Matahari sudah mulai terbenam dan langit sudah mulai menggelap namun seorang namja tidak berniat untuk bangkit dari tempatnya berada sekarang.
Yoongi saat ini berada diatap rumah sakit, setelah menemui Namjoon dan mendengar kabar buruk tentang Jimin, dia lebih memilih untuk menyendiri seperti sekarang.
Yoongi merasa tidak siap untuk mengunjungi Jimin, dia merasa tidak kuat jika harus melihat adik kesayangannya itu kini tengah berjuang melawan penyakit ganas yang sedang bersarang didalam tubuhnya.Saat ini kota Seoul terlihat sangat indah dimalam hari tapi Yoongi bahkan tidak berniat untuk menikmatinya, pandangannya kosong dan dipikirannya terus berputar tentang percakapannya dengan Namjoon beberapa jam yang lalu.
"Jawab aku Joon, sudah sampai sejauh mana?" Tanya Yoongi
"Stadium akhir"
Hancur
Itulah satu kata yang menggambarkan perasaan Yoongi saat ini"Jimin datang padaku beberapa bulan yang lalu, saat itu dia mengeluh tentang kondisinya dan saat aku memeriksanya ternyata sebuah kanker bersarang dikepalanya, awalnya kanker itu masih stadium 2 tapi ternyata penyebarannya sangat cepat hingga tidak butuh waktu lama kanker itu sudah menyebar luas dan memasuki stadium akhir dan dilihat dari hasil pemeriksaan medis milik Jimin sepertinya kanker itu sudah bersarang selama lebih dari setahun dalam kepala jimin." Jelas Namjoon
"Selama itu" lirih Yoongi
"Maafkan aku Hyung karna menyembunyikan hal ini tapi Jimin memohon padaku untuk merahasiakannya" ucap namjoon, ada sedikit penyesalan yang terbesit dalam hatinya karna menyembunyikan tentang Jimin dari keluarganya
.
.
.
.
.
"Arggghhhhhhhh" teriak Yoongi frustasi"Jimina Hikss...jimina" Yoongi berteriak dengan air mata yang kini sudah mengalir dipipinya
"Berani...berani sekali kau menyembunyikan semua ini dari Hyung, kenapa harus kau Jim? Kenapa tidak Hyung saja yang menerima penyakit sialan itu, arggggghhhhhh" Yoongi merasa sangat sesak sekarang, kenyataan yang baru saja dia terima terasa seperti tombak yang menghantam tepat dijantungnya
"Kenapa? Kenapa kau terus saja mau mengambil orang-orang yang aku sayangi? Sudah cukup kau mengambil kedua orangku, sudah cukup!!! Jangan mengambil adikku juga" Yoongi berteriak pada langit seakan sedang menuntut pada sang maha pencipta tentang apa yang terjadi
Yoongi luruh dilantai setelah lelah berteriak
"Kenapa? Hiks.... Kenapa kau memberikan penyakit itu pada adikku? Dia sudah melewati banyak hal yang menyakitkan disepanjang hidupnya dan sekarang diapun harus berjuang melawan penyakit sialan itu. Jimina Hikss...jimina tolong jangan tinggalkan hyung" Yoongi terus menangis menumpahkan semua rasa sesak didadanya.Jimin terbangun dari tidurnya dan dilihatnya tidak ada siapapun dalam ruangannya.
"Kemana Yoongi Hyung pergi?" Tanyanya saat tidak menemukan sosok Hyung dinginnya itu
Srekk...
Jimin mengalihkan pandangannya pada pintu yang terbuka"Yoongi Hyung darimana saja kau?" Tanyanya saat Yoongi sudah memasuki ruangan
Yoongi tidak menjawab, dia hanya berjalan mendekati Jimin.
"Hyung ada apa?" Tanya Jimin saat Yoongi hanya menatapnya dengan tajam namun yang membuat Jimin merasa aneh adalah tatapan tajam Yoongi seperti menyimpan sejuta kesedihan
"Hyung" panggil Jimin berusaha meraih tangan Yoongi namun Yoongi menjauhkan tangannya
"H..Hyung, ada apa?" tanya Jimin kembali bahkan saat ini matanya sudah mulai berkaca-kaca. Hati Jimin merasa sangat sakit saat melihat tatapan dan juga sikap Yoongi padanya saat ini
KAMU SEDANG MEMBACA
It's sad
General Fiction"Kenapa hyung? kenapa kau menjadi sangat dingin padaku? ini sudah sepuluh tahun tapi semenjak hari itu kau tidak pernah lagi bersikap hangat padaku" lirihnya sambil menatap sendu kearah mobil yang kini sudah mulai menghilang dari pandangannya "Hyun...