Tok..tok..
"Hyung ini Jimin" ucap jimin seraya mengetuk pintu kamar Seokjin"Masuklah Jim" teriak Seokjin dari dalam
Ceklek
"Kemarilah" panggil Seokjin yang sedang duduk di balkon kamarnya
"Ada apa Hyung memanggilku?" Tanya Jimin saat sudah duduk disamping Seokjin
Setelah makan malam tadi Seokjin meminta Jimin untuk datang ke kamarnya.
"Jim" panggil Seokjin
"Nee Hyung"
Seokjin tidak langsung menjawab, dia terdiam untuk beberapa saat dan Jimin pun tak berniat untuk bertanya kembali.
"Maafkan Hyung" ucap jin masih terus menatap kearah depan
"Untuk apa?" Tanya Jimin
"Untuk semuanya" kini Seokjin mengalihkan perhatiannya dan menatap sang adik yang kini juga sedang menatap dirinya
"Maaf karna sudah mengabaikanmu selama ini, maaf karna membiarkanmu menjalani hari dengan penuh rasa kesepian, maaf untuk apa yang Hyung katakan saat itu dan maaf karna Hyung sudah menamparmu." Seokjin kembali mengubah arah pandangnya kearah depan
"Jimina apapun yang Hyung katakan saat itu, Hyung tidak bersungguh-sungguh mengatakannya, memang benar alasan kenapa Hyung mengabaikanmu adalah karna rasa trauma itu, tetapi sekalipun Hyung tidak pernah menyalahkanmu atas kejadian itu.hyung tau itu adalah takdir dan tidak seharusnya Hyung menghukummu untuk sesuatu yang bahkan tidak kau kehendak tetapi takdir itu telah menggoreskan luka yang sangat dalam bagi kita, Hyung hanya tidak ingin meluapkan semuanya padamu itulah kenapa selama ini Hyung memilih untuk menghindar"
"Apa hyung membenciku" tanya Jimin
"Tidak pernah sekalipun, Hyung masih menyayangimu Jim sama seperti dulu" jawab jin
"Kalau begitu itu sudah cukup Hyung" jin menatap Jimin yang tersenyum kepadanya
"Aku memang menjalani hari-hari yang berat dan sepi tapi aku senang mengetahui fakta bahwa Hyung tidak pernah membenciku, dan itu sudah cukup untuk mengobati segalanya"
"Apa kau tidak membenci Hyung Jim?" Tanya jin
"Tidak"
"Kenapa?"
"Karna kau adalah hyungku, tidak peduli bagaimana Hyung memperlakukanku selama ini, aku tidak akan pernah bisa membencimu"
"Mianhe Jim, Hyung....
"Gwenchana Hyung, mulai sekarang lupakan semua yang telah terjadi, mari mulai semuanya dari awal"
"Gomawo" ucap jin tersenyum
"Boleh aku memelukmu Hyung?" Tanya Jimin lirih
"Tentu saja, kemarilah" jin merentangkan kedua tangannya dan Jimin langsung masuk kedalam pelukan sang kakak
"A..aku...Hikss.....aku merindukanmu hyung" ucap jimin yang sudah mulai terisak, dia merasa sangat senang bisa mendapatkan Seokjin kembali
"Hyung juga merindukanmu Jim"
Seokjin tersenyum, ada kelegaan dalam hatinya setelah menyelesaikan kesalahpahaman diantara mereka.
.
.
.
.
.
.
"Hyung ayo cepatlah atau Yoongi Hyung sudah akan berada didepan rumah kita nanti" teriak Jimin dari ruang tengah"Sabar Jim, masih ada satu setengah jam sebelum Yoongi mendarat jadi kita tidak akan terlambat" ucap Seokjin yang menuruni tangga dan mendekat kearah Jimin
"Tetap saja Hyung, bagaimana kalau kita terjebak macet nanti"
"Tapi..
"Sudahlah Hyung ayo berangkat" Jimin langsung menarik tangan Seokjin
KAMU SEDANG MEMBACA
It's sad
General Fiction"Kenapa hyung? kenapa kau menjadi sangat dingin padaku? ini sudah sepuluh tahun tapi semenjak hari itu kau tidak pernah lagi bersikap hangat padaku" lirihnya sambil menatap sendu kearah mobil yang kini sudah mulai menghilang dari pandangannya "Hyun...