15

2.8K 266 20
                                    

Aku merebahkan tubuhku ke ranjang dengan Bu Oliv yang berada di depanku sembari terduduk di atas ranjangku ia akan menjadi guru privateku mulai sekarang, ya walaupun sejujurnya aku tidak mau! Tadinya kami akan mulai belajar di ruang tamu tapi terlalu berisik dengan Ara dan Lio yang sedang bermain jadi mommy menyuruhku dan Bu Oliv untuk belajar di kamarku saja.

"Ayo Lisa mulai belajar"

Aku menghela nafas, yampun rasanya tubuhku tidak ingin bangun "nanti saja ya Bu saya males bangun"

"Bangun ga atau aku perkosa?"

Sontak aku langsung terbangun dengan posisi telungkup menatap tajam Bu Oliv ia malah tersenyum sembari menaik turunkan alisnya menatapku "Bu saya tu malas tau kalau harus belajar, padahalkan saya udah pinter"

"Kamu masih bodoh Lisa...otakmu saja masih lemot"

Aku mendengus pelan saat mendengar ucapannya, aku pun mengambil buku dan pensil dengan malas "nah sekarang coba isi soal yang ini kalau sudah berikan padaku jawabannya"

Apa Bu Oliv kira aku anak SD yang harus pakai guru privat segala? Mana harus ngerjain soal segala kaya bocah SD aja.

"Ibu kira saya anak SD apa? Di kasih soal segala"

"Sudah Lisa kerjakan saja"

Dengan rasa malas aku mulai mengerjakan soal yang di berikan olehnya.

"Sisa 10 detik"

Aku sontak menatap Bu Oliv "ko di waktuin sih Bu?"protesku.

"8 detik"

Aku menggeram kesal saat Bu Oliv hanya tersenyum padaku, apa-apaan coba padahalkan ini bukan ujian kenapa harus di waktuin sih?

"6 detik"

"Bu ko cepet banget sih? Saya aja belum mengisi semuanya"

"Makanya fokus ngerjain jangan liatin wajahku terus, aku tau aku cantik"

Aku menjatuhkan rahangku kebawah melongo mendengar ucapan Bu Oliv, dia gr sekali sih jadi guru.

"Waktu habis"

Aku melihat bukuku yang baru saja terisi 1 jawaban dari 20 soal, itu pun jawabanku juga belum tentu benar "Bu tambahin lagi waktunya saya baru ngerjain 1 soal"

"Tidak ada penambahan waktu, sini bukunya"

Dengan rasa kesal aku memberikan bukuku padanya "yampun Lisa dari 20 soal aja kamu baru mengisi satu dan itu pun jawabanmu salah"

"Waktunya kecepatan Bu...saya ga fokus"

"Kalau aku tambahin waktunya, apa kamu bakal jawab semuanya dengan benar?"

Aku tersenyum mengangguk "tentu saja karna saya itu hanya butuh konsentrasi dan fokus, tanpa adanya waktu"

"Oke aku tambahin waktunya awas aja kalau masih ada yang salah"

Aku mengangguk Bu Oliv mulai memberikan aku waktu 25 menit di ponselnya. Aku pun mulai mengerjakan soal yang di berikan olehnya dengan fokus, aku yakin aku bisa menjawab semuanya dengan benar kalau waktunya lama karna aku bisa sambil berfikir.

Aku terus fokus pada soalnya hingga pada akhirnya aku tersenyum lebar saat semua soal sudah ku isi, aku yakin pasti jawabannya betul semua.

"Bu ini say....-"

Aku terdiam saat melihat Bu Oliv yang tertidur aku melihat waktu di ponselnya baru saja 20 menit Bu Oliv sudah tertidur?

Aku memperhatikan wajah Bu Oliv dengan seksama, ternyata Bu Oliv sangat cantik kalau sedang tertidur seperti ini tidak seperti saat ia sedang terbangun pasti Bu Oliv benar-benar akan sangat menyebalkan.

Aku mengelus pipinya dengan pelan, kenapa wanita secantik Bu Oliv bisa menyukaiku ya? Padahal wajahku di bawah rata-rata, aku dan Jennie saja lebih cantik dia, kenapa Bu Oliv tidak menyukai Jennie saja?

"Maafkan saya Bu...saya belum memiliki perasaan pada ibu, padahal ibu setia menungguku bahkan sampai menghiburku di saat aku sedang patah hati" ucapku pelan.

Ceklek

Aku menoleh ke arah pintu aku melihat Jennie yang tengah berdiri menatapku, untuk apa Jennie datang kemari? Ia mulai berjalan ke arahku sembari matanya yang melihat ke arah Bu Oliv yang sedang tertidur "Jen kamu kesini?"

"Iya kenapa ga boleh?"

Aku turun dari ranjang menghampiri Jennie "ayo ngomong di luar saja"

"Kenapa di luar? Kenapa tidak di dalem saja? Apa gara-gara ada auntyku yang sedang tidur?"

Aku mengangguk "iya Jen takut ke ganggu ayo keluar"

Aku dan Jennie keluar dari kamar menuju tempat duduk yang berada di bawah pohon jambu air tepat di samping rumahku "kamu ngapain kesini?"

"Ya ketemu kamulah emang mau ngapain lagi coba? Apa kedatanganku mengganggumu yang sedang berduaan bersama auntyku?"

Aku langsung menggelengkan kepalaku dengan cepat menatap Jennie "kenapa kamu berbicara seperti itu Jen?"

"Siapa tau saja aku mengganggumu"

Aku hanya terdiam setelah Jennie berbicara seperti itu keadaan menjadi hening, hanya ada hembusan angin yang menerpa wajahku yang membuat suasana menjadi sejuk "kenapa kamu masih belum seperti Liliku yang dulu?"

"Aku masih sama seperti Lili yang dulu Jen"

"NO.....kamu sekarang lebih banyak panggil aku pake Jen bukan Nini lagi, apa lagi sekarang kalau kita sedang berdua kamu lebih banyak terdiam tidak seperti biasanya yang selalu bertingkah aneh yang berhasil membuatku tertawa, tapi sekarang kita seperti orang baru kenal saja"

Aku terkekeh "mungkin sekarang moodku sedang jelek jadi begini, maafkan aku Nini"

Tubuhku menegang dengan jantungku yang kembali berdebar saat Jennie menyenderkan kepalanya di bahuku sembari menyatukan telapak tangan kami bahkan aku bisa merasakan Jennie mengelus punggung tanganku.

"Kamu sahabat aku satu-satunya jangan berubah"

"Nini aku ga berubah"

"Tapi aku ngerasa kamu berubah, bener-bener beda saat tau aku pacaran sama ka Arga"

Aku menghela nafas "sudahlah Nini jangan bahas orang lain aku sedang tidak mood"

Jennie kembali terdiam ia semakin mengeratkan genggamannya di telapak tanganku aku hanya membiarkannya saja "kamu sama siapa kesini?"

"Sama supir tadi, aku pengen jambu"

Aku melihat ke atas yang di mana Jambu airku sudah mulai memerah ya walaupun hanya sedikit karna belum semuanya berwarna merah "yaudah aku manjat kamu di bawah ya"

"Tapi aku mau ikut manjat pengen makan di atas sama kamu"

"Nanti kamu ga bisa turun lagi kaya dulu bahkan buat naik ke atas saja kamu ga bisa Jen"

Ku lihat Jennie mengerucutkan bibirnya aku mencubit gemas pipinya dia langsung tersenyum sembari menundukkan kepalanya, yampun gemes banget sih sahabatku yang satu ini, YA HANYA SAHABAT.

"Ya sudah kamu naik ke bahuku ya, soalnya ga ada tangga"

Jennie mengangguk aku mulai berjongkok memegang pohon jambuku yang tidak terlalu tinggi dengan Jennie yang mulai naik ke bahuku walaupun tubuhku kurus tapi jangan meragukan tenagaku.

____
TBC

About Me✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang