14

2.8K 256 16
                                    

Aku mengerutkan dahiku saat melihat dada berjalan mengangkang di susul dengan mommy yang baru saja datang menggunakan daster sembari mengikat rambutnya berjalan ke arah dapur.

"Dada kenapa?"bisikku.

Ku lihat dada melengkungkan bibirnya ke bawah ia menatapku dengan mata yang berkaca-kaca "sakit"

"Sakit apanya dad? Emang semalam dada abis di apain sama mommy?"tanyaku penasaran.

Dada tersenyum "ga di apa-apaain ko sayang"

"Pagi semuanya"

Aku melirik aunty Lola yang baru saja datang dengan pakaian yang sudah rapih "ka bisa ga sih kalau nyalain musik malam itu jangan keras-keras?"ucap aunty Lola.

Aku menatap dada, kenapa aku tidak mendengar dada menyalakan musik dengan keras? Apa gara-gara aku pakai earphone?

"Ya maaf" jawab dada.

Ku lirik mommy dan nenek datang sembari membawa makanan ke atas meja, kenapa wajah mommy masih datar sih? Jadi serem liatnya.

"Mana dua cucu nenek yang lain?"tanya nenek.

"Mereka masih tidur bu" jawab mommy.

"Emang ga sekolah nak?"tanya nenek sembari duduk di kursi.

Ku lirik mommy menggelengkan kepalanya "ngga bu, kata Lio gurunya rapat jadi libur"

Setelah mommy mengatakan itu kami semua mulai makan dengan khidmat sedari tadi aku memperhatikan dada yang sesekali meringis, sebenarnya dada kenapa? Apa jangan-jangan mommy menghukum dada dengan kasar?

"Lisa inget ucapan mommy semalam"

Aku menghela nafas mengangguk "Lisa udah selesai, Lisa berangkat sekolah dulu ya" pamit ku pada semuanya sembari menyalami tangan mereka.

"Hati-hati ya cucu nenek"

Aku tersenyum mengangguk pada nenek, aku pun melangkah keluar sembari menggendong ranselku, hari ini aku harus menjemput bu Oliv lebih dulu andai saja aku tidak mengiyakan ucapan bu Oliv kemarin pasti sekarang aku harusnya menjemput Jennie.

Aku melajukan motorku dengan pelan agar sampai sekolah nanti tepat waktu dan tidak berlama-lamaan dengan Bu Oliv di area parkiran sekolah.

Aku memberhentikan motorku setelah sampai di depan rumah mama Amel tepat di samping sebuah mobil, bukan kah itu mobil ka Arga? Apa ka Arga mau menjemput Jennie?

Aku turun dari motor berbarengan dengan ka Arga yang keluar dari mobil, ku lihat ka Arga mengerutkan dahinya menatapku ia pun menghampiriku "loh Lisa kenapa kamu datang? Kamu mau jemput Jennie? "

Aku langsung menggeleng "ngga ka, aku mau jemput bu Oliv soalnya aku ada perlu"

Ku lihat ka Arga menganggukkan kepalanya kami pun berjalan bersama masuk ke halaman rumah mama Amel, sampai di mana aku melihat bu Oliv dan Jennie berjalan beriringan ke arah kami, aku tersenyum miris saat melihat adegan romantis yang di mana ka Arga memberikan bunga pada Jennie.

Aku melirik Jennie menatapku dengan senyuman lebarnya aku hanya tersenyum tipis padanya, aku pun langsung menggandeng tangan bu Oliv menuju motorku ku lirik Jennie sekilas ia memudarkan senyumannya.

Lagian kalau aku tarik tangan bu Oliv ga mungkin Jennie cemburu kan? Dia saja hanya menganggapku sebagai sahabat jadi mustahil kalau Jennie cemburu, aku menarik bu Oliv agar cepat-cepat bisa pergi ke sekolah aku hanya tidak ingin melihat adegan mereka lebih romantis lagi.

Aku mulai menyalakan motorku dengan Bu Oliv yang sudah duduk di belakang sembari memeluk perutku, aku hanya membiarkannya saja toh kalau pun aku larang Bu Oliv akan tetap memelukku tanpa seijinku.

"Lisa sebentar lagi ujian butuh guru privat ga?"

Aku melirik Bu Oliv dari kaca spion saat ia berbicara sedikit berteriak "ga butuh Bu saya udah pinter ko"

"Pinter apanya nilai kamu masih di bawah rata-rata"

"Itukan saya lagi ga fokus Bu makanya sengaja mengalah untuk yang lain"

"Pokonya aku mau jadi guru privatmu"

"Ko ibu maksa sih?"

"Biarin"

Aku menghela nafas "terserah ibu asal jangan macem-macem selama jadi guru privat saya nanti"

Tubuhku menegang saat kurasakan tangan Bu Oliv memeluk erat perutku sembari mengelusnya, aku melirik kembali Bu Oliv dari kaca spion ia mulai menyanggah dagunya di bahuku sembari tersenyum dan mengedipkan matanya sebelah padaku reflek aku langsung melihat ke depan.

"Kamu lucu kalau lagi salting"

Siapa juga yang salting? Dasar guru aneh.

Aku dan Bu Oliv pun sampai ke sekolah bersamaan dengan datangnya mobil ka Arga, ku lihat ka Arga membukakan pintu untuk Jennie mereka benar-benar terlihat seperti pasangan bahagia aku bisa melihat dari senyuman yang tercetak di bibir keduanya.

"Udah jangan di liat nanti kamu tambah sesek lagi" ucap Bu Oliv.

Aku menghela nafas memang hatiku sudah sesak bagaimana sih Bu Oliv ini.

Aku dan Bu Oliv berjalan beriringan menuju kelas aku tersentak saat tiba-tiba tanganku di pegang aku menoleh menatap Jennie yang sedang tersenyum sembari menggandeng tanganku.

Aku berasa kaya selingkuhnya di saat peran utamanya sedang sibuk.

Aku hanya membiarkan Jennie menggandeng tanganku "Lili miss u...nanti kita jalan-jalan ya"

"Aku ga bisa Jen soalnya aku mau belajar buat ujian"

"Yaudah nanti aku ke rumahmu buat belajar bareng ya"

Aku menggelengkan kepalaku "ga usah Jen aku nanti belajar sama Bu Oliv soalnya dia yang nawarin lumayankan gratis"

"Kamu kenapa sih"

Aku memberhentikan langkahku saat Jennie berhenti, ku lirik Bu Oliv sudah lebih dulu jalan ke arah ruangannya.

"Kamu itu kaya ngejauhin aku tau ga"

Ku tatap mata Jennie yang mulai berkaca-kaca aku menghela nafas "aku ga ngejauhin kamu"

"Semenjak kamu tau aku pacaran sama ka Arga sikap kamu mulai berubah dan aku ga suka kalau sikap kamu kaya gini" ucapnya dengan nada bergetar.

"Maafin aku ya, aku cuma mau kasih ruang buat kamu dan pacarmu"

"Ya tapi ga harus berubah seperti ini, aku seolah pengganggu buat kamu dan kamu seperti sedang menjauhiku"

Aku cuma ga mau terus menerus sesek liat kamu sama ka Arga yang membuat hatiku semakin sakit Jen, apa lagi di saat aku tidak sengaja melihat kejadian yang di mana kalian sedang berciuman itu masih terbayang di pikiranku sampai sekarang.

"Iya aku ga begitu lagi"

"Jangan berubah, aku pengen Liliku yang seperti dulu dan jangan terlalu diemin aku ya....hatiku sesek kalau sahabatku sendiri seperti mencoba menjauhiku"

Sahabat ya? Ya hanya sahabat, andai kamu tau Jen seberapa sesaknya hatiku yang sebenarnya.

"Maafin aku ya"

Aku menghapus air mata Jennie yang mulai menetes dan menggandeng tangan Jennie menuju kelas.

"Lisa"

Aku menghela nafas saat melihat Justin yang memanggilku, apa dia akan menagih jawabanku yang belum sempat aku jawab?

____
TBC

About Me✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang