6

3.1K 255 9
                                    

Aku berjalan berdua bersama Jennie dengan susu kotak di tangan kami masing-masing, sekarang aku sedang mengajak Jennie berkeliling sekolah.

"Hay"

Aku memberhentikan langkahku saat melihat kakak kelas yang menghadang dan menyapa kami dengan matanya yang terus menatap ke arah Jennie.

"Murid baru ya?"

"Maaf ya ka aku sama temenku mau lewat" ucapku.

Tapi kakel itu malah tetap berdiri di hadapan kami sembari tersenyum lebar "aku cuma mau kenalan sama dia"

Aku menghela nafas, kenapa aku tidak suka saat kakel itu menatap Jennie?

"Kenalin aku Arga kelas 12" kakel itu seraya menyodorkan tangannya pada Jennie.

Aku melirik Jennie malah tersenyum sembari menjabat tangan kakel itu "aku Jennie ka dari kelas 11"

Ka Arga mengangguk-anggukkan kepalanya "kamu cantik Jennie"

Aku kembali melirik Jennie kenapa pipi Jennie memerah? Apa Jennie blussing?

Ku remas susu kotak di tanganku kenapa rasanya geram dan panas jadi campur aduk kaya gini sih? Rasanya tidak enak.

Aku melangkah duluan meninggalkan Jennie dan ka Arga ntahlah aku tidak suka melihat mereka berdua.

"Lisaa"

Aku mengabaikan panggilan Jennie dan terus berjalan menuju rooftop sekolah, sampai di rooftop aku bisa melihat beberapa siswa sedang bermain bola basket di lapangan.

Aku menghela nafas kenapa aku takut Jennie menyukai ka Arga? Secara ka Arga ganteng apa lagi dia kapten basket siapa yang tidak menyukainya?

"Lisa kamu ninggalin aku"

Aku melirik ke samping yang di mana Jennie sedang menatap ke arahku "kamu kenapa Lis?"

Aku menggelengkan kepalaku "gapapa emang kenapa?"

Ku lihat Jennie menaikkan alisnya sebelah "kenapa kamu jadi ketus gini?"

Aku terdiam aku juga tidak tau, aku ini kenapa?

"Lagi datang bulan?"tanya Jennie lagi aku hanya mengangguk.

Sejujurnya aku sedang tidak datang bulan aku hanya kesal saja pada Jennie yang merespon kakel itu.

"Pantes aja, apa perut kamu sakit?" Aku menggelengkan kepalaku.

"Beneran ga sakit? Kalau sakit kita ke UKS aja biar aku usapin pake minyak kayu putih"

"Ga usah Jen"

"EKHEMM...kenapa kalian di sini?"

Aku dan Jennie sontak berbalik melihat Bu Oliv yang sedang berdiri sambil menyilangkan kedua tangannya di dada, Bu Oliv ini kenapa kaya jelangkung sih?

"Kami lagi cari angin segar Bu" ucapku.

"Apa kalian tidak tau? Bel sudah berbunyi"

Aku mengerutkan dahiku kenapa aku tidak mendengar suara bel masuk?

"Sekarang lebih baik kalian masuk tapi untuk kamu Lisa tetap di sini saya ada perlu sama kamu"

Bu Oliv ada perlu apa denganku?

"Lisa aku duluan ya" ucap Jennie aku mengangguk.

Sekarang hanya ada aku dan Bu Oliv di hadapanku perlahan aku mundur saat Bu Oliv mulai melangkah maju ke arahku "apa kamu menyukai brownies yang aku buat?"

Aku mengerutkan dahiku saat Bu Oliv berkata dengan aku kamu "suka bu, saya ke kelas dulu takut guru udah masuk"

Aku harus menahan kesalku saat lagi lagi tanganku di tahan oleh guru baru itu "apa kamu lupa? Aku ini guru kamu"

"Bu....sekarang kita sedang berada di sekolah jangan panggil 'aku kamu' itu tidak sopan"

Bu Oliv tersenyum menaikan alisnya sebelah "kan aku yang manggil bukan kamu jadi ya fine fine aja, karena aku lebih tua dari kamu jadi ya bebas mau panggil apa"

Aku tersentak saat tiba-tiba Bu Oliv menghimpit tubuhku ke tembok jarak kita benar-benar sangat dekat, apa yang akan Bu Oliv lakukan padaku?

"Aku menyukaimu Lisa"

Deg

"Apa kamu tau? Aku sudah terpesona padamu saat pertama kali kita bertemu tiba-tiba saja jantungku berdetak sangat kencang, aku tau kita sama-sama wanita tapi, aku benar-benar menyukaimu...kalau kamu tidak percaya kamu bisa pegang dadaku"

Kurasakan tangan Bu Oliv membawa tanganku ke arah dadanya yang di mana aku bisa merasakan jantung Bu Oliv yang berdetak kencang.

Perlahan aku menjauhkan tanganku darinya aku mendorong tubuh Bu Oliv dengan pelan tapi Bu Oliv memegang kedua tanganku dengan erat, dia malah semakin mendekat ke arahku bahkan jarak kita benar-benar sangat dekat aku bisa merasakan hembusan nafas Bu Oliv.

"Bu jangan bercanda, kita sama-sama perempuan dan ibu juga guru saya jadi ga pantas ibu menyukai muridnya sendiri"

Setelah aku mengucapkan kalimat itu aku mendorong tubuhnya dengan kasar dan langsung pergi meninggalkan guru baru itu di rooftop, apa dia gila? Bisa-bisanya guruku menyukaiku.

******

Aku merebahkan tubuhku ke ranjang, aku masih memikirkan kata-kata Bu Oliv di rooftop tadi yang membuat perasaanku tidak menentu seperti ini.

"Lisa"

Aku tersenyum saat dada menghampiriku "Apa tadi dada sama mama Amel ngobrol?"yanyaku penasaran.

Ku lihat dada terdiam "iya cuma sebentar...setelah itu dada pulang"

"Dada kenapa Jennie tidak mengingat Lisa ya?"

Kurasakan dada mengusap poniku "mungkin udah lupa kan kamu tau sendiri kalian berpisah sampai belasan tahun"

Aku menghela nafas "tapi sampai sekarang Lisa masih mengingat Jennie"

"Sudahlah perlahan pasti Jennie mengingatmu okey? Jangan sedih kenapa anak dada jadi sedih begini?"

Aku tersenyum menggelengkan kepalaku "Lisa ga sedih...apa Lisa boleh bertanya?"

"Tentu tanyakan saja sayang"

"Dada kenapa jantung Lisa berdetak sangat kencang saat bersama Jennie? Dan kenapa Lisa ga suka kalau melihat Jennie bersama pria lain?"

Dada terdiam ia menatapku dengan lekat "itu namanya kamu cemburu yang artinya kamu sedang jatuh cinta, dada berharap kamu tidak seperti dada dan mommy mu, ya dada tau cinta itu tidak tau akan datang pada siapa"

Jadi aku jatuh cinta sama Jennie?

"Dada cuma mau bilang lebih baik kamu jangan jatuh cinta pada saat kamu masih remaja seperti sekarang, apa lagi dengan sesama jenis. Dada hanya ingin kamu fokus sekolah dulu tanpa memikirkan cinta-cintaan, dada hanya tidak mau kamu merasakan sakit hati Lisa"

Aku juga tidak ingin merasakan jatuh cinta tapi perasaan aneh mulai datang saat aku bertemu kembali dengan Jennie, apa lagi jantungku selalu berdetak kencang saat bersamanya.

Apa aku harus membuang perasaan cinta ini?

"Hey kenapa diam?"

"Dada..Lisa bingung harus bagaimana"

Dada tersenyum memegang kedua pipiku "dada yakin kamu bisa ambil keputusan kamu sendiri ikutin apa kata hatimu okey? Dada bakal dukungan apapun yang kamu lakukan selagi itu yang terbaik buat kamu"

Aku tersenyum mengangguk aku langsung memeluk tubuh dada dengan erat, nyaman itulah yang aku rasakan saat memeluk dada.

____
TBC

About Me✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang