6.diikuti

12.7K 773 8
                                    

Tandai typo!

***

Chandra berdecak saat mendengar jawaban dari seseorang diteleponnya.

"Mama kan emang sibuk terus." ujar Chandra dengan nada malas.

"Emang kamu mau ngomong apa?" Tanya Asni.

"Makanya, aku mau ngomong penting sama mama sama papa."

"Kamu mau memperbaiki hubungan kami?? ga akan bisa Chandra!! hubungan kami itu tidak bisa lagi diperbaiki!" Tegas Asni, padahal bukan itu yang dimaksud oleh Chandra. Ia hanya ingin memberi tahukan Kepada kedua orangtuanya bahwa ia akan menikah.

"CK! Kalo mama mau, dateng aja di apart aku, jam setengah delapan!" setelah mengatakan itu, Chandra langsung mematikan panggilan itu. Untung nya Anton gampang diajak bertemu, tidak seperti Asni yang benar-benar sibuk.

Ia berjalan memasuki kamar apartemennya, memang ia tadi sedang berada di balkon kamarnya.

Baru saja ingin membaringkan tubuhnya, tiba-tiba handphonenya berdering, ia membuka kembali handphonenya, tertera nama Dara disana. Ia segera mengangkatnya.

"Ya?" Chandra lebih dulu bersuara saat tidak mendengar tanda-tanda orang diseberang sana akan membuka suara.

"Mmm, an-anu,aku p-pengen makan mang-mangga." ah, rupanya Dara sedang mengidam. Chandra terkekeh pelan saat mendengar perkataan Dara yang terdengar kaku. Namun, perkataan Dara selanjutnya membuat nya melotot tidak terima.

"Tapi yang langsung dari pohonnya yah, kamu yang panjatin." lanjut Dara diseberang sana.

"G-ga bisa di beli aja yah? s-soalnya ini udah malem, iya!! Udah malem!" jawab Chandra sembari menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

"Yahhhh, Emang ga bisa banget yah?" Dara terdengar tidak mau menyerah diseberang sana.

Chandra menarik nafas dalam-dalam, lalu membuangnya. Demi anak, Chandra!!!

"Oke, tapi temenin g-gue yah?" Chandra tidak akan mempermalukan dirinya sendiri, ia harus mengajak Dara, agar memiliki teman saat malu.

"Yah,aku males keluar tapi..," jawab Dara lesu.

"Yaudah, kalo Lo ga mau, ga bakal gue ambilin!" ancam Chandra.

"Yaudah deh, aku tunggu!" setelah itu sambungan pun terputus. Sepertinya Dara kesal. Namun Chandra tidak peduli, enak saja cuma mau yang enak.

Chandra segera menyimpan handphonenya, lalu mengganti pakaian nya, tidak lupa juga ia mengambil kaca mata dan masker hitam.

****

Sesampainya di depan rumah Dara, Chandra langsung memarkirkan motornya, lalu segera memasuki rumah sederhana milik Dara.

Chandra mulai mengetuk pintu yang berada didepannya, hingga pintu pun dibuka oleh Wendi.

"Eh, ada tamu," Wendi menyambut Chandra dengan senyum ramahnya. Chandra membalas senyuman Wendi dengan senyum khasnya.

Lalu wendi pun mempersilahkan Chandra masuk. Chandra hanya mengangguk lalu memasuki rumah Dara. Ia mendudukkan dirinya di sofa sederhana milik Dara.

Chandra (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang