24

497 74 4
                                    

"Dasar sampah." Celetukan Carmel, membuat atensi Jaemin teralih dari Mark.

"Siapa? Oh, jadi kau juga punya orang kedua, seperti Wren?"

"Aku tidak semurahan dirimu yang mau jadi orang kedua." Jaemin sontak melotot mendengar jawaban Carmel.

"Kau pikir hanya wanita yang bisa disebut murahan? Pria juga bisa!"

Sekarang Mark yang takut Carmel akan bertengkar dengan pria di depannya. Melihat dari kilatan matanya, sepertinya ia jauh lebih marah darinya.

"Jangan terlalu galak, kau terlihat sebaya denganku, mungkin kita bisa berteman?"

Mark meraih kerah baju Jaemin dengan satu tangannya, mendorongnya menjauh dari Carmel, sambil memelototinya.

"Jangan berani-berani kau sentuh istriku!" Seru Mark.

Mulut Jaemin membulat. "Ohh... dia istrimu? Seusiaku sudah menikah, bukankah itu terlalu muda?"

"Apa urusannya denganmu, hah? Lebih baik menikah muda, daripada menghamili seseorang, tapi tidak mau bertanggungjawab!"

Jaemin menghempaskan tangan Mark, kemudian mendorongnya.

"Tahu apa kau?" Desisnya.

"Kau juga tahu apa, hah? Brengsek!"

"Aku tahu kau menikahi istrimu sekarang, untuk pelarian setelah dikhianati Wren!"

Mark hampir memukul Jaemin, namun kali ini bukan Carmel yang menahannya, melainkan Jeno. Tadi ia tidak sempat mengejar Mark dan Carmel, untuk bertanya ada apa. Jadi ia menyusul dengan mobilnya bersama Iliana.

Jeno yang tenaganya lebih besar dari Mark maupun Jaemin, mencengkeram kedua kerah baju mereka hanya menggunakan satu tangan, lalu menyeret mereka keluar dari area rumah sakit.

Sementara itu Carmel melihat reaksi Wren yang aneh saat melihat Iliana, begitu pun dengan Iliana, yang tampak terkejut dan mematung saat melihat Wren.

Belum sempat Wren membuka mulut, ia merasa perutnya sakit lagi, hingga hampir terduduk di tanah, namun Carmel dan Luna dengan sigap menahan tubuhnya.

"Wren, kau dirawat dulu sementara di rumah sakit ya?" Kata Carmel.

"Tidak usah, aku baik-baik saja, kata Dokter ini bukan pendarahan serius," jawab Wren.

"Aku tahu Dokter menyuruhmu menginap semalam di rumah sakit. Jangan membantah Dokter, dan buat peraturan sendiri." Melihat raut wajah serius Carmel, membuat Wren tidak berani membantah.

"Biar aku bantu antar Wren ke kamarnya." Ujar Iliana.

"Dia tampak tidak baik-baik saja saat melihatmu." Kata Carmel dengan raut wajah dinginnya. Pasti ada sesuatu yang terjadi.

"Eumm... ya, itu alasannya aku ingin bicara dengannya," jawab Iliana, sembari menggosok kedua tangannya, untuk menghilangkan gugup dari tatapan menghunus Carmel.

Carmel beralih melihat Wren yang diam dengan kepala sedikit tertunduk.

"Tidak apa-apa? Iliana ingin bicara denganmu," ucap Carmel.

"Iya, tidak apa-apa." Karena jawaban Wren demikian, Carmel pun mempersilahkan Iliana untuk membantu Luna, membawa Wren kembali ke dalam rumah sakit.

Ia sendiri memutuskan menyusul Jeno, Mark dan Jaemin, yang kini berada di depan pagar rumah sakit.

Melihat kehadiran Carmel, ketiganya menoleh ke arahnya.

Jaemin melipat kedua tangannya di depan dada, melihat Carmel dengan sudut kiri bibir terangkat.

Caramel | Mark Lee ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang