Happy reading readers<3
____________________________"Tanam tanam ubi tak perlu di baja orang berbudi kita berbahasa"
"STOP KA BERISIK"
Aku terkekeh saat Lio terganggu gara-gara aku yang bernyanyi "naik kereta api turun di Padang tembak, kalau tak hati-hati kita kan terjebak"
Ku lihat Lio menggeram mengepalkan kedua tangannya, aku membawa Ara berdiri untuk bernyanyi bersama.
"AYO ARA NYANYI BARENG" teriakku.
"Semarakkan hari ini kita nyanyi ramai-ramai, goyang badan gerak kaki laungkan lagu damai"
Aku dan Ara tertawa bersama saat kami bernyanyi dan berjoget mengikuti alunan lagu Upin dan Ipin yang menyala di tv, walaupun umurku sudah 17 tahun aku masih sering menonton kartun.
"DADAAA"
Aku menutup telingaku saat Lio berteriak memanggil dada pasti dia akan mengadu ck dasar anak manja.
Aku dan Ara saling melirik menghela nafas hanya Lio saja yang berbeda dari kami, apa gara-gara Lio laki-laki?
"Apa sayang"
Ku lihat dada menghampiri Lio, aku mengerutkan dahiku saat melihat banyak tanda merah di leher dada, apa dada habis di kerokin lagi sama mommy?
"Ka Lisa dan Ara berisik"
Dada menoleh ke arahku aku langsung mengalihkan pandanganku ke arah lain "sayang jangan mengganggu adikmu"
Aku memutarkan bola mataku malas pasti dada akan membela Lio gara-gara dia anak laki-laki sendiri di rumah ini, apa aku membuat Lio menjadi perempuan? Tapi bagaimana caranya?
"Kami hanya bernyanyi dada apa salahnya? Benarkan adikku Ara yang paling cantik"
Ara mengangguk dia baru saja berumur 3 tahun hanya Ara saja yang bisa aku ajak kompromi berbeda dengan Lio yang terkesan cuek dan menyebalkan.
"Ada apa ini?"tanya mommy yang baru saja datang.
Mataku tidak sengaja melihat tanda merah yang persis seperti di leher dada apa mereka habis saling kerokan?
"Lio kamu belajar di kamar saja ya" ucap dada.
Lio mengangguk dia membawa beberapa buku di tangannya lalu masuk ke dalam kamar syukurlah dia masuk jadi tidak akan menggangguku untuk bernyanyi lagi.
"Dada sama mommy abis kerokan?"tanyaku.
"Iya sayang kita masuk angin...jaga adikmu ya, dada sama mommy mau ke kamar dulu" ucap mommy.
Aku hanya mengangguk dan kembali menonton serial kartun Upin dan Ipin bersama Ara bahkan kami berjoget dan bernyanyi kembali.
Setelah serial kartun yang aku tonton selesai aku masuk ke dalam kamar ku rebahkan tubuhku di ranjang aku meraih bingkai foto yang di mana fotoku dan sahabatku.
Sekarang Nini apa kabar ya?
Sudah bertahun-tahun lamanya semenjak Nini pergi dan menetap di luar negri kami benar-benar hilang kontak aku selalu merindukannya karna hanya dia sahabat pertamaku.
Ku usap bingkai fotoku bersama Nini pada saat kita berumur 7 tahun, aku berharap Nini kembali lagi ke Indonesia walaupun harapanku mungkin kecil. Pasti sekarang Nini sudah memiliki pacar tapi ntahlah, yang ku dengar Nini pergi ke luar negeri gara-gara mama Amel yang ingin memulai hidupnya yang baru di sana.
Memangnya kalau di sini kenapa? Apa mama Amel memiliki masalah di sini? Sampai-sampai harus pindah?
Ini sudah bertahun-tahun mereka pergi, apa mereka tidak ada niatan untuk pulang?
"Lisaaa"
Aku mengusap wajahku dengan kasar ketika mommy memanggilku, rasanya aku enggan sekali untuk bangun dari tempat tidurku yang sudah sangat terlalu nyaman untuk tubuhku terbaring. Dengan malas aku melangkahkan kakiku untuk menghampiri mommy di luar, baru saja aku merebahkan tubuhku sudah di panggil ck menyebalkan sekali, pasti aku akan di suruh.
Ku lihat dada dan mommy sedang duduk bersama sembari berpelukan apa mereka tidak malu di lihat anaknya?
"Why mommy?"
Mommy menoleh "belikan mommy martabak"
Aku menghela nafas rasanya aku malas untuk pergi keluar mending di rumah rebahan, bahkan aku belum menyelesaikan tugas sekolahku gara-gara tanganku yang malas memegang pena.
"Mommy suruh dada saja aku lagi malas"
"Sebentar saja sayang mommy masih ingin bersama dada"
"Yup pergilah sayang" ucap dada.
"Aw Lyra sakit"
Ku lihat dada mengigit leher mommy "apa kalian tidak malu bermesraan di ruang tamu? Lihatlah Ara aja memperhatikan kalian" ucapku.
"Sudah sudah Lisa pergilah belikan mommymu martabak" ucap dada.
Aku menghela nafas aku mengambil kunci motor milik dada setelah itu berjalan keluar "kakak Ara ikut"
Aku memberhentikan langkahku aduh kalau dia ikut pasti tidak bisa diam "no, diam di rumah"
Ku lihat Ara melengkungkan bibirnya ke bawah, oh yampun "Lisa ajak saja adikmu tapi jangan membawa motor terlalu kencang" ucap mommy.
"Yayaya baiklah ayo ikut"
Sedari tadi di motor Ara terus tertawa dengan aku yang membawa motor dengan sangat kencang sejujurnya lebih seru membawa motor dengan kecepatan penuh.
"Kakak pelan-pelan" teriaknya.
"Tidak bisa biar cepat sampai ke tukang martabak"
Cekitttt
Aku bernafas lega saat motorku tidak mengenai bodi mobil seseorang yang tiba-tiba mengerem mendadak di depanku. Ku lihat seorang perempuan turun dari mobil mengenakan sebuah kacamata hitam, masker dan juga topi padahal cuaca tidak panas untuk apa dia memakai topi?
Perempuan itu berjalan ke arahku sembari membuka maskernya "apa kamu sudah gila? Aku melihat kamu membawa motor sangat kencang itu berbahaya...apa lagi kamu membawa anak kecil"
Aku mengerutkan dahiku what the fuck dia menyalahkanku?
"Mohon maap ni ya mbak...lebih bahaya mbak yang berhenti mendadak saat di belakang mbak ada kendaraan yang melaju, untung saja saya mengerem"
Ku lihat ia langsung terdiam, aku malas sekali harus berhadapan dengan orang gila lebih baik aku membeli martabak untuk mommy setelah itu pulang.
Moodku benar-benar hancur!
*********************
GXG STORY !
Masih awal, sebelum baca cerita ini di sarankan untuk baca cerita It's Me terlebih dahulu. Awalanya pasti akan membosankan tapi baca aja dulu lah ya.
Jangan lupa vote dan komennya ya <3
KAMU SEDANG MEMBACA
About Me✓
Teen Fiction[17+] Apa aku akan seperti kedua orang tuaku yang menyukai dan mencintai seorang perempuan? Kenapa kau membuatku jatuh cinta? Kalau pada akhirnya kau meninggalkanku untuk selamanya? ****** Note : GXG STORY! Yang ga suka jangan baca pleaseee!!! Sebel...