21

2.7K 291 48
                                    

Aku berlari di sepanjang koridor rumah sakit saat mama Amel mengabariku bahwa Bu Oliv sudah siuman.

Ceklek

Aku membuka pintu aku melihat Jennie, mama Amel dan Bu Oliv yang sedang bersandar pada ranjang melihat ke arahku.

Aku melangkah menuju samping ranjang Bu Oliv yang tengah menatapku dengan senyumannya, aku tersenyum balik memegang tangan Bu Oliv "apa ibu sudah baik-baik saja?"

Ku lihat Bu Oliv menggenggam erat satu tanganku "aku sudah baik-baik saja hanya tubuhku masih lemas"

"Ibu harusnya banyak istirahat karna ibu baru saja sadar, kenapa ibu malah bersandar ke ranjang?"

"Tubuhku ingin bersandar Lisa dan kamu tidak perlu khawatir karna aku sudah baik-baik saja saat melihatmu di sini"

Aku terkekeh dengan ucapan Bu Oliv, ku lirik Jennie yang tengah menyilangkan kedua tangannya melihat ke arah lain sedangkan mama Amel tengah menatapku dengan senyuman.

"Lisa tolong jagain Oliv sebentar ya, mama sama Jennie mau membeli sesuatu dulu" ucap mama Amel aku hanya mengangguk tersenyum.

Mama Amel dan Jennie pun keluar dari ruangan dan sekarang hanya menyisakanku dan Bu Oliv saja di ruangan ini "apa ibu sudah makan?"

Ku lihat Bu Oliv menggelengkan kepalanya "baiklah sekarang ibu makan dulu okey agar cepat sembuh"

"Tapi kamu harus menyuapiku Lisa baru aku mau makan"

Aku mengangguk aku pun mengambil mangkuk yang berisikan bubur di samping ranjangnya, aku mulai menyuapi Bu Oliv hingga bubur tersebut habis setelah itu aku memberikannya obat.

"Lisa"

"Iya Bu apa perlu sesuatu?"

Ku lihat Bu Oliv menggeleng ia perlahan menarikku untuk lebih dekat lagi dengan tubuhnya ia mengalungkan kedua tangannya ke leherku, apa Bu Oliv mulai cabul lagi?

"Aku merindukanmu, apa kamu tau? Aku bermimpi kita menikah dan memiliki 2 anak"

"Bu itu cuma mimpi yang ku tau mimpi itu hanya sebuah bunga tidur yang tidak akan menjadi nyata"

"Kalau aku membuatnya menjadi nyata apa kamu mau?"

Aku terdiam sesaat "aku sedang tidak ingin membahas itu Bu, apa kepala ibu yang di perban masih sakit?"tanyaku mengalihkan pembicaraan.

Ku lihat Bu Oliv melengkungkan bibirnya ke bawah, kenapa Bu Oliv menjadi menggemaskan sekali sekarang?

Cup

Mataku melotot saat Bu Oliv tiba-tiba mencium bibirku, tukan tukan Bu Oliv mulai cabul lagi.

Brak

Sontak aku melepaskan ciumannya saat mendengar pintu di buka dengan kasar, aku menoleh melihat Jennie yang tengah menatap ke arah kami dengan tatapan datar ia berjalan mengambil tasnya setelah itu ia berlalu pergi lagi.

"Pasti Jennie melihat kita berciuman Lisa"

Aku menghela nafas "lagian si ibu main nyosor aja baru juga sadar main cium-cium aku"

"Gapapa biarlah Jennie melihatnya kalau bisa dia melihat kita sedang bermain ranjang"

"Ibu mulai mesumnya"

Ku lihat Bu Oliv tertawa pelan "aku cuma mesum sama kamu doang tau, apa kamu mau bermain ranjang bersamaku?"

Aku melepaskan tangan Bu Oliv yang melingkar di leherku "teruntuk Bu Oliv yang terhormat tolong bersihkan pikiran kotormu dari otak ibu okey? Ibu lagi sakit pun masih sempat-sempatnya berpikir kotor"

Ku lihat Bu Oliv hanya tersenyum sembari mengigit bibirnya, ceritanya dia mau menggodaku?

Aku tersentak saat Bu Oliv menarikku dan melingkarkan tangannya di pinggangku dengan erat.

"Aku benar-benar mencintaimu Lisa"

******

Perlahan aku membantu Bu Oliv turun dari mobil, sudah hampir seminggu Bu Oliv di rumah sakit dan baru sekarang dokter mengijinkan Bu Oliv pulang. Harusnya Bu Oliv tinggal di rumah sakit beberapa hari lagi untuk pemulihan di bagian kepalanya tapi Bu Oliv keras kepala yang meminta untuk pulang saja.

"Bu hati-hati melangkahnya" ucapku sembari memegang bahunya dengan tangan Bu Oliv yang melingkar di pinggangku.

Aku sudah menawarkan diri untuk menggendong Bu Oliv tapi ia menolaknya, lantaran Bu Oliv takut badanku yang kurus ini patah saat menggendongnya.

Bu Oliv belum tau saja, tubuhku memang kurus tapi tenagaku kuat dua kali lipat aku saja pernah menggendong Jennie mengelilingi taman pada saat sedang berolahraga pagi.

Sampai di dalam kamarnya aku membantu Bu Oliv untuk terduduk dan menyender ke ranjang dengan ia yang sedari tadi tidak melepaskan pegangan tanganku.

"Bu lepaskan dulu tanganku"

Bu Oliv menggelengkan kepalanya dengan cepat ia malah menarikku agar terduduk di sisinya "kamu menginap di sini okey?"

"No Bu, ibu kan tau besok aku ujian"

"Lalu apa masalahnya? Aku bisa membangunkanmu besok pagi"

"Masalahnya aku hanya takut tidak bisa tidur kalau kita tidur bersama, aku tau apa yang sedang ibu pikirkan sekarang"

Ku lihat Bu Oliv tersenyum ia memeluk tubuhku, kenapa Bu Oliv suka sekali peluk-peluk sih? Bahkan sampai menciumku berkali-kali tanpa seijinku.

"Sekarang kamu yang mulai berfikir kotor Lisa, aku hanya ingin tidur bersamamu sembari memeluk tubuhmu itu saja agar tidurku nyenyak dan kamu harus tau? Saat aku memelukmu aku merasakan sangat nyaman"

Aku hanya terdiam membiarkan Bu Oliv mengoceh sembari memeluk tubuhku, aku bersyukur sekali Bu Oliv bisa sembuh aku takut sekali Bu Oliv pergi selamanya pada saat itu.

Apa aku mulai jatuh cinta pada Bu Oliv? Tapi kurasa tidak, karna cintaku sepenuhnya masih milik Jennie. Mau sekeras apapun aku membuang perasaanku pada Jennie itu akan sulit sekali, apa lagi kita selalu bertemu setiap hari ntah itu di sekolah ataupun di luar sekolah.

Ceklek

Aku menoleh ke arah pintu aku melihat Jennie yang sedang berdiri sembari memegang nampan ia berjalan pelan ke arah kami tanpa ekspresi.

"Aunty mommy menyuruhku untuk mengantarkan makanan"

"Iya Jen taro saja di nakas nanti aunty memakannya"

Ku lihat Jennie menaruh nampan itu di samping tempat tidur Bu Oliv ia menatapku "oh ya Lisa tadi dada menelponku menyuruhmu agar pulang"

Aku mengerutkan dahiku menatap Jennie kenapa dada menelpon Jennie agar aku pulang? Kenapa dada tidak langsung menelponku saja?

Setelah Jennie mengatakan itu ia berjalan ke arah pintu.

Brak

Aku tersentak saat Jennie menutup pintu dengan kencang, dia kenapa sih?

"Apa kamu dan Jennie sudah berbaikan?"

Aku menggelengkan kepalaku menatap Bu Oliv "belum Bu hanya saja saya akan berusaha melupakan perasaan saya pada Jennie sesuai keinginan dia"

"Baguslah aku sudah pernah bilang padamu agar tidak terlalu dalam mencintai Jennie tapi kamu keras kepala, aku ingin membantumu melupakan perasaanmu pada Jennie apa kamu mau?"tanya Bu Oliv.

Aku terdiam menatap Bu Oliv dengan lekat, apa ini saatnya aku harus benar-benar membuang perasaanku pada Jennie?

"Bagaimana caranya Bu?"

"Jadilah kekasihku, aku akan membantumu melupakan perasaanmu itu...do you want to be my girlfriend Lisa?"

"Pleasee....katakan yes"

____
TBC

Maaf ya lama up lagi kurang sehat...see you!

About Me✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang