Bab 14

181 12 0
                                    

Hari terus berlalu hubungan antara jin dan juga jimin tidak memiliki perubahan sama sekali.
Meski awalnya Jimin memang berniat untuk menjauhi jin tapi nyatanya dia kecewa karna jin tidak berniat memperbaiki hubungan dengannya.
Semua berjalan seperti biasa, terjebak dalam diam dan kesepian sampai sebuah pertengkaran antara jin dan Jimin terjadi.

"Tidak" ucap jin dengan nada datar

"Kenapa?" Tanya Jimin

"Tidak perlu alasan untuk itu, yang penting aku tidak mengizinkanmu" ucap jin kemudian melangkah hendak menuju lantai atas

"Bukankah ini bagus untukmu jika aku pergi, hyung tidak perlu merasa terluka lagi saat melihatku!" SeokJin menghentikan langkahnya saat sudah akan menapaki anak tangga pertama

Pagi ini Jimin memberitahu seokjin bahwa dia ingin pergi keamerika untuk tinggal bersama dengan Yoongi dan jin menolaknya dengan tegas.

Jimin berjalan kearah Seokjin dan berhenti tepat didepannya.

"Lagipula bukankah tidak ada bedanya jika aku ada disini atau tidak, bukankah Hyung seharusnya senang karna orang yang Hyung anggap sebagai sumber rasa sakit akan pergi."

"Hentikan omong kosongmu Jim ini masih pagi jadi tolong jangan memancing keributan!!" ucap jin dengan nada penuh penekanan, dia merasa marah saat Jimin memberitahunya bahwa dia akan pergi menyusul Yoongi.

"KENAPA? KENAPA HYUNG TIDAK MEMBIARKAN AKU PERGI?, AKU SUDAH MUAK HYUNG!! AKU MUAK HIDUP DALAM KESEPIANKU SELAMA INI, AKU MUAK HARUS HIDUP BERSAMA ORANG YANG SAMA SEKALI TIDAK MENGANGGAP KU ADA!!" Jimin berteriak penuh dengan kemarahan

"Diamlah park Jimin!! Kau sudah terlalu banyak berbicara pagi ini, jadi sekarang diam dan pergilah kekampusmu!!" Jin berusaha untuk menekan emosinya, entah kenapa dia menjadi begitu marah saat Jimin bilang akan pergi, dia tidak ingin adiknya itu jauh darinya, cukup Yoongi saja yang terpisah darinya selama beberapa tahun ini.

Jin sudah akan menaiki tangga saat perkataan dari Jimin kembali menghentikannya.

"Apa Hyung tau bagaimana aku hidup selama ini? Tau kah kau Hyung bagaimana kesepiannya aku?" Jin memutar kembali tubuhnya menatap Jimin saat mendengar lirihan dari adiknya itu.

"Taukah kau bagaimana sakitnya aku setiap kali menatapmu yang semakin hari semakin menjauh? Aku merasa sakit Hyung!! Sakit sampai ingin mati saja rasanya"

"PARK JIMIN!!!" Teriak jin marah saat mendengar ada kata "mati" yang keluar dari mulut jimin

"Apa? Bukankah akan lebih baik jika aku mati, setidaknya Hyung tidak perlu repot-repot melihatku setiap hari"

"Tutup mulutmu park!! Bicaramu sudah semakin melantur."

"Cihhhh aku melantur?! Bukankah kau memang senang kalau aku mati?"

"DIAM PARK"

Plak....

Jimin terhuyung kelantai karna mendapat serangan tiba-tiba dari Seokjin, dan sayangnya tamparan itu sangat keras entah karna hyungnya itu sedang marah atau karna dia memang tidak menduga akan mendapat tamparan dari kakaknya itu.

Jimin terkejut seraya meraba pipinya yang terasa panas karna tamparan dari Seokjin.
Sementara jin dia juga terkejut karna telah menampar Jimin.

Jin memandang Jimin dan tangannya bergantian

"A...apa yang sudah kulakukan? Aku baru saja menampar jimin?" Batin jin

"Jimin" atensi keduanya teralih saat seseorang memanggil jimin dari pintu utama

Seokjin membelalakkan matanya" Yo..Yoon"
Yoongi melangkah cepat kearah keduanya dan

Bugh

Jimin terkejut melihat seokjin yang terhuyung kebelakang karna mendapat pukulan dari Yoongi,untung saja jin masih bisa menjaga keseimbangannya kalau tidak mereka berdua pasti akan ada dilantai sekarang.

It's sadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang