17

2.6K 261 15
                                    

Aku dan Jennie sekarang tengah berada di rooftop sekolah sedari tadi kami hanya terdiam setelah kejadian yang di mana Jennie terkejut dengan pengakuanku.

"Nini aku tidak tau kalau Bu Oliv menghisap leherku sampai berwarna merah seperti ini"

"Apa kamu tidak berkaca dulu?"

Aku menggeleng "tidak Nini, lagian apa masalahnya? Kan hanya sebuah tanda merah saja"

"Tapi Lili tanda itu di buat sebagai tanda kepemilikan seseorang"

Aku menatap Jennie bingung "maksudmu bagaimana Jen?"

Ku lirik Jennie hanya terdiam sembari menatap ke arah lapangan basket aku menghela nafas "lupakan, aku hanya tidak ingin sahabatku ternodai oleh auntyku"

Aku mengerutkan dahiku menatap Jennie bingung, ternodai?

"Maksudmu?"tanyaku bingung.

Jennie menatapku dengan lekat "aku tidak mau kamu yang polos menjadi rusak gara-gara auntyku"

Jadi Jennie mengira aku masih polos? Astaga aku saja sudah pernah menonton adegan dewasa secara live mana mungkin aku masih polos kan?

"Kenapa Auntyku sampai memberi tanda di lehermu? Apa kamu tidak mencoba untuk menghindar?"

Aku sebenernya ingin mencoba untuk menghindari hanya saja tubuhku benar-benar meremang saat Bu Oliv menyentuh area leherku yang membuatku hanya bisa terdiam tidak berkutik.

"Sudah tapi tubuhku meremang susah untuk menahannya tapi pada akhirnya aku mendorong Bu Oliv untuk menghentikan dia menghisap leherku lebih jauh lagi"ucapku jujur.

Ku lirik Jennie hanya menghela nafas ia mendekat ke arahku memegang leherku mengusapnya dengan tisu basah "apa kamu tidak suka Bu Oliv menghisap leherku?"

Jennie menatapku ia menganggukkan kepalanya "iya aku tidak menyukainya ntahlah kenapa tapi aku tidak suka sahabatku di sentuh oleh orang lain"

"Lalu aku boleh di sentuhnya oleh siapa?"

Jennie terdiam ia kembali menatap lurus ke depan aku menghela nafas saat Jennie tidak menjawab pertanyaanku, aku saja tidak marah saat Jennie berciuman dengan ka Arga di dalam mobil kenapa Jennie tidak menyukai aku di sentuh orang lain?

"Jen jawab pertanyaanku"

"A aku tidak tau pokonya aku tidak menyukai sahabatku seperti di lecehkan oleh orang lain"

Sahabat, sahabat dan sahabat kenapa Jennie berbicara seperti itu terus sih? Seolah dia sedang mengelak sesuatu di balik kata sahabat.

"Apa kalau aku menyukai seorang perempuan kamu tidak kebe...-"

"KEBERATAN! Aku tidak mau kamu menjadi salah jalan Lili seperti kedua orang tuamu"

Aku terdiam saat Jennie memotong ucapanku "memangnya kenapa dengan kedua orang tuaku? Mereka memang salah jalan tapi mereka saling mencintai"

"Lili sudah aku tidak ingin membahas hal seperti itu dan satu lagi aku lebih menyukaimu dengan seorang laki-laki bukan sesama perempuan Lisa" lanjutnya.

"Bukan kah kamu sahabatku? Harusnya kamu mendukungku dengan siapapun Jen termasuk dengan seorang perempuan"

Ku lihat Jennie menatap diriku dengan mata berkaca-kaca "ta-tapi aku tidak menyukaimu dengan seorang perempuan nanti aku sebagai sahabatmu akan tergantikan"

"Jadi itu alasanmu?"tanyaku Jennie mengangguk.

Aku menghela nafas "kalau perempuan itu nanti sahabatku sendiri bagaimana?"

Jennie mengerutkan dahinya menatap diriku "maksudmu?"

Aku menggeleng "tidak ada Jen lebih baik kita masuk ke kelas"

Aku melangkah lebih dulu turun dari rooftop, kenapa serumit ini sih mencintai sesama jenis? Apa lagi yang aku cintai sahabatku sendiri yang tak lain seorang perempuan normal.

******

"Ayo Lisa masuk"

Aku menghela nafas menuruti kemauan Bu Oliv yang akan berbelanja di sebuah mall dengan ia yang sedari tadi menggandeng lenganku.

"Bu cuma sebentar ya saya abis ini mau jalan-jalan sama Jennie"

Kurasakan Bu Oliv semakin mengeratkan pegangannya di lenganku "aku sudah bilang jangan terlalu dekat dengan Jennie kamu pasti nanti akan lebih sakit lagi"

"Saya ga peduli Bu"

"Kamu keras kepala sekali"

Aku hanya terdiam memperhatikan Bu Oliv yang tengah memilih beberapa pakaian aku menghela nafas berkali-kali menahan rasa bosen menunggu Bu Oliv.

"Lisa kemari"

Aku berjalan menuju Bu Oliv yang tengah memegang sebuah Hoodie berwarna biru muda "ini sepertinya cocok untukmu, aku belikan ini untukmu ya"

Aku langsung menggeleng "ga usah Bu, Hoodie saya banyak di lemari"

"Pokonya aku belikan ini untukmu dan sekarang kamu harus memakainya, ambil dan pakai di ruang ganti"

Aku mendengus kesal aku langsung merampas Hoodie yang di sodorkan oleh Bu Oliv aku berjalan ke ruang ganti, percuma aku menolak ataupun berkata tidak pada Bu Oliv pasti berujung ia yang akan tetap memaksa.

Setelah berganti aku langsung keluar memakai Hoodie yang di belikan oleh Bu Oliv, seketika aku mengerutkan dahiku saat Bu Oliv sudah memakai Hoodie yang sama persis sepertiku.

Apa Hoodie ini couple?

"Wow Lisa lihatlah sekarang kita seperti pasangan couple"

"Ini Hoodie couple Bu?"tanyaku.

Bu olive mengangguk "yup ini couple ayo kita jalan-jalan lagi"

"Bu saya cape lebih baik kita pulang aja ya"

Ku lihat bu Oliv menggelengkan kepalanya dengan cepat "NO....aku masih mau jalan-jalan sama kamu ayo"

Ini sudah hampir 2 jam aku berada di dalam mall bersama Bu Oliv yang sedari tadi kita hanya berjalan-jalan sembari melihat pernak pernik couple.

Sedari tadi aku gelisah aku takut Jennie sudah menungguku, aku memberhentikan langkahku saat Bu Oliv berhenti aku menatap Bu Oliv bingung, aku mengikuti arah pandang Bu Oliv yang di mana seorang pria tengah memandang ke arah kami.

Siapa pria itu? Apa pacar Bu Oliv?

"Oliv"

Ku lihat Bu Oliv langsung menarik tanganku saat pria itu berjalan menghampiri kami "tunggu please"

Bu Oliv langsung menghentikan langkahnya saat pria tersebut mencegah kami, ku lihat Bu Oliv menatap pria di hadapannya dengan tatapan tajam.

"Jangan muncul lagi di hadapan keluarga kami"

Seketika aku merinding saat mendengar Bu Oliv berkata dengan tegas, ternyata Bu Oliv seram juga ya kalau lagi seperti ini, persis seperti mommy.

"Oliv aku hanya ingin bertemu dengan Amel dan anakku please tolong bantu aku"

Mama Amel dan anaknya? Apa yang di maksud pria ini adalah Jennie? Apa dia ayah dari Jennie? Tapi Jennie pernah bilang padaku bahwa ayahnya sudah tiada.

"Cukup tuan Revan yang terhormat lebih baik anda jangan mengusik keluarga kami lagi"

Aku tersentak saat Bu Oliv kembali menarik tanganku meninggalkan pria itu yang sedang menatap kami dengan mata berkaca-kaca, kenapa aku jadi tidak tega melihatnya seperti itu?

"Bu tadi siapa si?"tanyaku penasaran.

"Ayah dari Jennie"

"Tapi Jennie pernah bilang bahwa ayahnya sudah meninggal Bu"

"Sudahlah Lisa nanti aku ceritakan semuanya lebih baik sekarang kita pulang"

____
TBC

About Me✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang