ALSHEILA || PART 50

685 45 6
                                    

Jgn lupa vote dan komennya di setiap paragraf ya!
HAPPY READING!

•••

Sheila menatap bunga mawar merah yang dia dapat dari mansion Reygan, dia tersenyum tipis menatapnya. Tangan Sheila memainkan bunga mawar merah yang ada di tangannya.

"Sifat Tante Alena memang baik, seperti bunga mawar ini,"ucap Sheila pelan.

Sheila terdiam sebentar menatap datar mawar merah  berduri di tangannya itu dengan 1 tangan yang mengambil satu persatu bunganya.

"Tapi bisa saja durinya menancap sebagai seorang pembunuh."

Sheila menatap Gara yang berdiri di depannya dengan tatapan datar. Sheila mengangguk pelan menyetujui ucapan Papanya itu. Dia tahu maksud ucapan Gara.

"Grandpa mu lusa akan datang,"beritahu Gara.

"Lusa?"tanya Sheila.

"Iya, lusa,"balas Gara.

Sheila mengangguk singkat. Lalu dia meletakan bunga mawar merah yang ada di tangannya di meja. Sheila mengambil Hanphonenya yang ada di meja dan membuka aplikasi room chat. Dia mengetikan pesan ke Sarga dan yang lainnya.

"Dapat dari mana bunga mawar ini?"tanya Gara mengambil bunga mawar merah yang ada di meja.

"Mansion, Reygan,"balas Sheila.

Gara mengangguk pelan dan menatap bunga mawar merah yang ada di tangannya. Gara menatap intens bunga mawar merah yang ada di tangannya.

"Mereka bertiga ada dimana?"tanya Gara.

"Dikamar mereka,"balas Sheila.

Gara mengangguk singkat, dia meletakan bunga mawar merah di meja dan menatap Sheila yang sedang bermain Hanphone dengan tatapan datar.

"Nona, bunga mawar yang anda minta."

Sheila menatap Bagas yang membawa 20 tangkai bunga mawar merah di tangannya. Lalu dia mengambil bunga mawar merah yang ada di tangan Bagas.

"Terima kasih Bagas. Kau boleh pergi,"ucap Sheila.

"Kalau begitu, saya permisi Nona, Tuan,"pamit Bagas menundukkan kepalanya dan pergi dari depan Sheila dan Gara.

Setelah Bagas pergi, Sheila meletakan bunga mawar itu di meja dan mengambilnya hanya 1 tangkai.

"Kamu menyuruh Bagas buat membeli bunga mawar?"tanya Gara.

"Iya."

"Buat apa?"tanya Gara.

"Kau akan tahu nanti, Papa,"balas Sheila tersenyum kecil.

Gara menggeleng pelan menatap Sheila, dia tahu otak liciknya berasal semua keluarganya. Bahkan sifat Sarga, Bara dan Rean berasal dari keluarga mereka semua. Kejam, bringas dan tidak memiliki hati. Dan semua itu berada di diri mereka berempat.

Sheila menatap Sarga, Bara dan Rean yang sedang menuruni tangga untuk berjalan ke arah mereka berdua. Sheila memainkan bunga mawar merah yang ada di tangannya sambil menatap mereka bertiga.

"Kenapa Queen?"tanya Sarga.

"Lusa tidak jadi,"beritahu Sheila.

"Grandpa datang kan?"tebak Sarga.

"Iya."

Sarga mengangguk singkat, dia menatap bunga mawar merah yang ada di meja. Lalu Sarga mengambil 1 tangkai bunga mawar merah dan menatap intens bunga mawar merah itu.

"Mawar merah berduri,"gumam Sarga tersenyum kecil.

"Hm, Tante Alena menyukai mawar merah,"ucap Sheila.

ALSHEILATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang