Ungkapan Rasa

1.1K 181 15
                                    

Aku tak akan membiarkan Rajendra bersaing denganmu. Mas Jalu itu suamiku, sedangkan Rajendra itu masa lalu. Jadi, pikirkan saja, siapa yang menang atas diriku?
Kalau masih ada tanya, jawabannya pasti ... kamu, Mas Jalu Akasa.
Galuh untuk Jalu

Hujan mengguyur Bojonegoro sore ini. Bau petrikor menguar menyusup ke indra penciuman. Bersamaan dengan itu, Galuh tengah membantu Nirmaya menyiapkan makan malam.

Galuh resmi duduk di posisi manager personalia. Dibantu sang paman, wanita itu bisa menghandle pekerjaan dari rumah. Hari ini ia memang sengaja tak masuk karena ada kejutan spesial.

Sebulan mengarungi rumah tangga, Galuh merasakan sikap Jalu yang sebenarnya. Lelaki itu pernah manja, atau sekadar mengomel panjang. Julukan kaku yang disematkan terkadang berlaku, terkadang tidak.

"Kok kamu hafal ulang tahun Jalu sih, Luh?" tanya Nirmaya memecah hening.

Hujan mulai mereda, terlihat dari jendela kaca dapur. Namun, hawa dingin masih setia merayap. Merambati badan, tetapi tak menghilangkan peluh di dahi Galuh.

"Ya Galuh emang tahu, Bu." Galuh mengungkap sebagian kecil kartu As-nya.

Bisa habis kalau Nirmaya tahu, Galuh tak pernah bisa berpaling dari Jalu Akasa. Buktinya, luka perselingkuhan Rajendra tak membekas di ingatan. Semua pikirannya tertimbun oleh rangkai kejadian dengan Jalu. Luar biasa, ya!

Masalah perasaan, Galuh dan Jalu belum membicarakan apa-apa. Mereka melakukan tugas hak dan kewajiban suami istri. Namun, pengungkapan cinta belum dilakukan.

Kadang, Galuh berpikir. Jalu murni menikahinya karena takdir? Atau, lelaki itu juga memiliki rasa? Pikirannya kusut, tak berani bertanya sekaligus gengsi membuat Galuh memilih diam dan berharap.

Masakan yang dimasak hari ini adalah makanan kesukaan Jalu. Nirmaya membiarkan sang anak mengolah. Sedangkan wanita paruh baya itu hanya membantu menyiangi sayuran.

Selepas berkutat dengan keringat dan berbagai macam adonan, jadilah makanan sederhana. Cah kangkung, sambal terasi, dan sayur sop telah tersaji. Tak lupa, Galuh membuat cake ala-ala.

Selain publik speaking yang bagus, Galuh memang memiliki beberapa skill. Memasak, menulis, dan sedikit bisa menggambar sketsa adalah skill yang berawal dari hobi. Membantu pekerjaan di perusahaan, membuat Galuh memiliki banyak waktu luang. Maka, beberapa minggu terakhir, ia mulai mendalami resep kue dari Facebook maupun Youtube.

Berhasil! Sebuah cake tanpa oven dengan berlayer-layer adonan jadi. Setiap layer diberi perekat berupa krim hingga tertumpuk menjadi kurang lebih 5 cm. Lelehan cokelat diberi di atasnya. Parutan keju ditaruh di pinggirnya.

Nirmaya mengacungkan jempol. Bertahun-tahun sibuk dengan status CS, Galuh masih berbakat. Sebagai seorang ibu, ia bangga.

"Bagus, Luh." Nirmaya berkomentar.

"Iya, Bu. Dulu, Galuh suka lihat Mas Jalu makan rasa cokelat sama keju," jelas Galuh sembari menata cake-nya.

Hening. Nirmaya tersenyum menanggapi ucapan tadi. Galuh menyadari perkataannya pun menutup mulut.

"Kamu berarti udah pernah suka sama Jalu?" tanya Nirmaya mengedipkan mata berkali-kali.

Godaan tersebut dijawab anggukan. Galuh tak bisa menyimpan kebohongan. Ia menyerah dan mengaku pernah tertarik dengan Jalu. Tak lupa, Galuh merunut kejadian tentang mantan pacarnya, Almarhum Arjuna.

Undo (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang