8

2.7K 246 7
                                    

Perlahan aku mendorong tubuh Bu Oliv yang tiba-tiba menyosor menciumku, kenapa Bu Oliv seperti aunty Lola sih? Sama-sama cabul.

"Ibu kenapa mencium saya?"

"Memang tidak boleh seorang guru mencium muridnya?"

Aku menatap Bu Oliv tajam "ga boleh Bu...saya tau ibu menyukai saya tapi ga seharusnya ibu mencium saya"

Bu Oliv menghela nafas "iya baiklah maaf okey aku cuma ga tahan sama bibir tebal kamu"

"Ibu cabul banget sih asal ibu tau say..."

Tit tit tit

Aku menoleh saat sebuah motor sport datang yang di mana Jennie dan ka Arga datang, bukan kah tadi mereka lebih dulu pulang dariku? Kenapa mereka baru sampai? Dari mana saja mereka berdua?

"Loh Lisa ko di sini?"

"Tadi Lisa habis anterin aunty pulang Jen" ucap Bu Oliv.

Jennie mengangguk kepalanya dan kembali menatap ka Arga "kakak mau mampir dulu ga?"

Ka Arga menggeleng "ga usah aku langsung pulang aja"

"Yaudah kakak hati-hati di jalan ya"

Ka Arga mengangguk tersenyum lebar menatap Jennie "iya siap aku pulang dulu ya, permisi Bu dan Lisa"

Ka Arga kembali melajukan motornya, aku melirik Bu Oliv yang sedang tersenyum ke arahku "Lisa ayo masuk dulu" ucap Jennie.

"Ga usah Jen aku pulang aja"

Aku berjalan ke arah motorku kurasakan tanganku di pegang aku menoleh saat Jennie menahan tanganku "seriusan ga mau mampir dulu?"tanyanya lagi.

"Iya serius...aku permisi"

Aku menatap Bu Oliv sekilas setelah itu melangkah menuju motorku aku melajukan motorku untuk pulang dengan dadaku yang sesak melihat Jennie dan ka Arga tadi.

Sampai kapan aku memendam perasaanku? Pada sahabatku sendiri? Semakin hari perasaanku pada Jennie membesar dan semakin hari hatiku sakit melihat Jennie bersama pria lain.

Andai aku laki-laki seperti ka Arga mungkin aku bisa menjadikan Jennie kekasihku dan menjadikannya istriku kelak.

******

Aku berjalan masuk ke dalam rumah aku tersenyum saat melihat kedua adikku sedang menonton tv begitupun dengan kedua orang tuaku yang sedang berpelukan di sova.

Aku berharap momen seperti ini terus akan terjadi selamanya pada keluargaku.

"Lisa pulang"

Aku langsung berlari ke arah dada dan memeluknya "kenapa dada doang yang di peluk?"tanya mommy.

"Soalnya dada wangi banget mom...dada pake parfum apa sih?"tanyaku.

Dada tersenyum "masasih wangi? Padahal dada belum mandi dari pagi"

Aku melepaskan pelukanku pada dada "beneran dada belum mandi?" Dada mengangguk.

Aku menutup hidungku "pantesan bau"

Aku pun beranjak menuju kamar "tadi katanya wangi"

Aku memberhentikan langkahku ketika dada berkata sedikit berteriak aku membalikan tubuhku "Lisa tarik lagi kata-kata wanginya soalnya dada belum mandi"

Aku melihat dada menggelengkan kepalanya menatapku aku terkekeh berlari kecil menuju kamarku.

Sejujurnya sudah 2 bulan ini aku belum mengajak Jennie ke rumahku, apa aku mengajak Jennie ke rumah ya? Pasti kalau dia melihat foto kita masih kecil dia bisa mengingatnya.

Aku akan mencoba mengajak Jennie ke rumah besok sekalian aku mengenalkannya kepada keluargaku, apa Jennie akan syok saat tau kedua orang tuaku sesama jenis?

Ceklek

Aku menoleh ke arah pintu "Lisa ikut aunty yuk"

"Kemana aunty?"tanyaku.

"Ikut aja ayo"

Aku menghela nafas "maleslah aunty aku mau tidur aja"

"Pokonya harus temenin aunty...kamu cantik deh Lisa"

Aku memutarkan bola mataku seketika aku tersentak ketika aunty menjatuhkan tubuhnya di atas tubuhku sembari menatapku dengan lekat, apa aunty akan cabul lagi?

"Aunty awasss...berat tau"

Tapi auntyku tidak mau menyingkir ia malah semakin memeluk tubuhku dengan wajahnya yang berada di leherku yang membuatku seketika geli.

"Aunty geli yampun awasss"

Aku mengangkat kepalanya menatapku sambil tersenyum "kamu terlalu polos sayang kalau di anggurin"

Cup

Mataku melotot saat aunty mencium bibirku aku langsung mendorong tubuh aunty ke samping aku pun langsung terduduk dari tidurku.

"Aunty kenapa sering banget cium aku sih?"

"Ga tau suka saja liat reaksi kamu"

Aku memutarkan bola mataku "aku mau mandi dulu aunty gerah"

"Mau mandi bareng ga?"

"Aunty mesum pasti mau liatin tubuhku kan?"

Aku mendengar aunty tertawa "cuma penasaran aja sih"

"Penasaran apanya? Kita sama-sama memiliki dua gunung di tambah memiliki belahan roti"

Plak

Aku meringis saat aunty tiba-tiba menampar bahuku "kamu mulutnya"

Aku menatap aunty "memang bener yang aku bilang kan?"

____
TBC

About Me✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang