30

2.7K 249 27
                                    

"Kakak...."

Aku tersenyum saat Ara berteriak sembari berlari ke arahku, aku pun berjongkok memeluk tubuh kecil adikku padahal aku baru saja meninggalkannya tiga hari lalu tapi aku sudah benar-benar sangat merindukan bocah ini.

Ku lihat kekasihku langsung mengambil alih Ara untuk menggendongnya, mereka benar-benar sudah sangat akrab semenjak bu Oliv yang sering sekali berkunjung ke rumah.

"Aunty mau ajak Ara jalan-jalan apa Ara mau ikut?"tanya Bu Oliv.

Ku lihat Ara tersenyum lebar sembari mengangguk ia mengeratkan pelukannya ke leher Bu Oliv, aku sangat bahagia sekali ketika keluargaku bisa begitu akrab pada kekasihku.

Kami pun masuk ke dalam rumah untuk menemui dada dan mommy, semoga saja mommy tidak marah gara-gara aku yang baru saja bisa pulang ke rumah.

Ku lihat dada dan mommy yang tengah berpelukan dengan tangan dada yang mengelus perut buncit mommy, sebentar lagi mommy akan melahirkan yang di mana aku akan memiliki tiga orang adik semoga saja adikku yang lahir nanti seperti Ara.

"Dadaaaaa"

Aku langsung berlari memeluk dada dan mommy secara bergantian di susul Bu Oliv yang memeluk kedua orang tuaku.

"Mommy kira kamu lupa buat pulang Lisa" ucap mommy.

"Ck mommy Lisa ga bakalan lupa buat pulang...oh ya dada, aku mau mengajak Ara dan Lio jalan-jalan bersama kekasihku" ucapku sembari menoleh ke Bu Oliv.

Ku lihat dada dan mommy saling melirik "ya baiklah bawa aja kalau perlu bawa yang lama" ucap mommy.

"Lio mana Tan?"tanya Bu Oliv tiba-tiba.

"Lio ada di kamar kamu samperin aja" ucap dada.

Ku lihat Bu Oliv mengangguk ia berjalan ke arah kamar Lio sembari menggandeng tangan Ara, setelah Bu Oliv masuk ke dalam kamar Lio aku langsung duduk di pangkuan dada dan memeluk erat tubuhnya dengan tanganku yang mengelus perut mommy yang semakin besar. Semoga saja setelah adikku yang ini lahir mommy tidak akan mengandung lagi aku hanya tidak tega pada dada yang akan kerepotan nanti.

"Kamu mau adik laki-laki atau perempuan?"tanya mommy.

Aku menatap mommy "aku mau adik kembar mom apa bisa?"

Kulihat mommy tersenyum sembari mencubit pipiku "bisa, tapi mommy dan dada sudah mengcheknya lebih dulu ternyata adikmu perempuan"

"Ck mom kalau sudah di cek kenapa mommy suruh Lisa memilih?"

Ku lihat mommy hanya tersenyum sembari menyenderkan kepalanya di bahu dada sedangkan aku menelusupkan wajahku di curuk leher dada.

Ya Tuhan semoga keluargaku akan terus seperti ini.

"Kakak"

Aku menoleh saat melihat Bu Oliv, Ara dan Lio yang berjalan ke arahku sontak aku langsung berdiri dari pangkuan dada.

"Apa Lio mau ikut Bu?"

Bu Oliv mengangguk "ya tentu lihat saja pakaiannya sudah rapih"

"Baiklah, dada mommy....Lisa ajak mereka jalan-jalan dulu ya"

Kedua orang tuaku mengangguk "hati-hati ya Oliv kalau mereka nakal kamu pukul aja" ucap mommy yang di angguki oleh Bu Oliv.

Aku, Bu Oliv dan kedua adikku pun mulai masuk ke dalam mobil dengan aku yang menyetir syukurlah sekarang aku sudah mahir dalam membawa mobil walaupun aku  biasanya membawa motor.

"Kita akan kemana Bu?"

"Kita bawa mereka ke mall untuk bermain permainan pasti akan seru"

"Baiklah kita ke mall"

Aku pun melajukan mobil milik Bu Oliv menuju mall yang biasa aku dan Bu Oliv berbelanja, semoga saja kedua adikku tidak membuat ulah tapi aku tidak ragu pada Lio, aku hanya ragu pada Ara yang super aktif seperti diriku.

*****

Aku merentangkan kedua tanganku menoleh ke samping saat tidak melihat kekasihku, kemana dia?

Aku mengerutkan dahiku saat melihat pintu pintu balkon apartemen terbuka dengan perlahan aku melangkah seketika aku tersenyum saat melihat Bu Oliv tengah berdiri di balkon.

Grepp

Ku peluk erat tubuhnya dari belakang ia sedikit tersentak saat ku peluk, ia menoleh ke arahku sembari tersenyum. Seketika aku mengerutkan dahiku saat melihat wajah pucat kekasihku.

Kenapa akhir-akhir ini wajah kekasihku semakin pucat?

"Sayang kenapa wajahmu pucat?"tanyaku

Bu Oliv berbalik mengalungkan kedua tangannya di leherku "mungkin aku hanya kecapean gara-gara berkas kantor baby"

"Tapi Bu dari sebulan lalu bahkan dari aku masih SMA aku melihat wajah ibu pucat, dan sekarang malah semakin pucat...apa ibu sakit? Kalau iya aku akan membawa ibu ke rumah sakit"

"Sayang hey aku tidak apa-apa hanya sedikit kecapean saja"

"Baiklah lebih baik ibu jangan berangkat bekerja cukup di apartemen saja bersamaku karna aku tidak akan masuk kuliah"

"Sayang kamu harus tetap berangkat kuliah aku bisa di rumah sendiri"

"Big no Bu aku akan tetap di rumah menemani ibu, oh ya ibu sedang apa pagi-pagi di balkon? Hawa begitu dingin nanti ibu sakit"

Bu Oliv berbalik kembali dengan membawa kedua tanganku memeluk perutnya, aku pun langsung menaruh daguku di bahunya sesekali aku mencium dan mengendus-endus area lehernya yang membuat ia kegelian.

"Aku hanya suka saat melihat matahari terbit, lihatlah matahari yang baru saja terbit begitu indah dan hangat saat menerpa tubuh kita"

"Kalau matahari terbenam apa ibu suka?"

Bu Oliv menggeleng "aku tidak menyukainya sayang karna matahari terbenam itu seperti akan meninggalkan kita sendirian di malam yang akan datang dan malam yang akan datang pastinya akan begitu gelap dan dingin"

"Kalau gelap kan ada bulan dan bintang yang membantu menyinarinya bu"

Kurasakan Bu Oliv mengusap pipiku "ya memang benar tetapi dunia akan tetap gelap tidak terang seperti saat matahari terbit yang perlahan menyinari bumi dan aku tidak sabar untuk melihat matahari terbit di Paris bersamamu sayang"

Aku memeluk erat tubuhnya "aku juga tidak sabar memulai lembaran baru bersama ibu yang selama ini sudah berjuang untukku"

"Aku benar-benar mencintaimu sepenuh hatiku Lisa"

Ku lihat mata Bu Oliv yang berkaca-kaca beberapa air matanya sudah menetes ke pipinya, aku pun langsung menghapusnya dengan jariku.

"Bu jangan mengeluarkan air mata saat bersamaku aku ingin ibu bahagia bersamaku, menurutku air mata adalah simbol kesedihan"

"Ga semua air mata simbol kesedihan sayang, aku mengeluarkan air mataku karna aku begitu bahagia bisa bersamamu sampai saat ini"

Aku tersenyum "aku lebih bahagia Bu bisa memiliki wanita secantik dan sebaik ibu dan yaa.....aku lebih mencintaimu"

"Apa kamu tidak bosan saat aku yang terus menerus mengatakan cinta?"tanya Bu Oliv.

Aku langsung menggeleng "aku ga pernah bosen Bu, setiap ibu mengucapkan kata cinta apa lagi hampir setiap hari ibu selalu mengatakannya lebih dari 10 kali...itu tandanya ibu mencintaiku setiap harinya"

Bu Oliv terkekeh menciumi seluruh wajahku "oh ya sayang aku merindukan adikmu bagaimana kalau kita ke rumahmu? Aku sangat ingin menggendong tubuh mungilnya"

"Baiklah tapi bagaimana kalau besok saja sepulangku dari kuliah?"

"Yasudah lebih baik sekarang kita masuk untuk sarapan aku sudah menyiapkan sarapan untukmu"

"Tapi aku ingin sarapan tubuhmu Bu"

Ku lihat Bu Oliv tersenyum sembari mengigit bibirnya ia mencium bibirku sekilas setelah itu ia menarik tali sport braku masuk ke dalam.

____
TBC

About Me✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang