Aku berjalan dengan langkah pelan menuju ranjang bu Oliv yang masih betah menutup matanya hingga saat ini. Sudah 3 hari Bu Oliv di rawat tapi sampai sekarang ia belum menunjukkan tanda-tanda untuk sadar.
Ku pegang telapak tangannya yang terasa dingin "Bu segeralah sadar....apakah mimpi ibu sangat indah? Sampai-sampai ibu betah sekali menutup mata"
Aku menghela nafas mendekat wajahku pada telinganya "Bu sadarlah aku menyayangimu" bisikku.
Ceklek
Aku langsung menoleh ke arah pintu saat mama Amel tengah tersenyum berjalan ke arahku "kamu masih di sini Lisa?"
Aku tersenyum mengangguk "iya ma aku menunggu Bu Oliv sadar"
Kurasakan mama Amel mengusap rambutku "kamu tenang saja, kata dokter...Oliv sudah mulai membaik jadi kamu ga perlu khawatir okey? Lebih baik kamu pulang takut orang tuamu mencarimu"
Aku menatap mata mama Amel dengan lekat "apa mama Amel bisa menceritakan padaku kenapa mama Amel dulu bisa menikah dengan dada?"
"Kamu bisa bertanya pada dadamu okey?"
"Tapi kenapa harus dada?"
"Dadamu lebih berhak menceritakan masalalunya padamu, sekarang pulanglah biar mama yang jagain Oliv"
"Baiklah tapi kalau Bu Oliv sudah sadar mama segera hubungi aku ya"
Mama Amel tersenyum mengangguk "baiklah....oh ya titip salam untuk dadamu, bilang padanya aku sangat merindukannya" ucap mama Amel pelan.
Aku terkekeh hanya mengangguk aku pun keluar dari ruangan bu Oliv, langkahku terhenti saat melihat Jennie yang tengah menatap ke arahku aku menghela nafas berlalu melewatinya di depan pintu.
Aku saat ini hanya butuh menenangkan hatiku yang masih terluka di tambah seseorang yang selalu menghiburku harus terbaring di rumah sakit tak berdaya. Aku berharap bu Oliv segera sadar, demi tuhan aku tidak akan memaafkan diriku sendiri sampai terjadi hal lebih buruk padanya.
"Lili"
Aku memberhentikan langkahku saat mendengar suara yang ku kenal memanggil diriku, aku pun berbalik menatap Jennie yang tengah menatapku dengan mata berkaca-kaca.
"Lili ak....-"
"Kamu tenang saja Jen, aku akan berusaha membuang perasaan aneh ini padamu....ya walaupun sulit aku akan tetap mencobanya sesuai keinginanmu"
Aku pun meninggalkan Jennie yang terdiam di koridor rumah sakit, sekarang aku hanya ingin fokus untuk kesembuhan Bu Oliv yang sudah menyelamatkan nyawaku.
Brugh
"Awww"
Aku terjatuh saat seseorang menubrukku "maaf nak saya ga sengaja"
Perlahan aku bangun aku menatap wajah seorang pria yang ku kenal, bukan kah dia pria yang waktu itu di mall?
"Maaf apa kamu baik-baik saja?"tanyanya.
"Iya saya baik-baik saja om, bukan kah om yang waktu itu di mall?"
Ku lihat pria itu mengerutkan dahinya menatapku dengan lekat "oh ya saya baru inget kamu yang bersama Oliv bukan?"tanyanya aku hanya mengangguk.
"Pantas saja, maaf ya saya ga sengaja dan saya lagi buru-buru saya tinggal dulu"
Ku lihat pria itu berjalan setengah berlari ke dalam rumah sakit, apa dia mau menjenguk Bu Oliv? Berarti ia akan bertemu dengan Jennie dan mama Amel?
******
"Lisa ini buat kamu"
Aku menatap Justin yang tersenyum sembari menyodorkan sebuah coklat Silverqueen padaku "ga usah Justin aku ga doyan coklat"
"Ayolah terima pleaseee..."
Aku menghela nafas aku pun menerima coklat pemberian cowok sinting ini "apa kamu nanti ada waktu?"
"Memang kenapa?"
"Aku mau ajak kamu jalan-jalan ke taman"
"Maaf Justin nanti aku mau ke rumah sakit menjenguk Bu Oliv"
"Ayolah Lisa sebentar aja kamu selalu menolakku, sekali-kali kamu menerima ajakan ku pleaseee....setelah itu kamu baru menjenguk Bu Oliv"
Aku menghela nafas "Iya baiklah"
Ku lirik Justin tersenyum lebar ia pun duduk tepat di depanku yang langsung mengarahkan posisinya mengahadap ke arahku, apa dia stres? Sedari tadi dia terus tersenyum menatapku.
"Lisa kenapa coklatnya di biarkan saja ayo di makan"
"Aku sedang tidak ingin memakan coklat nanti ku makan...sekarang kamu jangan menggangguku Justin"
"Lisa ayolah aku ingin melihat kamu makan dan kamu boleh memberikan sepotong coklatnya padaku"
Aku mengerutkan dahiku menatap Justin, sebenarnya dia ikhlas tidak sih memberikan ku coklat? Kenapa dia ingin sepotong coklatnya yang sudah di berikan padaku?
"Sepotong?"
Justin mengangguk dengan cepat "iya nanti aku menyuapimu dari potongan coklat itu"
"Justin kalau kamu memberikan coklat itu yang ikhlas, kamu tidak boleh memakan cokelat yang sudah kamu berikan padaku"
Ku lihat Justin terdiam menatapku "begitukah? Baiklah nanti aku membelikan kamu coklat lagi tapi aku yang harus menyuapimu ya"
"BIG NO! Kamu kira kita sepasang kekasih?"
"Kita memang sepasang kekasih yang tertunda Lisa"
Kulihat Justin yang tertawa dengan ucapannya, aku langsung berdiri dari dudukku meninggalkan cowok sinting itu yang sedang tertawa sendirian di dalam kelas.
"Memang cowok sinting, gila arghh"
Bugh
Tubuhku sedikit terhuyung saat sebuah bola menghantam kepalaku rasanya kepalaku enyut-enyutan sekarang, kurasakan seseorang memegang kedua bahuku "apa kamu tidak apa-apa Lisa?"tanya Justin aku hanya mengangguk.
"WOI KA ANJING LO"
Aku tersentak saat Justin berteriak ke arah lapangan yang di mana ka Arga dan teman-temannya sedang menatap ke arah kami
"Sorry ga sengaja" teriak ka Arga.
Aku melihat Justin yang melangkah lebar ke arah lapangan dengan tangan yang mengepal. Aku pun langsung berlari menyusul Justin mengabaikan rasa sakit di kepalaku, aku hanya takut mereka bertengkar hebat.
"Apa-apaan ga sengaja?! Gue lihat lo sengaja lempar bolanya bangke"
Bugh
Aku melototkan mataku saat Justin memukul wajah ka Arga hingga terjatuh, beberapa teman ka Arga langsung membantunya berdiri saat ka Arga hendak memukul Justin tapi ia malah terjatuh kembali saat Justin menendang perutnya.
"Yang sopan sama kakel bocah" ucap ka Arga dengan nada tinggi sembari mengusap darah yang keluar dari sudut bibirnya.
"Buat apa gue sopan sama kakel ga tau diri kaya lo yang sengaja celekai adik kelasnya" ucap Justin dengan marah.
Aku hanya terdiam melihat pertengkaran mereka berdua yang saling beradu mulut, kulihat beberapa teman Justin pun datang menghampiri kami.
"Kalau lo liat gue sengaja, kenapa lo ga tolongin dia hah?"
"Lo kira gue pahlawan super apa hah? Yang bisa bergerak dengan cepat untuk melindungi calon istri gue!"
____
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
About Me✓
Teen Fiction[17+] Apa aku akan seperti kedua orang tuaku yang menyukai dan mencintai seorang perempuan? Kenapa kau membuatku jatuh cinta? Kalau pada akhirnya kau meninggalkanku untuk selamanya? ****** Note : GXG STORY! Yang ga suka jangan baca pleaseee!!! Sebel...