting untuk apa mereka kesini sih?!
"Sekali lagi, Lo pada ngapain kesini?!" Kesal Chandra. Raja yang baru saja memasukkan kacang rebus kedalam mulutnya sontak tersedak karena terkejut dengan suara Chandra yang agak tinggi.
"Mampus!" Ejek Grey. Bahkan tidak ada yang berniat sedikit pun untuk memberikan Raja air minum.
Raja buru-buru mengambil es teh nya yang sempat ia minta buat kan tadi—yang berada diatas meja.
Mengabaikan keributan yang ada. Jian memilih mengatakan tujuan mereka kesini.
"Tujuan kita kesini tuh mau ngasih tau kalau ada job malam ini." Chandra menoleh kearah Jian.
Inilah yang akhir-akhir ini yang selalu hinggap di otak Chandra. Tentang pekerjaan gelap nya, apa ia akan tetap melanjutkan pekerjaan haram ini? Tapi ia juga tidak tega memberi istri dan calon anaknya uang haram. Tidak!! istri dan calon anaknya yang tidak berdosa, tidak bisa ia tarik untuk menemaninya di neraka nanti!
Ini salah!!
Chandra harus menghentikan ini!
"Gue mau bicara penting malam ini. Jam 8 malam kita kumpul di markas!" Titah Chandra tak terbantahkan. Seketika suasana hening mendengar perintah Chandra.
"Tapi gimana sama job nya? Komisi nya besar loh?" Tanya Kenet hati-hati. Pasalnya, dalam proyek ini mereka akan mendapatkan untung yang sangat-sangat besar.
Chandra menatap Kenet, yang ditatap merasa gelisah sendiri saat melihat tatapan Chandra.
"Batalin semua job yang ada untuk malam ini!" Chandra berujar dengan tegas, seolah tidak ingin dibantah lagi.
Semua kembali kicep, tidak ada lagi yang berani memberi saran atau mengkritik keputusan sang ketua.
"Kalau udah ga ada urusan lagi, kalian boleh balik." Jian beserta yang lainnya berdiri. Sudah mengetahui mood Chandra kali ini, dari pada mereka kena masalah, lebih baik mereka pulang kan?
"Kita pamit." Chandra mengangguk, tanpa mengantar kan teman-temannya hingga kedepan Chandra langsung kembali ke kamar nya.
Sementara diteras rumah, keempat teman Chandra tengah berkumpul di tempat duduk yang disediakan di teras rumah Chandra. Keempatnya saling pandang, sebelum Raja membuka suara.
"Gue rasa, bakal ada hal yang benar-benar penting yang bakal di kasih tau sama si Chandra." Yang lain mengangguk, menyetujui.
"Kayaknya sih gitu." Sahut Kenet.

KAMU SEDANG MEMBACA
Chandra (END)
RandomJebakan yang berakhir keberuntungan. *** Chandra terkekeh melihatnya, tangan terulur untuk membersihkan bumbu kacang yang berada di pinggir bibir istrinya. Bumbu sate yang sudah berpindah Ke jari jempol nya itu ia jilat. Yang mana hal itu membuat Da...