Bab 34

120 7 0
                                    

"Hyung aku akan memeriksa keadaan jimin" Ucap NamJoon

"Nee" sahut Seokjin "yoon menyingkirlah sebentar biarkan NamJoon memeriksa jimin"

Yoongi hanya diam, tatapan nya tidak teralih dari sosok namja yang sedang terbaring dihadapannya

Seokjin menepuk pundaknya pelan "Yoon biarkan NamJoon melakukan tugasnya agar kita bisa tau perkembangan jimin"

Yoongi mengelus pipi jimin kemudian beranjak dari tempatnya agar NamJoon bisa leluasa melakukan tugasnya

"Bagaimana joon? " Tanya Seokjin

"Keadaannya masih sama seperti kemarin Hyung"

"Apa dia akan sadar?" Tanya Yoongi seraya menatap wajah pucat milik sang adik

"Aku tidak bisa memastikannya Hyung tapi aku akan terus memantau perkembangannya"

"Baiklah, gomawo namjoon-ah" Ucap Seokjin

"Nee dan ya sebaiknya sering-seringlah mengajaknya berbicara, meski dalam keadaan koma jimin masih bisa merespon keadaan sekitarnya dan mungkin itu bisa membantu keadaannya"

"Nee"

"Oya Hyung, semalam taehyung datang kesini"

"Taehyung?" Tanya Yoongi

"Nee"

"Lalu kenapa dia tidak masuk?" Tanya Seokjin

"Dia takut Hyung, dia merasa bersalah atas apa yang terjadi pada jimin"

"Kenapa dia menyalahkan dirinya sendiri?"

"Karna dia merasa tidak bisa menjaga jimin dengan baik"

"Tidak seharusnya taehyung menyalahkan dirinya"

*****
Yoongi membuka pintu ruangan jimin dan lagi-lagi yang menyambutnya adalah pemandangan yang membuatnya sesak, Yoongi melangkah mendekati ranjang persakitan dimana jimin berbaring dengan banyak kabel yang menempel ditubuhnya entah untuk apa Yoongi tak paham

Yoongi duduk disebelah jimin dan menggenggam tangannya, hal yang selalu dia lakukan semenjak jimin dinyatakan koma

"Hai saeng ini sudah hari ke-10 kau tertidur, apa kau tidak ingin bangun?" Dielus nya wajah yang terlihat pucat itu "Hyung merindukanmu jim, hyung merindukan senyumanmu yang menjadi obat lelah setiap kali Hyung pulang, bangunlah jim Hyung mohon" Ucap Yoongi lirih, ini sudah 10 hari jimin koma dan tidak ada perubahan yang terjadi selama itu

Yoongi menidurkan kepalanya diranjang milik jimin sambil terus menggenggam tangannya "apa kau tidak merindukan Hyung saeng? Apa tidurmu begitu nyenyak hingga kau tidak ingin bangun? Tolong bangunlah saeng!! Jangan menyiksa Hyung begini" Lirih Yoongi dengan air mata yang kini telah mengalih membasahi tangan mungil jimin dan bersamaan dengan itu buliran air juga keluar dari kelopak mata jimin yang masih setia menutup

Seokjin masuk kedalam ruangan jimin, dia menutup pintu dengan pelan saat melihat Yoongi yang sepertinya sedang tertidur dengan posisi terduduk disamping jimin

Seokjin mengelus pelan kepala adik keduanya itu agar Yoongi tak terbangun "Hyung sangat takut yoon,Hyung takut memikirkan bagaimana hancurnya dirimu nanti, bukan berarti Hyung baik-baik saja dengan itu hanya saja Hyung lebih mengkhawatirkan dirimu" Ucapnya kemudian beralih menatap jimin dan mengelus kepalanya "kau belum ingin bangun saeng? Hyung sangat merindukanmu, kau tau Yoongi sangat kacau akhir-akhir ini, dia seperti seseorang yang kehilangan arah hidup jika bisa tolong segeralah bangun saeng!!" Lirihnya, hati Seokjin hancur saat melihat keadaan kedua adiknya, satunya terbaring koma dirumah sakit dan yang satu hidup tapi seperti mati

It's sadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang