7

2.8K 245 13
                                    

Sudah 2 bulan berlalu aku dan Jennie semakin dekat bahkan kami sekarang sudah bersahabat dan selama 2 bulan ini juga perasaanku pada Jennie semakin memberontak.

Aku ingin sekali bilang padanya bahwa aku menyukainya tapi aku takut Jennie risih denganku, apa lagi akhir-akhir ini Jennie selalu menceritakan ka Arga padaku yang membuat hatiku sesak.

Jennie benar-benar sudah lupa padaku padahal dulu kita sangat dekat aku bisa mengingat beberapa momen manis yang kita lakukan dulu.

Aku sekarang sedang berdiri di rooftop melihat Jennie dan ka Arga yang sedang bermain bola basket di lapangan mereka benar-benar seperti pasangan.

Sebenarnya aku juga bisa bermain basket hanya saja aku malas menunjukkan kemahiranku untuk bermain di area sekolah.

"Cemburu?"

Aku menoleh ke samping saat melihat Bu Oliv yang sedang menyilangkan kedua tangannya di dada sembari matanya yang melihat ke lapangan.

"Maksud ibu?"

"Kamu cemburu liat mereka kan?"

Aku menggeleng "ngga Bu jangan so tau"

"Aku tidak so tau, tapi aku memang tau...kamu menyukai Jennie kan?"

Aku tidak menjawab pertanyaan Bu Oliv lebih baik aku pergi dari sini dari pada harus berduaan dengan guru itu yang terus mendekatiku bahkan Bu Oliv sudah sering bermain ke rumahku.

"Lisaa"

Aku memberhentikan langkahku ketika Bu Oliv memanggilku "inget satu hal Lisa...kamu akan sakit hati kalau sampai kamu mengungkapkan perasaanmu pada Jennie"

Dasar guru aneh siapa juga yang mau mengungkapkan perasaanku pada sahabatku? Lebih baik aku tidak mengungkapkan apa-apa pada Jennie, aku hanya takut Jennie risih menjauhiku dan aku tidak mau itu terjadi.

Sudah cukup aku dan Jennie berjauhan belasan tahun.

Aku melangkah menuju kelasku karna bel masuk sudah berbunyi aku memberhentikan langkahku ketika melihat ka Arga yang sedang mengelap keringat di dahi Jennie.

Kenapa rasanya aku geram sekali? Ini benar-benar sesak, aku sudah mencoba menghilangkan perasaan aneh ini tapi sulit sekali.

"Lisa"

Aku tersenyum berjalan ke arah mereka berdua saat Jennie memanggilku "aku kelas dulu ya...kamu semangat belajarnya" ucap ka Arga.

Ku lirik Jennie tersenyum mengangguk aku menghela nafas berjalan ke kelas duluan.

Aku membuka buku saat merasakan Jennie sudah duduk di sampingku, aku terdiam saat Jennie menyenggol lenganku dengan bahunya.

Deg

Kurasakan Jennie menyenderkan kepalanya di bahuku demi apapun jantungku benar-benar berdetak sangat kencang hanya dengan Jennie menyenderkan kepalanya pada bahuku.

"Lis tau ga sih kenapa jantungku berdetak kencang saat bersama ka Arga?"

Deg

Apa Jennie jatuh cinta pada ka Arga? Kenapa hatiku sesak saat mendengarnya?

"Lisa"

Aku menoleh saat Jennie menatapku dengan posisi kepala yang masih menyender pada bahuku, jarak kita benar-benar dekat bahkan aku bisa mencium bau parfum Jennie yang berbau strawberry "kenapa diam aja Lis?"

Aku langsung membuang muka "gapapa"

"Kamu belum jawab pertanyaanku loh"

"Jawabanku ga tau Jen"

***

Aku berjalan beriringan dengan Jennie di sisiku menuju si matic sekarang waktunya aku pulang sekolah sudah dari seminggu lalu aku selalu antar jemput Jennie menggunakan motorku walaupun Jennie sempat menolaknya tapi pada akhirnya ia mau aku antar jemput.

Syukurlah dada dan mommy memperbolehkanku kembali untuk membawa motor bulan lalu asal aku tidak membawa motorku terlalu kencang.

"Jennie"

Aku memberhentikan langkahku saat melihat ka Arga datang menghampiri kami "mau pulang bareng aku ga?"

Aku melirik Jennie yang tersenyum mengangguk "Lisa aku pulang bareng ka Arga gapapakan?"

Aku tersenyum tipis sembari menganggukkan kepalaku aku menghela nafas saat ka Arga menggandeng tangan Jennie membawanya ke motor sports miliknya.

Jennie melambaikan tangannya padaku saat ia sudah duduk di jok belakang motor ka Arga aku hanya tersenyum tipis melihat ka Arga yang mulai melajukan motornya.

"Sakit lagi"

Aku menoleh melihat Bu Oliv yang sedang berdiri sembari memegang tasnya "ibu so tau"

Aku kembali berjalan menuju motorku dan menyalakannya kurasakan seseorang duduk di belakangku aku menoleh saat melihat Bu Oliv yang sedang tersenyum ke arahku.

"Bu turun saya mau pulang"

"Kamu anterin aku pulang dulu baru aku bakal turun"

Aku menggeram "ibu kira saya tukang ojek? Ibu turun dong kan ibu bawa mobil"

Tubuhku menegang saat tiba-tiba Bu Oliv memeluk perutku aku melirik sekitar untung saja sudah sepi di parkiran sekolah kalau ramai mungkin semua orang menatap ke arahku dengan tatapan aneh.

Aku langsung melepaskan tangan Bu Oliv yang memeluk perutku "Bu ini di area sekolah"

Aku melirik Bu Oliv menaikan alisnya sebelah "memang kenapa? Apa kalau bukan di area sekolah aku boleh lebih dari sekedar memelukmu?"

Aku mengerutkan dahiku "maksud ibu?"

"Kamu itu lama koneknya malesin ayo jalanin motornya, aku udah lama ga naik motor"

Aku menghela nafas dengan terpaksa aku menyalakan motorku dengan Bu Oliv yang duduk di belakang sembari memeluk perutku.

Seketika sebuah ide muncul di otakku aku tersenyum, aku mulai melajukan motorku dengan kencang kurasakan Bu Oliv memeluk tubuhku dengan erat.

"Aaaaaaa...Lisa jangan kencang-kencang"

Aku terkekeh saat Bu Oliv berteriak aku tetap melajukan motorku dengan kencang tanpa mendengarkan ucapan Bu Oliv yang berkata kasar padaku.

Sampai di mana aku berhenti tetap di depan gerbang rumah Bu Oliv aku tau rumah Bu Oliv lantaran Jennie yang berbicara bahwa dirinya tinggal bersama Bu Oliv, mama Amel dan juga kakek neneknya.

Bu Oliv langsung turun dari motorku "hueekkk"

Aku mengerutkan dahiku Bu Oliv muntah? Cuma gara-gara aku bawa motor kencang? Lemah banget sih.

"Huekkk"

Aku melihat Bu Oliv yang terus menerus muntah duh kan kalau gini jadi ga tega, aku pun turun dari motorku menghampirinya aku membantu Bu Oliv mengeluarkan isi perutnya dari mulut dengan memijat area leher belakangnya.

"Duh Bu masa naik motor aja muntah"

"Hueekkk huekkk"

"Aku tu ga muntah kalau kamu bawa motornya ga terlalu kencang"

Bu Oliv menatapku "maaf Bu saya ga tau ibu bakal muntah"

Aku mengeluarkan freshcare dari tasku lalu memberikannya pada Bu Oliv dia menatapku bingung "pake ini Bu biar ga muntah"

"Kamu ke sekolah bawa gituan?"

Aku mengangguk "iya Bu takut perut dan kepalaku sakit tiba-tiba, dada selalu bilang buat bawa ini"

Bu Oliv tersenyum padaku aku menaikkan alisku sebelah "kenapa?"tanyaku.

"Ternyata kamu perhatian juga ya"

"Ibu jangan gr anggap aja ini buat rasa bersalah saya yang membawa motor terlalu kencang sampai membuat ibu muntah"

____
TBC

About Me✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang