EMPAT

45 5 0
                                    

Pukul 15.00

Bel pulang berbunyi nyaring di seluruh penjuru sekolah SMA AIRLANGGA. Para murid keluar dari kelas masing masing. Kelas 11 IPA 4 telah selesai melakukan ujian Fisika.

Para murid mengumpulkan jawaban ke meja bu.Fika, seorang guru fisika.

Hari ini semua otak murid 11 IPA 4 di buat kerja keras oleh semua mata pelajaran, karena delapan jam pelajaran di buat ujian terus sampai sampai membuat otak seluruh siswa hampir meledak.

Gimana tidak mau meledak karena pelajaran hari ini adalah matematika minat dan wajib, fisika, dan kimia. Pelajaran yang penuh rumus.

"Sebelum pulang. Ke tempat biasa." Ucap Zafran terhadap kelima temannya, dan dibalas anggukan mereka berlima.

Setelah kelas sudah mulai sepi dari murid lainnya, Zafran dan kelima temannya keluar kelas menuju parkiran.

Mereka langsung menaiki motor mereka masing masing dan menjalankan motor menuju Warung Pak Somad, tempat biasa mereka berkumpul setelah pulang sekolah.

Tak butuh waktu lama untuk kesana. Hanya 15 menit waktu yang dibutuhkan dari sekolah.

Motor sport berwarna hitam berhenti di depan warung pak Somad. Zafran turun dari motor dan berjalan memasuki warung dan duduk di tempat yang memang di khususkan untuk mereka berkumpul.

"Pak cik seperti biasa." Ujar Zafran terhadap pak Somad.

"Siap. Segera hadir."

Kelima teman Zafran memasuki warung dan duduk bersama Zafran.

"Gimana, lo udah tembak Karin?" Tanya Devan.

"Belum."

"Buruan tembak gih, keburu di ambil orang lain." Saran Dito.

"Ha, betul kali tu." Sahut Riza.

"Jangan ah, kasian Karin kalo di tembak. Nanti mati, emang kalian mau tanggung jawab." Ucap Doni.

Marchel menghela nafas berat, setelah mendengar perkataan dari Doni.
"Doni, arti nembak itu bukan hanya nembak orang pake pistol dorrr gitu. Yang di maksud Devan adalah nembak itu mengatakan perasaan ke seseorang yang dicintai. Gitu." Kata Marchel menjelaskan.

"Ooo, gitu ya." Tanya Doni dan dibalas anggukan oleh Marchel.

Sabar Marchel, sabaaarrr.......

Doni irawan, merupakan salah satu teman akrab Zafran yang memiliki sifat polos dan lugu. Ia memang berbeda dari temannya yang lain. Ia memiliki rambut keriting dan warna kulit yang gelap.

"Makanan siap!!" Ucap pak Somad sambil menaruh 6 porsi sop iga dan jus buah di meja.

"Makasih pak cik."

Pak Somad mengangguk lalu meninggalkan mereka yang langsung melahap makanan tersebut.

****

Zafran berjalan ke suatu pemakaman yang dekat dengan perbatasan kecamatan.

Ia memasuki pemakaman tersebut dan berhenti di satu makam berwarna putih. Ia berjongkok di pinggir makam dan mengelus batu nisan itu.

"Ma, Zaf kangen sama mama. Zaf kangen sama pelukan mama. Zaf kangen sama suara mama. Zaf kangen sama rasa masakan mama. Ma, mama tau nggak. Semenjak kepergian mama, papa selalu menyakiti aku, lebih parah dari sebelumnya. Ma, aku ingin di sayang layaknya anak. Makasih ya ma, udah menemani Zaf selama 14 tahun ini. Walaupun Zaf penyakitan, mama tetep mau menjaga Zaf. Makasih atas semua nya ma." Zafran memeluk batu nisan ibunya.

"Zafran?"

Zafran melepas pelukan dari batu nisan dan menoleh ke sumber suara. Ia melihat Karin yang sedang membawa keranjang bunga yang kosong sambil memakai pakainan serba hitam.

"Lo ngapain disini?" Tanya Zafran.

"Ziarah ke makam papi." Jawab Karin.
"Lo juga ngapain ke sini?" Tanyanya.

"Kangen mama." Jawab Zafran sambil menoleh ke makam ibunya.

"Ternyata kita sama ya. Kehilangan salah satu orang tua." Kata Karin dan di balas anggukan oleh Zafran.

"Nggak usah sedih, orang tua kita pasti bahagia kok di atas sana. Mama lo dan papi gue sekarang pasti udah di syurganya Allah. Tugas kita di dunia hanya mendoakan mereka saja yang terbaik." Ucap Karin menenangkan Zafran yang mulai berkaca kaca.

Zafran memeluk Karin. Karin sungguh terkejut, tiba tiba saja ia di tarik dalam pelukan Zafran. Ia pun membalas pelukan Zafran. Awalnya ragu, tapi tetap ia lakukan.

"Makasih ya rin. Walaupun lo itu rese tapi lo udah buat gue menjadi tenang." Bisik Zafran.

****
*
*
*

****

ZAFRANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang