Bab 23

151 9 0
                                    

Srek....

Taehyung masuk kedalam ruangan Jimin dengan lesu,dia berhenti sejenak sembari menatap Jimin yang kini sedang tertidur lelap, terlihat sangat tenang dan juga damai.
Tapi pemandangan itu justru terasa sangat menyesakkan bagi Taehyung, dia takut memikirkan bagaimana jika suatu hari nanti Jimin memilih untuk tidak lagi membuka matanya, dia sangat takut akan kehilangan bagian penting dalam hidupnya.

Taehyung terus menatap Jimin dari arah pintu bahkan kini air matanya sudah mulai mengalir, Taehyung menunduk dan menggigit bibirnya dengan keras agar isakannya tidak terdengar.

"Kenapa..hiks...kenapa harus kau Jim?" Gumamnya

Taehyung mendekat dan duduk disebelah brankar milik Jimin.

"Tolong jangan tinggalkan aku!!"
.
.
.
.
"Mian Hyung aku tidak bisa kembali kekantor sekarang, aku memiliki urusan mendadak" ucap Yoongi pada benda pipih yang sedang terhubung dengan seseorang

"Nee hyung" Yoongi memutuskan panggilan dan akan masuk kedalam ruangan Jimin namun saat akan membuka pintu sebuah isakan menghentikan pergerakannya.

"Tolong jangan tinggalkan aku Jim, bagaimana aku akan menjalani hari-hari tanpamu hiks..
Kau sudah berjanji padaku untuk tidak menyerah jadi kau harus menepatinya kau mengerti hiks..." Hati Yoongi merasa sakit mendengar isakan yang dia tau suara itu milik Taehyung, Yoongi sangat tau bagaimana persahabatan mereka berdua bahkan mungkin Jimin lebih dekat dengan Taehyung daripada dengannya, jika saat ini Yoongi benar-benar takut dan merasa sakit melihat keadaan Jimin maka bayangkan saja apa yang sedang Taehyung rasakan, mungkin dia merasakan rasa sakit yang dua kali lipat.

Yoongi tidak jadi masuk kedalam, dia memutuskan untuk pergi dan memberikan waktu pada Taehyung untuk bersama dengan Jimin.

"Jimina" lirih Taehyung masih terus menatap wajah Jimin

Taehyung sudah mati-matian mencoba menahan isakannya namun isakan itu selalu berhasil lolos dari bibirnya.

Jimin menyerngitkan dahinya dan mulai mengerjap saat telinganya menangkap isakan dari seseorang, Jimin membuka matanya dan dilihat Taehyung yang kini sedang menangis seraya menatap lantai.

"Taehyung-ah" Taehyung mendongak saat mendengar namanya dipanggil "kau kenapa Tae? Kenapa menangis?" Tanya Jimin khawatir, bukannya menjawab Taehyung justru semakin keras menangis. Jimin panik dan langsung bangun kemudian langsung memeluk Taehyung

"Tenanglah Tae" ucap Jimin seraya mengelus punggung Taehyung

"Jangan tinggalkan aku Jim" lirih Taehyung
dan itu membuat Jimin paham bahwa penyebab Taehyung menangis pasti ada hubungannya dengannya.

"Aku tidak kemana-mana Tae" bukannya tenang Taehyung justru semakin terisak dan mempererat pelukannya pada Jimin

"Taehyung-ah" panggil Jimin pelan
"menangislah sebanyak yang kau mau hari ini tapi setelah itu berjanjilah padaku bahwa kau tidak akan lagi menangis hanya karna diriku"

"Tae, kau tau aku benci melihatmu menangis karna itu juga menyakitiku jadi kumohon jangan lagi menangis setelah hari ini" Taehyung hanya menggeleng dalam pelukan Jimin

Jimin menghela nafas, dia tau tidak mungkin Taehyung akan mendengarkan permintaan konyolnya itu.dia tau sesensitive apa Taehyung tentang dirinya itulah kenapa dia sangat mengkhawatirkan Taehyung bahkan lebih dari pada dia mengkhawatirkan hyung-hyungnya.
.
.
.
.
"Yoon kau disini? Bukannya tadi kau bilang ada urusan" tanya Seokjin saat Yoongi masuk keruangannya

"Tidak jadi Hyung" Yoongi melemparkan tubuhnya pada sofa yang ada didalam ruangan Seokjin, rasanya dia sangat lelah secara tubuh dan juga pikiran

"Ada apa Yoon? Kau terlihat sangat kelelahan"

It's sadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang