Tandai typo!
***
Dara memejamkan matanya untuk menikmati angin sepoi-sepoi yang menerpa wajah. Tangan nya melingkar sempurna diperut Chandra, dibalik helm full face nya, Chandra tersenyum senang merasakan pelukan Dara yang semakin erat. Tangan kirinya ia arahkan ke tangan Dara yang berada diperut nya. Dielusnya tangan sang istri, sebelum kembali menyimpan tangan nya di stang motor nya.
Malam ini Dara sedang ngidam ingin memakan sate ayam, oleh karena itulah mengapa bisa mereka tengah diperjalanan seperti ini. Chandra sempat membujuk Dara untuk tidak ikut, agar Dara tidak masuk angin. Namun Dara membantah keras dengan alasan akan menggunakan jaket. Akhirnya Chandra setuju.
Satu lagi, Chandra bahkan sempat menyuruh istrinya itu untuk menggunakan helm, namun kekerasan kepala Dara lagi-lagi membuat nya menghela saat itu.
Chandra menepikan motornya disamping gerobak pedagang kaki lima. Awalnya pilihan nya jatuh pada salah satu restoran sate, karena Chandra tidak mau sembarang makanan memasuki perut istrinya. Tapi Chandra bisa apa saat lagi-lagi kekerasan kepala Dara telah muncul.
Chandra menyuruh Dara untuk duduk terlebih dahulu, sementara dirinya berjalan menuju penjual untuk memesan.
"Sate ayamnya 2 porsi bang." Tukang sate yang awalnya tengah fokus mengipasi satenya pun mendongak, lalu tersenyum sembari mengangguk.
"Ditunggu mas," Chandra mengangguk, lalu ia berjalan menuju bangku yang sudah di duduki oleh istrinya. Chandra duduk berhadapan dengan Dara, membuat ia bisa dengan leluasa menyelami keindahan wajah istrinya. Ia tidak bohong, Dara benar-benar cantik.
Ditambah angin sepoi-sepoi yang menerbangkan beberapa helai rambut Dara yang lepas dari ikatan nya. Dara tidak sadar jika dirinya tengah ditatap instens oleh suaminya. Sebab tengah fokus menatap hamparan laut, yah memang lokasi mereka saat ini tengah di pinggir laut, atau lebih tepatnya di pinggir jembatan.
Disini juga bukan hanya pedagang sate itu saja, namun masih banyak pedagang kaki lima yang lainnya.
Ramai, itu yang mendeskripsikan tempat yang tengah dipijak oleh Chandra dan Dara saat ini. Banyak pasangan muda yang berjejer di setiap pinggir jembatan, karena memang tempatnya yang sangat cocok dijadikan tempat pacaran. Dan untungnya jembatan ini sepi kendaraan, hanya pedagang-pedagang yang meramaikan serta para pembeli.
Padahal ini adalah malam Senin, namun masih saja ramai pasangan muda yang tengah berjalan-jalan.
"Selamat menikmati," Setelahnya penjual sate itu kembali ketempat nya. Chandra menyodorkan piring sate itu kepada Dara, Dara menerimanya. Chandra memakan satenya sembari menatap sang istri. Sementara Dara tidak peduli, wanita itu makan tanpa peduli sekitar, bahkan ia makan dengan lahap. Hingga bumbu sate itu belepotan kemana-mana.
Chandra terkekeh melihatnya, tangan terulur untuk membersihkan bumbu kacang yang berada di pinggir bibir istrinya. Bumbu sate yang sudah berpindah Ke jari jempol nya itu ia jilat. Yang mana hal itu membuat Dara terkejut.
"Kok di jilat sih! Jorok tau!" Seru Dara.
"Kenapa harus jijik?? Toh gue udah pernah ngerasain langsung air liur Lo." Chandra menanggapi nya dengan santai. Pipi Dara bersemu tanpa bisa di cegah.
"Chandra!" Pekik Dara sedikit keras, yang mana hal itu berhasil menarik beberapa perhatian. Namun keduanya bodoh amat akan hal itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Chandra (END)
عشوائيJebakan yang berakhir keberuntungan. *** Chandra terkekeh melihatnya, tangan terulur untuk membersihkan bumbu kacang yang berada di pinggir bibir istrinya. Bumbu sate yang sudah berpindah Ke jari jempol nya itu ia jilat. Yang mana hal itu membuat Da...