Tandai typo!
***
Chandra berjalan menyusuri koridor rumah sakit dengan pandangan kosong. Tujuan saat ini adalah rooftop, Chandra merasa bahwa ini bukanlah dirinya. Bagaimana mungkin seorang pembunuh bayaran, bisa merasa bersalah?
Ah, mungkin ia hanya kasian kepada gadis itu? Tapi, apa mungkin? Iblis sepertinya memiliki rasa kasian?
Chandra menaiki satu persatu anak tangga yang menghubungkan antara, lantai 5––tempat ayahnya dirawat, dengan rooftop.
Saat akan memegang gagang pintu rooftop, Chandra tidak sengaja mendengar isak tangis seseorang. Isak tangis itu, isak tangis yang ia dengar pagi tadi.
"Gue harus selesaiin semuanya!" ujarnya yakin. Lalu Chandra mulai membuka pintu rooftop itu, ia menyusuri pandangannya untuk mencari gadis yang sudah ia perawani malam tadi. Gadis? mungkin lebih tepatnya wanita.
Chandra memfokuskan pandangannya pada sosok wanita yang sedang menangis dengan bahu bergetar itu dipinggir rooftop.
Ia berjalan untuk menghampirinya. Sesampainya disamping wanita itu, Chandra berdehem supaya wanita itu menyadari keberadaannya.
Dara yang sedang menangis, seketika berhenti saat mendengar deheman seseorang. Deheman itu, deheman yang ia dengar pagi tadi.
Dara berniat pergi tanpa menoleh kearah lelaki yang sudah membuatnya hancur. Namun, langkah nya terhenti saat merasakan tangan nya di cekal oleh seseorang. Ia menghela nafas untuk menetralkan emosinya.
"Lepas." suruh Dara dengan nada rendah.
"Gue mau bicara!" ujar Chandra tanpa mengindahkan perkataan Dara.
"Aku bilang lepas!" sentak Dara, sembari menyentak kasar tangan Chandra. Namun karena kekuatan nya yang tidak sebaya dengan Chandra, membuatnya tidak bisa lepas dari cekalan Chandra.
"Kita harus bicaraiin ini, gue mau nyelesaiin ini semua!" balas Chandra, mulai tegas.
"AKU BILANG LEPAS, APALAGI YANG MAU KAMU BICARAIN! KAMU TAU GA? AKU ITU TAKUT, TAKUT BUAT MAMA SAMA PAPA AKU KECEWA, sementara kamu? k-kamu yang buat aku ngebuat mereka k-kecewa..," lirih Dara mengeluarkan semua unek-uneknya. Chandra melepaskan cekalan nya, lalu Dara menutup wajahnya menggunakan kedua tangan nya. Ia manangis sejadi-jadinya untuk membuat perasaan nya lebih tenang.
"Lo tau? Lo adalah wanita pertama yang pernah gue sentuh selain ibu gue, gue ga se brengsek yang Lo pikirin. Bukan gue yang nyulik Lo, gue dijebak sama musuh gue." jelas Chandra. Jika Raja beserta Kenet dan Grey berada disini, mungkin mereka akan terperangah mendengar Chandra yang berbicara panjang lebar seperti ini.
Dara tidak menanggapi ucapan Chandra, ia masih saja menangis. Chandra hanya diam setelah mengatakan hal itu. Ia bingung, kenapa ia mau menjelaskan susah-susah seperti ini? bahkan berbicara panjang lebar seperti tadi.
Chandra memperhatikan penampilan Dara yang cukup buruk, baju lusuh dan ada noda darah dibeberapa sisi, rambut acak-acakan, sungguh memprihatinkan.
"L-lo harus g-ganti baju." ujar Chandra, berusaha mengajak Dara untuk berbicara.
Dara menghapus air matanya secara kasar, lalu mengangkat kepalanya. Ia menatap mata hitam pekat milik Chandra, yang sedang menatap manik coklat miliknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Chandra (END)
RandomJebakan yang berakhir keberuntungan. *** Chandra terkekeh melihatnya, tangan terulur untuk membersihkan bumbu kacang yang berada di pinggir bibir istrinya. Bumbu sate yang sudah berpindah Ke jari jempol nya itu ia jilat. Yang mana hal itu membuat Da...